commit to user 12
tidak diharapkan dan juga memberikan umpan balik positif serta promosi bagi kinerja yang baik. Imbalan diberikan pada pengikut
yang dapat menyelesaikan peranan dan tugasnya dengan baik. 2 Management by exception MBE yaitu tingkat perhatian pimpinan
jika terjadi kesalahan atau kegagalan pada bawahan. MBE dibagi menjadi dua yaitu: pertama, aktif MBE dimana pimpinan
mengantisipasi kesalahan yang muncul atau masalah yang timbul; kedua, pasif MBE dimana pimpinan melakukan intervensi jika terjadi
sesuatu yang mendesak atau darurat. Atau dengan kata lain pimpinan mengambil tindakan hanya ketika terjadi penyimpangan atau tidak
tercapainya standar yang telah ditetapkan.
2. Budaya Organisasi
a. Definisi Budaya Organisasi
Budaya organisasi merupakan suatu nilai keyakinan, norma dan perilaku yang dimiliki bersama dalam suatu organisasi Gibson, 2006.
Oleh karena itu setiap organisasi memiliki suatu budaya yang masing- masing berbeda satu sama lain. Budaya organisasi, disamping
kemampuan untuk mengintegrasikan kegiatan sehari-hari karyawan untuk mencapai tujuan yang direncanakan, juga dapat membantu
organisasi beradaptasi dengan baik untuk lingkungan eksternal untuk respon yang cepat dan tepat Draft, 2001.
Menurut Schein 2004 adalah, pola asumsi dasar bersama yang dipelajari oleh kelompok saat memecahkan masalah-masalah adaptasi
eksternal dan integrasi internal, yang telah berfungsi dengan cukup baik
commit to user 13
untuk bisa dianggap absah dan untuk bisa diajarkan kepada anggota kelompok baru sebagai cara yang benar menerima sesuatu, berpikir dan
merasakan dalam hubungannya dengan masalah-masalah tersebut. Dari ketiga pendapat ini, maka dapat dikatakan bahwa budaya organisasi
adalah kombinasi ide, adat-istiadat, nilai suatu organisasi, dan artian bersama yang membantu mendefinisikan perilaku normal bagi setiap
orang yang bekerja di suatu organisasi atau perusahaan. Budaya organisasi dapat juga dikatakan sebagai suatu sistem nilai
dan kepercayaan bersama yang berinteraksi dengan organisasi-organisasi struktur dan system suatu organisasi untuk menghasilkan norma-norma
perilaku. Robbins 2003 menyatakan bahwa, budaya organisasi berawal
dari filosofi pendirinya. Sekali budaya terbentuk, praktek-praktek dalam organisasi
bertindak untuk
mempertahankannya, misal
praktek pengelolaan sumber daya manusia memiliki tiga kekuatan untuk
mempertahankannya suatu budaya, yaitu praktek seleksi, tindakan manajemen puncak, dan metode sosialisasi. Budaya dalam organisasi atau
perusahaan bisa dilihat kuat lemahnya dari intensitas dan sebaran nilai inti organisasi, yaitu nilai primer atau dominan yang diterima dengan baik di
seluruh organisasi itu Robbins, 2003. Dalam organisasi dengan budaya kuat nilai inti organisasi dipegang held secara intensif dan dianut secara
meluas. Makin banyak anggota yang menerima nilai-nilai inti dan makin besar komitmen mereka pada nilai-nilai itu, makin kuat budaya tersebut.
Konsisten dengan definisi ini, suatu budaya kuat akan mempunyai
commit to user 14
pengaruh besar pada perilaku anggota-anggotanya karena tingkat kebersamaan shareness dan intensitas menciptakan suatu iklim internal
kendali yang tinggi atas perilaku. Budaya yang kuat dapat bertindak sebagai suatu pengganti untuk formula karena kemampuannya untuk
meningkatkan konsistensi perilaku. Dari definisi budaya organisasi atau perusahaan menurut Schein
2004 bisa dilihat bahwa, perumusan budaya suatu perusahaan didasarkan pada pengalaman perusahaan tersebut dalam memecahkan
masalah-masalah yang dihadapinya, yang kemudian biasanya menjadi gambaran ideal bagaimana perusahaan menghadapi masalah pada waktu
yang akan datang. Karena masalah yang dihadapi oleh satu perusahaan dan perusahaan lain berbeda, serta berbeda pula gambaran atau
pandangan ideal dari suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya, maka perumusan budaya antar perusahaan pun berbeda pula.
b. Tipologi Budaya Organisasi