Uji Validitas Uji Reliabilitas PEMBAHASAN

commit to user 82

3. Uji Validitas

Tabel IV.8 Hasil Faktor Analisis Setelah Item Tidak Valid Didrop Component 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 tf1 .860 tf2 .838 tf3 .714 tf5 .706 tf9 .673 ts1 .478 ts2 .625 ts3 .761 ts4 .696 br1 .841 br2 .901 br3 .802 mb1 .705 mb2 .725 a1 .834 a2 .864 b1 .833 b2 .861 mv1 .799 mv2 .461 mv3 .831 pp1 .890 pp2 .841 pp3 .860 ks1 .779 ks2 .767 ks3 .594 ks4 .693 ek2 .756 ek3 .682 ek4 .791 ek5 .805 ek6 .691 ek7 .661 in3 .793 in4 .787 in5 .741 Sumber : Data Primer yang diolah, 2010 Tabel IV.8 menunjukkan bahwa semua item pertanyaan telah dinyatakan valid, karena setiap item pertanyaan yang menjadi indikator masing-masing variabel telah ekstrak secara sempurna dan mempunyai factor loading ≥ 0,40. commit to user 83

4. Uji Reliabilitas

Tabel IV.9 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan Transformasional 0,880 Baik Transaksional 0,793 Baik Budaya relasi 0,872 Baik Misi budaya 0,732 Baik Budaya yang adaptif 0,941 Baik Budaya birokrasi 0,931 Baik Membangun visi yang di sharingkan 0,755 Baik Penguasaan personal 0,924 Baik Kerjasama yang sistematis 0,784 Baik Kepuasan eksternal 0,847 Baik Kepuasan internal 0,752 Baik Sumber : Data Primer yang diolah, 2010 Dari tabel IV.10 dapat dilihat bahwa hasil variabel memiliki koefisien Cronbach’s Alpha 0,60, maka seluruh instrumen dari keempat variabel adalah reabilitas konsistenhandal.

5. Analisis Data

Analisis dalam penelitian ini menggunakan metode statistik Multivariate Structural Equation Modelling SEM. Ada beberapa asumsi yang harus diperhatikan sebelum melakukan pengujian model struktural dengan pendekatan Structural Equation Modelling yaitu sebagai berikut:

a. Asumsi Normalitas

Syarat yang harus dipenuhi dalam menggunakan analisis SEM yaitu normalitas data. Normalitas univariate dan multivariate terhadap data yang digunakan dalam analisis ini diuji menggunakan AMOS 16.0. Hasilnya adalah seperti yang disajikan dalam tabel IV.10 berikut ini: commit to user 84 Tabel IV.10 Hasil Uji Normalitas Variable min max skew c.r. kurtosis c.r. BR 5.000 15.000 -.243 -1.150 -.290 -.686 MB 3.000 10.000 -.121 -.571 -.380 -.898 BA 3.000 10.000 -.316 -1.493 .628 1.483 BB 4.000 10.000 -.328 -1.549 .090 .213 INTR 8.000 15.000 -.112 -.529 -.635 -1.501 EKS 17.000 30.000 .538 2.544 .210 .497 MV 8.000 15.000 -.229 -1.082 -.369 -.872 PP 8.000 15.000 -.096 -.455 -.966 -2.283 KS 11.000 20.000 .098 .462 -.592 -1.400 TRANF 10.000 25.000 -.381 -1.802 .418 .989 TRANS 8.000 20.000 -.029 -.137 .119 .282 Multivariate 2.813 .963 Sumber: Data primer yang diolah, 2010. Nilai statistik untuk menguji normalitas tersebut menggunakan z value Critical Ratio atau C.R pada output AMOS 16.0 dari nilai skewness dan kurtosis sebaran data. Bila nilai C.R lebih besar dari nilai kritis maka dapat diduga bahwa distribusi data tidak normal. Nilai kritis dapat ditentukan dari C.R skewness dan nilai kritis dari C.R kurtosis di bawah ± 2,58. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa angka c.r skewness, c.r kurtosis antara -2,58 sampai +2,58 yang berati data dalam penelitian ini berdistribusi normal. Nilai cr kurtosis pada multivariate sebesar 0,963 berada diatas batas 2,58, maka secara multivariare bersama-sama sebaran data variabel masih dikatakan tidak berdistribusi normal. Singgih Santoso, 2007 mengemukakan apabila data berdistribusi normal, baik secara individu maupun secara multivariate maka pengujian outlier tidak perlu dilakukan. Tetapi dalam penelitian ini peneliti akan menguji pengujian outlier dengan hasil sebagai berikut. commit to user 85

