commit to user
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perubahan lingkungan, teknologi dan budaya telah meninggalkan kompleksitas tantangan bagi sebuah organisasi. Hal-hal tersebut memunculkan
sebuah kebutuhan organisasi akan munculnya seorang figur pemimpin yang bisa mengarahkan dan mampu mengembangkan kinerja bawahannya, untuk mencapai
efektivitas di dalam organisasi. Selain itu, juga untuk mencapai tujuan organisasi yaitu membangun organisasi menuju kinerja organisasi yang lebih tinggi di masa
datang. Sedangkan organisasi itu sendiri merupakan kesatuan sosial yang
dikoordinasikan secara sadar dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasikan, bekerja secara terus-menerus untuk mencapai tujuan Robbins,
2003. Dalam suatu organisasi, kepemimpinan menjadi salah satu pusat
perhatian. Sebab, tanpa adanya seorang pemimpin maka kesuksesan sebuah organisasi akan menjadi mustahil untuk diraih. Kepemimpinan merupakan
kemampuan untuk mempengaruhi orang atau kelompok orang ke arah pencapaian suatu tujuan di dalam dunia yang sangat dinamis seperti saat ini,
organisasi memerlukan pimpinan- pimpinan yang mampu menantang status quo, untuk menciptakan visi-visi masa depan dan menginspirasi para anggota
organisasi untuk memiliki keinginan untuk mencapai visi-visi tersebut Robbins, 2003.
commit to user 2
Kepemimpinan diartikan sebagai proses di mana seseorang individu mempengaruhi anggota group yang lain untuk mencapai tujuan organisasi Yukl
dalam Akhiruddin, 2005. Kepemimpinan transaksional dan kepemimpinan transformasional sangat penting dan dibutuhkan dalam organisasi. Organisasi
membutuhkan kepemimpinan Transaksional yang dapat memberikan arahan, menjelasakan perilaku yang diharapkan, serta memberikan reward dan
punishment, yang dimungkinkan dapat berpengaruh pada kinerja karyawan. Sementara itu juga membutuhkan visi serta dorongan yang dibentuk oleh
kepemimpinan transformasional.
Esensi nyata
dari kepemimpinan
transformasional adalah pemimpin menyebabkan pengikut melakukan lebih dari yang diharapkan mereka lakukan Nugraheni, 2005. Seseorang yang memlilki
kepercayaan yang lebih pada orang lain akan berlaku sesuai dengan apa yang seharusnya sehingga standar kerja yang diharapkan dapat tercapai.
Budaya organisasi merupakan suatu nilai keyakinan, norma dan perilaku yang dimiliki bersama dalam suatu organisasi Gibson, 2006. Oleh karena itu
setiap organisasi memiliki suatu budaya yang masing-masing berbeda satu sama lain. Budaya organisasi, di samping kemampuan untuk mengintegrasikan
kegiatan sehari-hari karyawan untuk mencapai tujuan yang direncanakan, juga dapat membantu organisasi beradaptasi dengan baik untuk lingkungan eksternal
untuk respon yang cepat dan tepat Daft, 2001. Belajar adalah kekuatan pertumbuhan, dan pembelajaran individual juga
merupakan sumberdaya pertumbuhan bisnis. Dengan demikian, adalah mungkin untuk memperoleh informasi lebih lanjut dalam ledakan informasi masyarakat
dan akan ada lebih banyak keuntungan. Kemampuan untuk mengontrol informasi
commit to user 3
berarti itu sebuah prestasi belajar Hong, 2001. Sedangkan Chou 2003 berpendapat, organisasi belajar berarti suatu prosedur melalui pengetahuan yang
diperoleh dan diciptakan untuk meningkatkan model perilaku. Heijden 2004 berpendapat, organisasi belajar adalah jenis kesimpulan pengalaman yang berarti
suatu proses untuk mencari dan menciptakan pengetahuan secara bersama-sama dengan sistematis.
Definisi organisasi pembelajaran adalah sebuah organisasi yang terus menerus memperbesar kemampuannya untuk menciptakan masa depannya Peter
and Senge, 1990. Mathis and Jackson 2001 mengungkapkan, kepuasan kerja adalah
keadaan emosi yang bersifat positif dari mengevaluasi pengalaman kerja seseorang. Menurut Robbins 2001, dampak kepuasan kerja jika dipenuhi dapat
meningkatkan produktivitaskinerja karyawan dan menekan turnover. Popper and Lipshitz 2000 berpendapat, kepemimpinan adalah faktor
yang mempengaruhi organisasi. Pemimpin dapat membuat struktur dan bentuk budaya organisasi yang menghasilkan pengaruh melalui berbagai urusan,
tindakan dan pelayanan. Kepemimpinan dan pembelajaran organisasi sangat berkorelasi dan kepemimpinan juga dapat meningkatkan proses dan hasil
kegiatan belajar organisasi Lam, 2002; Leitwood and Menzies, 1998; Leithwood et al, 1998.
Robbins 2003 menunjukkan, fungsi manajemen kepemimpinan adalah terutama ditujukan untuk mengelola perilaku karyawan dan dengan menjelaskan
dan meramalkan produktivitas karyawan, tingkat mengundurkan diri dan
commit to user 4
kepuasan kerja dalam upaya untuk mencapai tujuan akhir untuk karyawan dan komitmen perusahaan.
Yeung et al 1999 berpendapat, bahwa dalam organisasi belajar diperlukan bagi pemimpin untuk merancang budaya dan sistem dan membawa
karyawan dengan tantangan terus-menerus untuk menciptakan kemakmuran jangka panjang untuk organisasi.
Hong 2001 berpendapat, efisiensi pengoperasian organisasi pembelajar dapat memungkinkan karyawan untuk memiliki keterampilan tegas tentang
personel persahabatan interaksi dan perilaku sosial yang benar sehingga tersedia untuk meningkatkan semangat kerja dan mengurangi tingkat ketidakhadiran dan
tingkat pergantian pekerjaan. Kita dapat menemukan dari penelitian praktis bahwa pembelajaran organisasi dapat membantu meningkatkan kepuasan kerja.
Karena kebijakan dan kesungguhan perusahaan dalam meningkatkan kinerjanya maka salah satunya dengan memberikan ijin kepada peneliti untuk
melakukan penelitian. Dalam penelitian tersebut menggunakan karyawan sebagai subyek penelitian, karena di dalam perusahaan karyawan adalah ujung tombak
dalam aktivitas perusahaan Oleh karena itu karyawan dituntut untuk menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya. Di lain pihak pimpinan perusahaan harus
memperhatikan perilaku kepemimpinannya, serta membentuk budaya perusahaan yang baik dengan menjalankan operasi organisasi pembelajar yang efektif karena
akan berdampak pada kepuasan kerja karyawan itu sendiri. Karyawan yang dipahami, dipenuhi dengan baik hak-haknya maka akan memberikan kontribusi
terbaik bagi kepentingan dan tujuan perusahaan.
commit to user 5
Latar belakang penelitian ini dilakukan karena adanya kebijakan dari pemerintah kota Surakarta yang setiap setiap periode tertentu mengganti tugas
kerja dan memutasi karyawannya sehingga berdampak pada gaya kepemimpinan dan budaya organisasinya, hal tersebut secara tidak langsung berdampak pada
pengoperasian organisasi pembelajar dan kepuasan kerja karyawannya, maka penting dilakukan suatu kajian tentang model kepemimpinan yang dapat
mempengaruhi budaya, organisasi pembelajar terhadap kepuasan kerja karyawan pada Dinas Pekerjaan Umum Pemerintah Kota Surakarta. Oleh karena itu
peneliti perlu untuk melakukan penelitian dengan judul:
“ANALISIS HUBUNGAN
KEPEMIMPINAN, BUDAYA
ORGANISASI, PENGOPERASIAN ORGANISASI PEMBELAJAR, DAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN” Kasus pada Karyawan Dinas
Pekerjaan Umum Pemerintah Kota Surakarta.
B. Rumusan Masalah