commit to user 82
3. Uji Validitas
Tabel IV.8 Hasil Faktor Analisis Setelah Item Tidak Valid Didrop
Component 1
2 3
4 5
6 7
8 9
10 11
tf1 .860
tf2 .838
tf3 .714
tf5 .706
tf9 .673
ts1 .478
ts2 .625
ts3 .761
ts4 .696
br1 .841
br2 .901
br3 .802
mb1 .705
mb2 .725
a1 .834
a2 .864
b1 .833
b2 .861
mv1 .799
mv2 .461
mv3 .831
pp1 .890
pp2 .841
pp3 .860
ks1 .779
ks2 .767
ks3 .594
ks4 .693
ek2 .756
ek3 .682
ek4 .791
ek5 .805
ek6 .691
ek7 .661
in3 .793
in4 .787
in5 .741
Sumber : Data Primer yang diolah, 2010
Tabel IV.8 menunjukkan bahwa semua item pertanyaan telah dinyatakan valid, karena setiap item pertanyaan yang menjadi indikator
masing-masing variabel telah ekstrak secara sempurna dan mempunyai factor loading
≥ 0,40.
commit to user 83
4. Uji Reliabilitas
Tabel IV.9 Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach’s
Alpha Keterangan
Transformasional 0,880
Baik Transaksional
0,793 Baik
Budaya relasi 0,872
Baik Misi budaya
0,732 Baik
Budaya yang adaptif 0,941
Baik Budaya birokrasi
0,931 Baik
Membangun visi
yang di
sharingkan 0,755
Baik Penguasaan personal
0,924 Baik
Kerjasama yang sistematis 0,784
Baik Kepuasan eksternal
0,847 Baik
Kepuasan internal 0,752
Baik
Sumber : Data Primer yang diolah, 2010
Dari tabel IV.10 dapat dilihat bahwa hasil variabel memiliki koefisien Cronbach’s Alpha 0,60, maka seluruh instrumen dari keempat variabel
adalah reabilitas konsistenhandal.
5. Analisis Data
Analisis dalam penelitian ini menggunakan metode statistik Multivariate Structural Equation Modelling SEM. Ada beberapa asumsi
yang harus diperhatikan sebelum melakukan pengujian model struktural dengan pendekatan Structural Equation Modelling yaitu sebagai berikut:
a. Asumsi Normalitas
Syarat yang harus dipenuhi dalam menggunakan analisis SEM yaitu normalitas data. Normalitas univariate dan multivariate terhadap
data yang digunakan dalam analisis ini diuji menggunakan AMOS 16.0. Hasilnya adalah seperti yang disajikan dalam tabel IV.10 berikut ini:
commit to user 84
Tabel IV.10 Hasil Uji Normalitas
Variable min
max skew
c.r. kurtosis
c.r. BR
5.000 15.000
-.243 -1.150
-.290 -.686
MB 3.000
10.000 -.121
-.571 -.380
-.898 BA
3.000 10.000
-.316 -1.493
.628 1.483
BB 4.000
10.000 -.328
-1.549 .090
.213 INTR
8.000 15.000
-.112 -.529
-.635 -1.501
EKS 17.000
30.000 .538
2.544 .210
.497 MV
8.000 15.000
-.229 -1.082
-.369 -.872
PP 8.000
15.000 -.096
-.455 -.966
-2.283 KS
11.000 20.000
.098 .462
-.592 -1.400
TRANF 10.000
25.000 -.381
-1.802 .418
.989 TRANS
8.000 20.000
-.029 -.137
.119 .282
Multivariate 2.813
.963 Sumber: Data primer yang diolah, 2010.
Nilai statistik untuk menguji normalitas tersebut menggunakan z value Critical Ratio atau C.R pada output AMOS 16.0 dari nilai
skewness dan kurtosis sebaran data. Bila nilai C.R lebih besar dari nilai kritis maka dapat diduga bahwa distribusi data tidak normal. Nilai kritis
dapat ditentukan dari C.R skewness dan nilai kritis dari C.R kurtosis di bawah ± 2,58.
Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa angka c.r skewness, c.r kurtosis antara -2,58 sampai +2,58 yang berati data dalam penelitian
ini berdistribusi normal. Nilai cr kurtosis pada multivariate sebesar 0,963 berada diatas batas 2,58, maka secara multivariare bersama-sama
sebaran data variabel masih dikatakan tidak berdistribusi normal. Singgih Santoso, 2007 mengemukakan apabila data berdistribusi
normal, baik secara individu maupun secara multivariate maka pengujian outlier tidak perlu dilakukan. Tetapi dalam penelitian ini peneliti akan
menguji pengujian outlier dengan hasil sebagai berikut.
commit to user 85
b. Evaluasi Outliers
Uji terhadap
multivariate outliers
dilakukan dengan
menggunakan kriteria Jarak Mahalanobis pada tingkat p 0,05. Jarak Mahalanobis itu dievaluasi dengan menggunakan c
2
pada derajat bebas sebesar jumlah variabel indikator yang digunakan dalam penelitian
Ferdinand, 2002. Nilai observasi yang dianggap outliers apabila memiliki nilai p1
dan p2 0,05. Hasil pengujian outlier, menunjukkan hasil terdapat 6 nilai observasi yang memiliki nilai p1 0,05 akan tetapi nilai p2 jauh
berada di atas 0,05 sehingga keenam data tersebut dianggap tidak mengalami masalah outlier nilai outlier masih dapat diterima.
6. Uji Hipotesis
Teknik pengujian hipotesis digunakan untuk menguji hipotesis dan
menghasilkan suatu model yang baik. Untuk mengujinya digunakan path
analysis analisis jalur dengan bantuan program AMOS 16.0.
commit to user 86
5.65
KEPEMIMPINAN TRANS
-.44
e2
1.00 1
TRANF
7.70
e1
.73 1
ORGANISASI PEMBELAJARAN
KS
4.75
e9
1 .00 1
PP
1.66
e8
1
MV
.66
e7
2.51 1
KEPUASAN KERJA
EKS
-3.72
e10
1 .00 1
INTR
1.60
e11
.35 1
1.15
BUDAYA ORGANISASI
BB
.67
e6
1.00 1
BA
.18
e5
1.13 1
MB
1.01
e4
1 .04 1
BR
4.99
e3
.24 1
.54
2 .33 -.02
.47 -.43
2 .02 .10
z1
1 10.15
z2
1
Goodness Of Fit: Chi-square = 222.676
Probability = .000 DF = 38
CM INDF = 5.860 GFI = .799
AGFI = .651 CFI = .772
TLI = .670 RM SEA = .191
.53
Gambar: Structural Equation Model
a. Analisis Kesesuaian Model Goodness-of-Fit
Evaluasi nilai goodness-of-fit dari model penelitian yang diajukan dapat dilihat pada Tabel IV.11 berikut ini:
Tabel IV.11 Hasil
Goodness-of-Fit Model
Goodness-of-fit Indices Cut-off Value
Hasil Evaluasi
Model
Chi-Square c
2
Significance Probability p CMINDF
GFI AGFI
TLI CFI
RMSEA Diharapkan kecil
c
2
dengan DF 38 ≥0,05
≤2,0 ≥0,90
≥0,90 ≥0,95
≥0,95 ≤0,08
222,676 0,000
5,860 0,799
0,651 0,670
0,772 0,191
Tidak Fit Tidak Fit
Tidak Fit Tidak Fit
Tidak Fit Tidak Fit
Tidak Fit Tidak Fit
Sumber : Data primer yang diolah, 2010.
Gambar IV.1: Struktural Model Awal
commit to user 87
Tujuan analisis Chi-Square c
2
adalah mengembangkan dan menguji model yang sesuai dengan data. Dalam pengujian ini nilai c
2
yang rendah dan menghasilkan tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05 akan mengindikasikan tidak ada perbedaan yang signifikan antara
matriks kovarian data dan matriks kovarian yang diestimasi. Chi-Square sangat sensitif terhadap ukuran sampel. Nilai c
2
pada penelitian ini sebesar 222
,676
dengan probabilitas 0,000 menunjukkan bahwa model penelitian yang diajukan tidak fit. Normed Chi-Square CMINDF
adalah ukuran yang diperoleh dari nilai Chi-Square dibagi dengan degree of freedom. Indeks ini merupakan indeks kesesuaian parsimonious yang
mengukur hubungan goodness-of-fit model dengan jumlah koefisien- koefisien estimasi yang diharapkan untuk mencapai tingkat kesesuaian.