b. Evaluasi Outliers

Uji terhadap multivariate outliers dilakukan dengan menggunakan kriteria Jarak Mahalanobis pada tingkat p 0,05. Jarak Mahalanobis itu dievaluasi dengan menggunakan c 2 pada derajat bebas sebesar jumlah variabel indikator yang digunakan dalam penelitian Ferdinand, 2002. Nilai observasi yang dianggap outliers apabila memiliki nilai p1 dan p2 0,05. Hasil pengujian outlier, menunjukkan hasil terdapat 6 nilai observasi yang memiliki nilai p1 0,05 akan tetapi nilai p2 jauh berada di atas 0,05 sehingga keenam data tersebut dianggap tidak mengalami masalah outlier nilai outlier masih dapat diterima.

6. Uji Hipotesis

Teknik pengujian hipotesis digunakan untuk menguji hipotesis dan menghasilkan suatu model yang baik. Untuk mengujinya digunakan path analysis analisis jalur dengan bantuan program AMOS 16.0. commit to user 86 5.65 KEPEMIMPINAN TRANS -.44 e2 1.00 1 TRANF 7.70 e1 .73 1 ORGANISASI PEMBELAJARAN KS 4.75 e9 1 .00 1 PP 1.66 e8 1 MV .66 e7 2.51 1 KEPUASAN KERJA EKS -3.72 e10 1 .00 1 INTR 1.60 e11 .35 1 1.15 BUDAYA ORGANISASI BB .67 e6 1.00 1 BA .18 e5 1.13 1 MB 1.01 e4 1 .04 1 BR 4.99 e3 .24 1 .54 2 .33 -.02 .47 -.43 2 .02 .10 z1 1 10.15 z2 1 Goodness Of Fit: Chi-square = 222.676 Probability = .000 DF = 38 CM INDF = 5.860 GFI = .799 AGFI = .651 CFI = .772 TLI = .670 RM SEA = .191 .53 Gambar: Structural Equation Model

