Analisis Deskriptif Responden Estimasi dan Pengujian Model Struktural

commit to user 50 b Uji Reliabilitas Uji Reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui tingkat konsistensi terhadap instrumen-instrumen yang mengukur konsep. Reliabilitas merupakan syarat untuk tercapainya validitas suatu kuesioner dengan tujuan tertentu. Untuk menguji reliabilitas digunakan Cronbach Alpha SPSS versi 11.5. Menurut Sekaran 2006, nilai Cronbach Alpha dapat dikatakan reliabel apabila nilainya 0,60. Dengan demikian, prosedur ini memberikan jaminan bahwa datanya memiliki kriteria kelayakan untuk dianalisis dengan metode statistik yang lain.

2. Analisis Deskriptif Responden

Analisis deskriptif adalah gambaran umum tentang responden. Analisis dilakukan dengan megumpulkan dan menyajikan data agar pihak lain dapat dengan mudah memperoleh gambaran mengenai responden dari penelitian ini.

3. Estimasi dan Pengujian Model Struktural

a Asumsi Normalitas Asumsi yang paling fundamental dalam analisis multivariate adalah normalitas yang merupakan bentuk distribusi data pada variabel matriks tunggal yang menghasilkan distribusi normal Hair, 2006. Apabila asumsi normalitas tidak dipenuhi dan penyimpangan data normalitas tersebut besar maka akan mengahsilkan hasil uji statistik yang bias. Normalitas debagi menjadi 2 yaitu: 1 Univariate Normality, dapat digunakan untuk menguji data ordinal maupun continous. commit to user 51 2 Multivariate Normality, hanya dapat digunakan untuk data continous. Untuk menguji asumsi normalitas maka digunakan nilai z statistik untuk skewness dan kurtosisnya. b Asumsi Outliers Dalam analisis multivariate adanya outliers dapat diuji dengan statistic chi square x 2 terhadap nilai mahalanobis distance squared pada tingkat signifikansi 0,001 dengan degree of freedom sejumlah konstruk yang digunakan dalam penelitian Hair, 2006. Outliers adalah observasi yang muncul dengan nilai-nilai ekstrim yang memiliki karakteristik unik yang sangat berbeda dari observasi lainnya dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim baik untuk variabel tunggal maupun variabel kombinasi Hair, 2006. Umumnya perlakuan terhadap ouliers adalah dengan mengeluarkannya dari data dan tidak diikutsertakan dalam analisis selanjutnya. Bila tidak terdapat alasan khusus untuk mengeluarkan outliers, maka observasi dapat diikutsertakan dalam analisis selanjutnya. Outliers dapat dievaluasi dengan nilai mahalanobis distance dengan nilai degree of freedom sejumlah variabel yang dipergunakan dalam penelitian pada tingkat p 0,01. Dalam hal ini variabel yang dimaksud adalah sejumlah item pengukuran pada model. c Evaluasi atas Kriteria Goodness of Fit Dalam analisis SEM, tidak ada alat uji statistik tunggal hipotesis mengenai model Hair, 2006. Tetapi berbagai fit indeks yang digunakan commit to user 52 untuk mengukur derajat kesesuaian antara model yang disajikan. Fit indeks yang digunakan meliputi : 1 Chi Square Tujuan analisis ini adalah mengembangkan dan menguji sebuah model yang sesuai dengan data. Dalam pengujian ini nilai X 2 yang rendah dan menghasilkan tigkat signifikansi yang lebih besar dari 0,05 akan mengindikasikan tidak ada perbedaan yang signifikan antara matriks kovarians data dan matriks kovarians yang diestimasi. Chi square yang bersifat sensitif terhadap sampel yang terlalu kecil maupun yang terlalu besar. Oleh karenanya pengujian ini perlu dilengkapi dengan alat uji lainnya. 2 Goodness of fit indeks GFI. Indeks ini mencerminkan tingkat kesesuaian model secara keseluruhan yang dihitung dari residual kuadrat dari model yang diprediksi dibandingkan data yang sebenarnya. Nilai yang mendekati 1 mengisyratkakan model yang diuji memiliki kesesuaian yang baik. 3 Root Mean Sqare Error of Approximation RMSEA RMSEA adalah indeks yang digunakan untuk mengukur fit model menggantikan chi square statistik dalam jumlah sampel yang besar. Nilai RMSEA ≤ 0,08 mengindikasikan nilai yang baik untuk menerima kesesuaian sebuah model. 4 Adjusted Goodness of Fit Indeks AGFI Indeks ini merupakan pengembangan dari GFI yang telah disesuaikan dengan rasio dari degree of freedom model yang diajukan commit to user 53 dengan degree of freedom dari null model model kontruk tunggal dengan semua indkator pengukuran konstruk. Nilai yang direkomendasikan adalah AGFI ≥ 0,9. semakin besar nilai AGFI maka semakin baik kesesuaian yang dimiliki model. 5 Tucker Lewis Index TLI TLI merupakan indeks kesesuaian incremental yang membandingkan model yang diuji dengan null model. Nilai penerimaan yang direkomendasikan adalah nilai TLI ≥ 0,9. TLI merupakan indeks keesuaian yang kurang dipengaruhi oleh ukuran sampel. 6 Normed Fit Index NFI NFI merupakan indeks kesesuaian incremental. Nilai penerimaan yang direkomendasikan adalah nilai NFI ≥ 0,90. 7 Comparative Fit Index CFI CFI merupakan indeks kesesuaian incremental. Besaran indeks adalah dalam rentang 0 sampai 1 dan nilai yang mendekati 1 mengindikasikan model memiliki tingkat kesesuaian yang baik. Indeks ini sangat dianjurkan untuk dipakai karena indeks ini relatif tidak sensitif terhadap besarnya sampel dan kurang dipengaruhi oleh kerumitan model. Nilai penerimaan yang direkomendasikan adalah CFI ≥ 0,90. 8 Normed Chi Square CMINDF Merupakan ukuran yang diperoleh dari chi sqare dibagi dengan degree of freedom. Indeks ini merupakan indeks kesesuaian commit to user 54 parsimonious yang mengukur hubungan goodness of fit model dan jumlah-jumlah koefisien estimasi yang diharapakan untuk mencapai tingkat kesesuaian. Nilai yang direkomendasikan untuk menerima kesesuaian model adalah CMINDF 2,03,0.