Nilai CMINDF pada model ini adalah 5,860 menunjukkan bahwa model penelitian ini fit. Goodness of Fit Index GFI mencerminkan tingkat
kesesuaian model secara keseluruhan yang dihitung dari residual kuadrat dari model yang diprediksi dibandingkan data yang sebenarnya. Nilai
yang mendekati 1 mengisyaratkan model yang diuji memiliki kesesuaian yang baik. Dengan tingkat penerimaan yang direkomendasikan ³ 0,9,
dapat disimpulkan bahwa model memiliki tingkat kesesuaian yang marginal dengan nilai GFI sebesar 0,799. Adjusted Goodness of Fit Index
AGFI adalah GFI yang disesuaikan dengan rasio antara degree of freedom dari model yang diusulkan dan degree of freedom dari null
model. Nilai AGFI dalam model ini adalah 0,651 menunjukkan tingkat kesesuaian yang marginal. Tucker Lewis Index TLI merupakan
commit to user 88
alternatif incremental fit index yang membandingkan model yang diuji dengan baseline model. TLI merupakan indeks kesesuaian model yang
kurang dipengaruhi oleh ukuran sampel. Nilai yang direkomendasikan ³ 0,95, dapat disimpulkan bahwa model menunjukkan tingkat kesesuaian
yang marginal dengan nilai TLI sebesar 0,670. Comparative Fit Index CFI adalah indeks kesesuaian incremental yang membandingkan model
yang diuji dengan null model. Besaran indeks ini adalah dalam rentang 0 sampai 1 dan nilai yang mendekati 1 mengindikasikan model memiliki
tingkat kesesuaian yang baik. Indeks ini sangat dianjurkan untuk dipakai karena indeks ini relatif tidak sensitif terhadap besarnya sampel dan
kurang dipengaruhi oleh kerumitan model. Dengan memperhatikan nilai yang direkomendasikan ³ 0,9, maka nilai CFI sebesar 0,772
menunjukkan bahwa model ini memiliki kesesuaian yang baik. The Root Mean Square Error of Approximation RMSEA adalah indeks yang
digunakan untuk mengkompensasi nilai Chi-Square dalam sampel yang besar. Nilai penerimaan yang direkomendasikan £ 0,08, maka nilai
RMSEA sebesar 0,191 menunjukkan tingkat kesesuaian yang baik. Berdasarkan pengukuran goodness-of-fit di atas mengindikasikan
bahwa model yang diajukan dalam penelitian tidak dapat diterima karena nilai chi-square signifikan atau 0,05 ketentuan mutlak yang harus
terpenuhi dalam model ML sehingga model harus diperbaiki modifikasi model, hasil tersebut diperkuat juga oleh perolehan pengujian
pendukung lainnya dengan kesimpulan tidak fit semua.
commit to user 89
b. Analisis Struktural Setelah Dimodifikasi Model
Dikarenakan nilai chi-square lebih rendah dari 0,05, sehingga perbaikan model harus dilakukan. Adapun hasil modifikasi model adalah
sebagai berikut:
4.04
KEPEMIMPINAN TRANS
.92 e2
1.00 1
TRANF
7.35 e1
.91 1
ORGANISASI PEMBELAJARAN
KS 4.74
e9 1.00
1 PP
1.81 e8
1 MV
.46 e7
2.42 1
KEPUASAN KERJA
EKS -4.13
e10 1.00
1 INTR
1.71 e11
.33 1
1.05
BUDAYA ORGANISASI
BB .77
e6 1.00
1 BA
.04 e5
1.24 1
MB 1.04
e4 1.07
1 BR
5.04 e3
.11 1
.73 2.11
-.03
.54 -.81
2.27 .12
z1 1
9.97
z2
1 .51
Goodness Of Fit: Chi-square = 33.105
Probability = .159 DF = 26
CMINDF = 1.273 GFI = .960
AGFI = .898 CFI = .991
TLI = .981 RMSEA = .045
Gambar: Structural Equation Model Modification Model
.27 2.90
2.25 .31
-.22
-.12 .93
.80 3.94
1.02
1.18 .57
c. Kesesuaian Model Goodness-of-Fit setelah Model Dimodifikasi
Evaluasi nilai goodness-of-fit dari model penelitian yang diajukan dapat dilihat pada Tabel IV.12 berikut ini:
Gambar IV.2: Modifikasi Model Struktural Penelitian
commit to user 90
Tabel IV.12 Hasil
Goodness-of-Fit Model
Goodness-of-fit Indices Cut-off Value
Hasil Evaluasi
Model
Chi-Square c
2
Significance Probability p
CMINDF GFI
AGFI TLI
CFI RMSEA
Diharapkan kecil ≥0,05
≤2,0 ≥0,90
≥0,90 ≥0,95
≥0,95 ≤0,08
33,105 0,159
1,273 0,960
0,898 0,981
0,991 0,045
Fit Fit
Fit Fit
Marginal Fit
Fit Fit
Sumber : Data primer yang diolah, 2010.