a. Analisis Kesesuaian Model Goodness-of-Fit

Evaluasi nilai goodness-of-fit dari model penelitian yang diajukan dapat dilihat pada Tabel IV.11 berikut ini: Tabel IV.11 Hasil Goodness-of-Fit Model Goodness-of-fit Indices Cut-off Value Hasil Evaluasi Model Chi-Square c 2 Significance Probability p CMINDF GFI AGFI TLI CFI RMSEA Diharapkan kecil c 2 dengan DF 38 ≥0,05 ≤2,0 ≥0,90 ≥0,90 ≥0,95 ≥0,95 ≤0,08 222,676 0,000 5,860 0,799 0,651 0,670 0,772 0,191 Tidak Fit Tidak Fit Tidak Fit Tidak Fit Tidak Fit Tidak Fit Tidak Fit Tidak Fit Sumber : Data primer yang diolah, 2010. Gambar IV.1: Struktural Model Awal commit to user 87 Tujuan analisis Chi-Square c 2 adalah mengembangkan dan menguji model yang sesuai dengan data. Dalam pengujian ini nilai c 2 yang rendah dan menghasilkan tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05 akan mengindikasikan tidak ada perbedaan yang signifikan antara matriks kovarian data dan matriks kovarian yang diestimasi. Chi-Square sangat sensitif terhadap ukuran sampel. Nilai c 2 pada penelitian ini sebesar 222 ,676 dengan probabilitas 0,000 menunjukkan bahwa model penelitian yang diajukan tidak fit. Normed Chi-Square CMINDF adalah ukuran yang diperoleh dari nilai Chi-Square dibagi dengan degree of freedom. Indeks ini merupakan indeks kesesuaian parsimonious yang mengukur hubungan goodness-of-fit model dengan jumlah koefisien- koefisien estimasi yang diharapkan untuk mencapai tingkat kesesuaian. Nilai CMINDF pada model ini adalah 5,860 menunjukkan bahwa model penelitian ini fit. Goodness of Fit Index GFI mencerminkan tingkat kesesuaian model secara keseluruhan yang dihitung dari residual kuadrat dari model yang diprediksi dibandingkan data yang sebenarnya. Nilai yang mendekati 1 mengisyaratkan model yang diuji memiliki kesesuaian yang baik. Dengan tingkat penerimaan yang direkomendasikan ³ 0,9, dapat disimpulkan bahwa model memiliki tingkat kesesuaian yang marginal dengan nilai GFI sebesar 0,799. Adjusted Goodness of Fit Index AGFI adalah GFI yang disesuaikan dengan rasio antara degree of freedom dari model yang diusulkan dan degree of freedom dari null model. Nilai AGFI dalam model ini adalah 0,651 menunjukkan tingkat kesesuaian yang marginal. Tucker Lewis Index TLI merupakan commit to user 88 alternatif incremental fit index yang membandingkan model yang diuji dengan baseline model. TLI merupakan indeks kesesuaian model yang kurang dipengaruhi oleh ukuran sampel. Nilai yang direkomendasikan ³ 0,95, dapat disimpulkan bahwa model menunjukkan tingkat kesesuaian yang marginal dengan nilai TLI sebesar 0,670. Comparative Fit Index CFI adalah indeks kesesuaian incremental yang membandingkan model yang diuji dengan null model. Besaran indeks ini adalah dalam rentang 0 sampai 1 dan nilai yang mendekati 1 mengindikasikan model memiliki tingkat kesesuaian yang baik. Indeks ini sangat dianjurkan untuk dipakai karena indeks ini relatif tidak sensitif terhadap besarnya sampel dan kurang dipengaruhi oleh kerumitan model. Dengan memperhatikan nilai yang direkomendasikan ³ 0,9, maka nilai CFI sebesar 0,772 menunjukkan bahwa model ini memiliki kesesuaian yang baik. The Root Mean Square Error of Approximation RMSEA adalah indeks yang digunakan untuk mengkompensasi nilai Chi-Square dalam sampel yang besar. Nilai penerimaan yang direkomendasikan £ 0,08, maka nilai RMSEA sebesar 0,191 menunjukkan tingkat kesesuaian yang baik. Berdasarkan pengukuran goodness-of-fit di atas mengindikasikan bahwa model yang diajukan dalam penelitian tidak dapat diterima karena nilai chi-square signifikan atau 0,05 ketentuan mutlak yang harus terpenuhi dalam model ML sehingga model harus diperbaiki modifikasi model, hasil tersebut diperkuat juga oleh perolehan pengujian pendukung lainnya dengan kesimpulan tidak fit semua. commit to user 89