4. Metode Analisis

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN BUDAYA ORGANISASI DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN

0 3 163

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN SUPERMARKET LUWES NUSUKAN DI KOTA SURAKARTA.

0 3 15

HUBUNGAN ANTARA BUDAYA ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KOMITMEN PADA KARYAWAN Hubungan Antara Budaya Organisasi Dan Kepuasan Kerja Terhadap Komitmen Pada Karyawan CV. Griya Computama Surakarta.

0 2 17

HUBUNGAN ANTARA BUDAYA ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KOMITMEN PADA KARYAWAN Hubungan Antara Budaya Organisasi Dan Kepuasan Kerja Terhadap Komitmen Pada Karyawan CV. Griya Computama Surakarta.

0 2 15

ANALISIS PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada Pdam Boyolali.

1 1 14

ANALISIS PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada Pdam Boyolali.

0 1 15

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KEPUASAN KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN DI DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA SURAKARTA.

0 0 8

HUBUNGAN ANTARA BUDAYA ORGANISASI DENGAN KOMITMEN ORGANISASI PADA KARYAWAN HUBUNGAN ANTARA BUDAYA ORGANISASI DENGAN KOMITMEN ORGANISASI PADA KARYAWAN.

0 0 16

PENGARUH MOTIVASI KERJA, KEPEMIMPINAN, DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN Pengaruh Motivasi Kerja, Kepemimpinan Dan Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (Studi kasus pada AJB BUMIPUTERA 1912 Salatiga).

0 1 15

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PERUSAHAAN UMUM DAMRI.

0 0 122