Tabel IV.12 menunjukkan ringkasan hasil yang diperoleh dalam kajian dan nilai yang direkomendasikan untuk mengukur fit-nya model.
Seperti yang ditunjukkan dalam tabel di atas, dari delapan persyaratan minimum model fit tujuh terpenuhi oleh hasil pengukuran SEM, kecuali
nilai AGFI yang memiliki nilai marginal akan tetapi pendapat Salisbury 2001; Cheng 2001; Hu 1999; Segars dan Grover 1993
merekomendasikan AGFI minimum ³0,80, sehingga dapat disimpulkan bahwa semua model fit dari 8 persyaratan minimum telah terpenuhi
model fit. Walaupun dalam model Maximum Likelihood ML, hanya mensyaratkan goodness of fit melalui pengujian chi-square saja,
sedangkan untuk pengukuran goodness of fit lainnya apabila sampel diatas 200 menggunakan model selain ML maka harus diikutsertakan
akan tetapi dalam penelitian ini peneliti lengkapi dengan enam pengujian goodness of fit lainnya.
d. Analisis Koefisisen Jalur
Analisis ini dilihat dari signifikansi besaran regression weight model yang dapat dilihat pada Tabel IV.13 berikut ini:
commit to user 91
Tabel IV.13 Regression Weights
Hubungan Variabel Estimate
S.E. C.R.
P
ORGANISASI_ PEMBELAJARAN
--- KEPEMIMPINAN -.035
.021 -1.682
.093 ORGANISASI_
PEMBELAJARAN ---
BUDAYA_ ORGANISASI
.539 .168
3.211 .001
KEPUASAN_KERJA --- KEPEMIMPINAN
.731 .189
3.879 KEPUASAN_KERJA
--- BUDAYA_
ORGANISASI -.811
.498 -1.627
.104 KEPUASAN_KERJA
--- ORGANISASI_
PEMBELAJARAN 2.268
.948 2.393
.017 Sumber: Data primer yang diolah 2010
Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa dari lima jalur yang dianalisis terdapat tiga hubungan positif yang signifikan, terlihat dari
besarnya nilai signifikansi uji hipotesis yang lebih kecil dari 5. Hubungan budaya organisasi terhadap organisasi pembelajaran memiliki
nilai C.R sebesar 3,211 dengan nilai probabilitas sebesar 0,001 0,05 bahkan pada level signifikansi 1. Hubungan kepemimpinan pada
kepuasan kerja memiliki nilai C.R sebesar 3,879 dengan nilai probabilitas sebesar 0,000 0,05 bahkan pada level signifikansi 1. Terakhir
adalah hubungan organisasi pembelajaran pada kepuasan kerja memiliki nilai C.R sebesar 2,393 dengan nilai probabilitas sebesar 0,017 0,05.
Hasil pengujian ini menunjukkan dua hubungan yang dianalisis tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan besarnya tingkat
signifikan 0,05 tingkat kesalahan yang digunakan 5 yaitu: hubungan kepemimpinan terhadap organisasi pembelajaran tidak
berhubungan signifikan, nilai C.R sebesar -1,682 dengan nilai probabilitas 0,093 0,05. Hubungan budaya organisasi tidak
berhubungan signifikan terhadap kepuasan kerja, nilai C.R sebesar -1,627 dengan perolehan nilai probabilitas sebesar 0,104 0,05.
commit to user 92
7. PEMBAHASAN
Berikut adalah pembahasan untuk setiap hipotesis dalam penelitian ini:
a Hipotesis 1 Menyatakan Kepemimpinan berhubungan positif signifikan
pada Pengoperasian Organisasi Pembelajar . Dalam penelitian ini tidak
didukung . Temuan hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemimpinan
belum dapat meningkatkan pengoperasian organisasi pembelajaran p 0,05.