b. Analisis Struktural Setelah Dimodifikasi Model

Dikarenakan nilai chi-square lebih rendah dari 0,05, sehingga perbaikan model harus dilakukan. Adapun hasil modifikasi model adalah sebagai berikut: 4.04 KEPEMIMPINAN TRANS .92 e2 1.00 1 TRANF 7.35 e1 .91 1 ORGANISASI PEMBELAJARAN KS 4.74 e9 1.00 1 PP 1.81 e8 1 MV .46 e7 2.42 1 KEPUASAN KERJA EKS -4.13 e10 1.00 1 INTR 1.71 e11 .33 1 1.05 BUDAYA ORGANISASI BB .77 e6 1.00 1 BA .04 e5 1.24 1 MB 1.04 e4 1.07 1 BR 5.04 e3 .11 1 .73 2.11 -.03 .54 -.81 2.27 .12 z1 1 9.97 z2 1 .51 Goodness Of Fit: Chi-square = 33.105 Probability = .159 DF = 26 CMINDF = 1.273 GFI = .960 AGFI = .898 CFI = .991 TLI = .981 RMSEA = .045 Gambar: Structural Equation Model Modification Model .27 2.90 2.25 .31 -.22 -.12 .93 .80 3.94 1.02 1.18 .57

c. Kesesuaian Model Goodness-of-Fit setelah Model Dimodifikasi

Evaluasi nilai goodness-of-fit dari model penelitian yang diajukan dapat dilihat pada Tabel IV.12 berikut ini: Gambar IV.2: Modifikasi Model Struktural Penelitian commit to user 90 Tabel IV.12 Hasil Goodness-of-Fit Model Goodness-of-fit Indices Cut-off Value Hasil Evaluasi Model Chi-Square c 2 Significance Probability p CMINDF GFI AGFI TLI CFI RMSEA Diharapkan kecil ≥0,05 ≤2,0 ≥0,90 ≥0,90 ≥0,95 ≥0,95 ≤0,08 33,105 0,159 1,273 0,960 0,898 0,981 0,991 0,045 Fit Fit Fit Fit Marginal Fit Fit Fit Sumber : Data primer yang diolah, 2010. Tabel IV.12 menunjukkan ringkasan hasil yang diperoleh dalam kajian dan nilai yang direkomendasikan untuk mengukur fit-nya model. Seperti yang ditunjukkan dalam tabel di atas, dari delapan persyaratan minimum model fit tujuh terpenuhi oleh hasil pengukuran SEM, kecuali nilai AGFI yang memiliki nilai marginal akan tetapi pendapat Salisbury 2001; Cheng 2001; Hu 1999; Segars dan Grover 1993 merekomendasikan AGFI minimum ³0,80, sehingga dapat disimpulkan bahwa semua model fit dari 8 persyaratan minimum telah terpenuhi model fit. Walaupun dalam model Maximum Likelihood ML, hanya mensyaratkan goodness of fit melalui pengujian chi-square saja, sedangkan untuk pengukuran goodness of fit lainnya apabila sampel diatas 200 menggunakan model selain ML maka harus diikutsertakan akan tetapi dalam penelitian ini peneliti lengkapi dengan enam pengujian goodness of fit lainnya.

d. Analisis Koefisisen Jalur

Analisis ini dilihat dari signifikansi besaran regression weight model yang dapat dilihat pada Tabel IV.13 berikut ini: commit to user 91 Tabel IV.13 Regression Weights Hubungan Variabel Estimate S.E. C.R. P ORGANISASI_ PEMBELAJARAN --- KEPEMIMPINAN -.035 .021 -1.682 .093 ORGANISASI_ PEMBELAJARAN --- BUDAYA_ ORGANISASI .539 .168 3.211 .001 KEPUASAN_KERJA --- KEPEMIMPINAN .731 .189 3.879 KEPUASAN_KERJA --- BUDAYA_ ORGANISASI -.811 .498 -1.627 .104 KEPUASAN_KERJA --- ORGANISASI_ PEMBELAJARAN 2.268 .948 2.393 .017 Sumber: Data primer yang diolah 2010 Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa dari lima jalur yang dianalisis terdapat tiga hubungan positif yang signifikan, terlihat dari besarnya nilai signifikansi uji hipotesis yang lebih kecil dari 5. Hubungan budaya organisasi terhadap organisasi pembelajaran memiliki nilai C.R sebesar 3,211 dengan nilai probabilitas sebesar 0,001 0,05 bahkan pada level signifikansi 1. Hubungan kepemimpinan pada kepuasan kerja memiliki nilai C.R sebesar 3,879 dengan nilai probabilitas sebesar 0,000 0,05 bahkan pada level signifikansi 1. Terakhir adalah hubungan organisasi pembelajaran pada kepuasan kerja memiliki nilai C.R sebesar 2,393 dengan nilai probabilitas sebesar 0,017 0,05. Hasil pengujian ini menunjukkan dua hubungan yang dianalisis tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan besarnya tingkat signifikan 0,05 tingkat kesalahan yang digunakan 5 yaitu: hubungan kepemimpinan terhadap organisasi pembelajaran tidak berhubungan signifikan, nilai C.R sebesar -1,682 dengan nilai probabilitas 0,093 0,05. Hubungan budaya organisasi tidak berhubungan signifikan terhadap kepuasan kerja, nilai C.R sebesar -1,627 dengan perolehan nilai probabilitas sebesar 0,104 0,05. commit to user 92

7. PEMBAHASAN

Berikut adalah pembahasan untuk setiap hipotesis dalam penelitian ini: a Hipotesis 1 Menyatakan Kepemimpinan berhubungan positif signifikan pada Pengoperasian Organisasi Pembelajar . Dalam penelitian ini tidak didukung . Temuan hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemimpinan belum dapat meningkatkan pengoperasian organisasi pembelajaran p 0,05. Kebijakan dari pemerintah kota Surakarta pada Dinas Pekerjaan Umum, di mana untuk setiap periode tertentu dilakukan pergantian tugas kerja dan memutasi karyawannya sehingga akan berdampak pada adaptasi gaya kepemimpinan di setiap tempat kerja baru, hal ini menyebabkan pengoperasian organisasi pembelajaran sulit dilakukan karena karyawan harus terlebih dahulu beradaptasi dengan lingkungan dan gaya kepemimpinan yang ada. Hal tersebut dipertegas hasil tanggapan responden mengenai pimpinan yang tidak mempertimbangkan hak karyawan dengan baik, menghukum karyawan menggunakan sikap memihak dan tidak memperhatikan karyawan seperti saudaranya akan cenderung mempunyai tingkat pengoperasian organisasi pembelajar yang lebih rendah. Semakin meningkat kepemimpinan seorang pemimpin belum tentu dapat meningkatkan pengoperasian organisasi pembelajaran apabila tidak diimbangi oleh peran serta dari bawahankaryawan. Hasil tersebut tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Chang dan Lee 2007 berpendapat, perusahaan dengan pengoperasian organisasi pembelajar yang tinggi datang bersamaan dengan kinerja kepemimpinan yang lebih tinggi pula dibandingkan dengan perusahaan dengan commit to user 93 pengoperasian yang rendah, hal itu berarti kepemimpinan benar-benar menyebabkan efek signifikan pada pengoperasian organisasi pembelajar. b Hipotesis 2 Menyatakan Budaya Organisasi berhubungan positif signifikan pada Pengoperasian Organisasi Pembelajar . Hipotesis yang diajukan tersebut didukung. Hal tersebut dapat dilihat pada perolehan nilai p 0,05. Budaya organisasi dalam suatu perusahaan atau organisasi akan sangat menentukan terhadap pengoperasian organisasi pembelajaran, karena suatu sistem yang telah ada di dalam perusahaan atau organisasi akan ikut menentukan peningkatan pembelajaran organisasi. Semakin besar perusahaan menekankan sisi kemanusiaan dan rasa hormat kepada setiap anggota seperti sebuah keluarga besar maka akan meningkatkan proses pengoperasian organisasi pembelajar dalam Dinas Pekerjaan Umum Pemkot Solo, dimana perusahaan sangat menekankan perkembangan sumber daya manusia, kekuasaannya yang logis adalah loyalitas para pekerja dan kerja sama tim, sehingga perusahaan diatur dengan baik dan semua karyawan mematuhi kode- kode kerja untuk tugasnya yang pada dasarnya bisa meningkatkan pengoperasian organisasi pembelajar dalam dinas tersebut. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Chang dan Lee 2007 yang berpendapat, perusahaan dengan budaya organisasi yang tinggi benar-benar menyebabkan efek signifikan pada pengoperasian organisasi pembelajar. c Hipotesis 3 Menyatakan kepemimpinan berhubungan positif pada kepuasan kerja. Hipotesis ketiga yang diajukan dalam penelitian ini commit to user 94 didukung p 0,05. Sikap dan gaya kepemimpinan memiliki efek secara langsung terhadap psikologis karyawan terutama adalah kepuasan kerja karyawan, dengan sikap pemimpin yang adil dan selalu memperhatikan bawahankaryawan maka karyawan akan cenderung bekerja tanpa merasa terpaksa, tekanan, bahkan merasa dihargai dan dibutuhkan oleh organisasi, hal tersebut akan berdampak sebaliknya apabila kepemimpinan yang ada dirasakan oleh karyawan tidak adil dan tidak menghargai atas segala usaha yang telah dilakukan oleh karyawan selama bekerja maka karyawan akan merasa tidak puas dan terpaksa. Hal tersebut dipertegas dengan hasil tanggapan responden semakin besar tingkat kepercayaan karyawan Dinas Pekerjaan Umum Pemkot Solo terhadap pimpinannya dalam menyelesaikan suatu kesulitan pekerjaan akan berpengaruh terhadap peningkatkan kepuasan kerja karyawan di tempat mereka bekerja, Pimpinan yang menghargai karyawan dengan baik, menghukum karyawan menggunakan sikap tidak memihak adil dan memperhatikan karyawan seperti keluarga akan berpengaruh meningkatkan pada kepuasan kerja karyawan lebih tinggi. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Chang dan Lee 2007 dalam hasil penelitiannya menemukan, kepemimpinan menyebabkan efek positif pada kepuasan kerja karyawan tetapi tidak signifikan. d Hipotesis 4 Menyatakan budaya organsasi berhubungan positif pada kepuasan kerja. Hipotesis keempat tersebut tidak didukung p 0,05. Hasil temuan menunjukkan bahwa budaya organisasi belum commit to user 95 dapat meningkatkan kepuasan kerja karyawan. Seiring dengan kebijakan pemerintah kota yang menetapkan pergantian tugas atau memutasi secara berkala dalam periode tertentu dimana hal tersebut akan menyebabkan penyesuaian bagi karyawan atas budaya organisasi yang berlaku pada tempat kerja yang baru. Selain hal tersebut, kekakuan dalam menerapkan budaya organisasi akan berdampak pada rendahnya kepuasan kerja karyawan. Setiap karyawan memiliki keinginan untuk mendapat penghargaan dari perusahaan tempat dia bekerja, apabila hal tersebut kurang mendapat perhatian dari pihak perusahaanorganisasi Dinas Pekerjaan Umum Pemkot Solo maka kecenderungan karyawan tidak akan merasa puas atas keputusan yang dibuat oleh pihak perusahaan. Dampak yang lebih buruk pada perusahaan yang tidak menekankan perkembangan sumber daya manusia membuat rendahnya loyalitas para pekerja dan kerja sama tim, sehingga karyawan akan cenderung bersikap pasif dalam bekerja atau rendahnya loyalitas karyawan. Hal tersebut tidak sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Chang dan Lee 2007 dalam hasil penelitiannya menemukan, budaya organisasi menyebabkan efek positif pada kepuasan kerja karyawan tetapi tidak signifikan. e Hipotesis 5 Menyatakan pengoperasian organisasi pembelajar berhubungan positif pada kepuasan kerja. Hipotesis kelima dalam penelitian ini didukung p 0,05. Semakin tinggi tingkat pengoperasian organisasi pembelajar maka akan semakin tinggi tingkat kepuasan kerja karyawan. Hal ini dipertegas dengan hasil responden bahwa semakin commit to user 96 besar karyawan Dinas Pekerjaan Umum Pemkot Solo dapat mempercayai karyawan lain sebagai partner kerja atas kesesuaian pendapat maka akan meningkatkan kepuasan kerja karyawan pada dinas tersebut, sikap pimpinan dapat menetapkan dirinya sebagai contoh yang baik untuk setiap anggota perusahaan untuk teman sekerja dalam mencapai tujuan kerja, sehingga karyawan dapat secara jelas memahami apa yang menjadi tanggung jawab atas pekerjaan pada setiap posisijabatannya akan menumbuhkan sikap kepuasan kerja karyawan yang lebih tinggi. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Chang dan Lee 2007 dalam hasil penelitiannya menemukan, pengoperasian organisasi pembelajar menyebabkan efek positif pada kepuasan kerja karyawan tetapi tidak signifikan, namun dimensi-dimensinya seperti membangun visi, penguasaan personal dan kerjasama sistematis tersebut positif dan signifikan maka akan meningkatkan dimensi kepuasan kerjanya juga yaitu kepuasan internal dan eksternal. commit to user 97

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dinas Pekerjaan Umum Pemerintah Kota Surakarta adalah Instansi Pemerintah yang bergerak di bidang pembangunan dan perbaikan infrastuktur daerah dan bertanggung jawab atas kebersihan kota. Didirikan pada tahun 1947 pada zaman pendudukan jepang. Jumlah karyawan pada instansi ini adalah 150 orang, dengan 136 pegawai tetap dan 14 pegawai honorer. Berdasarkan penyebaran kuesioner 150 eksemplar, hanya 134 eksemplar kuesioner yang kembali. Maka berdasarkan 134 responden didistribusikan berdasarkan jenis kelamin bahwa responden terbanyak adalah yang berusia antara 41 sampai 50 tahun sebanyak 69 orang atau 51,5. Distribusi penyebaran kuesioner berdasarkan jenis kelamin 53,0 atau 71 responden berjenis kelamin pria dan 47,0 atau 63 responden berjenis kelamin wanita. Sehingga jumlah sampel terbanyak adalah responden berjenis kelamin pria. Distribusi penyebaran kuesioner berdasarkan pendidikan terakhir 47,8 atau 64 responden berpendidikan terakhir setingkat S1 adalah yang terbanyak.

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada Dinas Pekerjaan Umum Pemkot Surakarta, mengenai hubungan kepemimpinan, budaya organisasi, pengoperasian organisasi pembelajar dan kepuasan kerja, maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN BUDAYA ORGANISASI DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN

0 3 163

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN SUPERMARKET LUWES NUSUKAN DI KOTA SURAKARTA.

0 3 15

HUBUNGAN ANTARA BUDAYA ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KOMITMEN PADA KARYAWAN Hubungan Antara Budaya Organisasi Dan Kepuasan Kerja Terhadap Komitmen Pada Karyawan CV. Griya Computama Surakarta.

0 2 17

HUBUNGAN ANTARA BUDAYA ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KOMITMEN PADA KARYAWAN Hubungan Antara Budaya Organisasi Dan Kepuasan Kerja Terhadap Komitmen Pada Karyawan CV. Griya Computama Surakarta.

0 2 15

ANALISIS PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada Pdam Boyolali.

1 1 14

ANALISIS PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada Pdam Boyolali.

0 1 15

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KEPUASAN KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN DI DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA SURAKARTA.

0 0 8

HUBUNGAN ANTARA BUDAYA ORGANISASI DENGAN KOMITMEN ORGANISASI PADA KARYAWAN HUBUNGAN ANTARA BUDAYA ORGANISASI DENGAN KOMITMEN ORGANISASI PADA KARYAWAN.

0 0 16

PENGARUH MOTIVASI KERJA, KEPEMIMPINAN, DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN Pengaruh Motivasi Kerja, Kepemimpinan Dan Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (Studi kasus pada AJB BUMIPUTERA 1912 Salatiga).

0 1 15

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PERUSAHAAN UMUM DAMRI.

0 0 122