Kebijakan dari pemerintah kota Surakarta pada Dinas Pekerjaan
Umum, di mana untuk setiap periode tertentu dilakukan pergantian tugas
kerja dan memutasi karyawannya sehingga akan berdampak pada adaptasi gaya kepemimpinan di setiap tempat kerja baru, hal ini
menyebabkan pengoperasian organisasi pembelajaran sulit dilakukan karena karyawan harus terlebih dahulu beradaptasi dengan lingkungan
dan gaya kepemimpinan yang ada. Hal tersebut dipertegas hasil
tanggapan responden mengenai pimpinan yang tidak mempertimbangkan hak karyawan dengan baik, menghukum karyawan menggunakan sikap
memihak dan tidak memperhatikan karyawan seperti saudaranya akan cenderung mempunyai tingkat pengoperasian organisasi pembelajar yang
lebih rendah. Semakin meningkat kepemimpinan seorang pemimpin belum tentu dapat meningkatkan pengoperasian organisasi pembelajaran
apabila tidak diimbangi oleh peran serta dari bawahankaryawan. Hasil tersebut tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Chang dan
Lee 2007 berpendapat, perusahaan dengan pengoperasian organisasi
pembelajar yang tinggi datang bersamaan dengan kinerja kepemimpinan yang lebih tinggi pula dibandingkan dengan perusahaan dengan
commit to user 93
pengoperasian yang rendah, hal itu berarti kepemimpinan benar-benar menyebabkan efek signifikan pada pengoperasian organisasi pembelajar.
b Hipotesis 2 Menyatakan Budaya Organisasi berhubungan positif
signifikan pada Pengoperasian Organisasi Pembelajar . Hipotesis yang
diajukan tersebut didukung. Hal tersebut dapat dilihat pada perolehan
nilai p 0,05. Budaya organisasi dalam suatu perusahaan atau organisasi akan sangat menentukan terhadap pengoperasian organisasi
pembelajaran, karena suatu sistem yang telah ada di dalam perusahaan atau organisasi akan ikut menentukan peningkatan pembelajaran
organisasi. Semakin besar perusahaan menekankan sisi kemanusiaan dan rasa hormat kepada setiap anggota seperti sebuah keluarga besar
maka akan meningkatkan proses pengoperasian organisasi pembelajar dalam Dinas Pekerjaan Umum Pemkot Solo, dimana perusahaan sangat
menekankan perkembangan sumber daya manusia, kekuasaannya yang logis adalah loyalitas para pekerja dan kerja sama tim, sehingga
perusahaan diatur dengan baik dan semua karyawan mematuhi kode- kode kerja untuk tugasnya yang pada dasarnya bisa meningkatkan
pengoperasian organisasi pembelajar dalam dinas tersebut. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Chang
dan Lee 2007 yang berpendapat, perusahaan dengan budaya organisasi
yang tinggi
benar-benar menyebabkan
efek signifikan
pada pengoperasian organisasi pembelajar.
c Hipotesis 3 Menyatakan kepemimpinan berhubungan positif pada
kepuasan kerja. Hipotesis ketiga yang diajukan dalam penelitian ini
commit to user 94
didukung p 0,05. Sikap dan gaya kepemimpinan memiliki efek secara
langsung terhadap psikologis karyawan terutama adalah kepuasan kerja karyawan, dengan sikap pemimpin yang adil dan selalu memperhatikan
bawahankaryawan maka karyawan akan cenderung bekerja tanpa merasa terpaksa, tekanan, bahkan merasa dihargai dan dibutuhkan oleh
organisasi, hal
tersebut akan
berdampak sebaliknya
apabila kepemimpinan yang ada dirasakan oleh karyawan tidak adil dan tidak
menghargai atas segala usaha yang telah dilakukan oleh karyawan selama bekerja maka karyawan akan merasa tidak puas dan terpaksa. Hal
tersebut dipertegas dengan hasil tanggapan responden semakin besar tingkat kepercayaan karyawan Dinas Pekerjaan Umum Pemkot Solo
terhadap pimpinannya dalam menyelesaikan suatu kesulitan pekerjaan akan berpengaruh terhadap peningkatkan kepuasan kerja karyawan di
tempat mereka bekerja, Pimpinan yang menghargai karyawan dengan baik, menghukum karyawan menggunakan sikap tidak memihak adil
dan memperhatikan karyawan seperti keluarga akan berpengaruh meningkatkan pada kepuasan kerja karyawan lebih tinggi. Hal tersebut
sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Chang
dan Lee 2007 dalam hasil penelitiannya menemukan, kepemimpinan
menyebabkan efek positif pada kepuasan kerja karyawan tetapi tidak signifikan.
d Hipotesis 4 Menyatakan budaya organsasi berhubungan positif pada
kepuasan kerja.
Hipotesis keempat
tersebut tidak
didukung
p 0,05. Hasil temuan menunjukkan bahwa budaya organisasi belum
commit to user 95
dapat meningkatkan kepuasan kerja karyawan. Seiring dengan kebijakan
pemerintah kota yang menetapkan pergantian tugas atau memutasi secara berkala dalam periode tertentu dimana hal tersebut akan menyebabkan
penyesuaian bagi karyawan atas budaya organisasi yang berlaku pada tempat kerja yang baru. Selain hal tersebut, kekakuan dalam menerapkan
budaya organisasi akan berdampak pada rendahnya kepuasan kerja karyawan. Setiap karyawan memiliki keinginan untuk mendapat
penghargaan dari perusahaan tempat dia bekerja, apabila hal tersebut kurang mendapat perhatian dari pihak perusahaanorganisasi Dinas
Pekerjaan Umum Pemkot Solo maka kecenderungan karyawan tidak akan merasa puas atas keputusan yang dibuat oleh pihak perusahaan.
Dampak yang lebih buruk pada perusahaan yang tidak menekankan perkembangan sumber daya manusia membuat rendahnya loyalitas para
pekerja dan kerja sama tim, sehingga karyawan akan cenderung bersikap pasif dalam bekerja atau rendahnya loyalitas karyawan. Hal tersebut
tidak sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Chang dan Lee 2007 dalam hasil penelitiannya menemukan, budaya
organisasi menyebabkan efek positif pada kepuasan kerja karyawan tetapi tidak signifikan.
e Hipotesis 5 Menyatakan
pengoperasian organisasi
pembelajar berhubungan positif pada kepuasan kerja. Hipotesis kelima dalam
penelitian ini didukung p 0,05. Semakin tinggi tingkat pengoperasian
organisasi pembelajar maka akan semakin tinggi tingkat kepuasan kerja karyawan. Hal ini dipertegas dengan hasil responden bahwa semakin
commit to user 96
besar karyawan Dinas Pekerjaan Umum Pemkot Solo dapat mempercayai karyawan lain sebagai partner kerja atas kesesuaian pendapat maka akan
meningkatkan kepuasan kerja karyawan pada dinas tersebut, sikap pimpinan dapat menetapkan dirinya sebagai contoh yang baik untuk
setiap anggota perusahaan untuk teman sekerja dalam mencapai tujuan kerja, sehingga karyawan dapat secara jelas memahami apa yang menjadi
tanggung jawab atas pekerjaan pada setiap posisijabatannya akan menumbuhkan sikap kepuasan kerja karyawan yang lebih tinggi. Hal
tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Chang dan Lee
2007 dalam hasil penelitiannya menemukan, pengoperasian organisasi pembelajar menyebabkan efek positif pada kepuasan kerja karyawan
tetapi tidak signifikan, namun dimensi-dimensinya seperti membangun visi, penguasaan personal dan kerjasama sistematis tersebut positif dan
signifikan maka akan meningkatkan dimensi kepuasan kerjanya juga yaitu kepuasan internal dan eksternal.
commit to user
97
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Dinas Pekerjaan Umum Pemerintah Kota Surakarta adalah Instansi Pemerintah yang bergerak di bidang pembangunan dan perbaikan infrastuktur
daerah dan bertanggung jawab atas kebersihan kota. Didirikan pada tahun 1947 pada zaman pendudukan jepang. Jumlah karyawan pada instansi ini adalah 150 orang,
dengan 136 pegawai tetap dan 14 pegawai honorer. Berdasarkan penyebaran kuesioner 150 eksemplar, hanya 134 eksemplar kuesioner yang kembali. Maka
berdasarkan 134 responden didistribusikan berdasarkan jenis kelamin bahwa responden terbanyak adalah yang berusia antara 41 sampai 50 tahun sebanyak 69
orang atau 51,5. Distribusi penyebaran kuesioner berdasarkan jenis kelamin 53,0 atau 71 responden berjenis kelamin pria dan 47,0 atau 63 responden berjenis
kelamin wanita. Sehingga jumlah sampel terbanyak adalah responden berjenis kelamin pria. Distribusi penyebaran kuesioner berdasarkan pendidikan terakhir
47,8 atau 64 responden berpendidikan terakhir setingkat S1 adalah yang terbanyak.
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada Dinas Pekerjaan Umum Pemkot Surakarta, mengenai hubungan kepemimpinan, budaya
organisasi, pengoperasian organisasi pembelajar dan kepuasan kerja, maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: