commit to user
39
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis Penelitian ini adalah penelitian Sensus yaitu jenis penelitian dengan
penentuan memberlakukan atau mengambil semua populasi Dinas Pekerjaan
Umum Pemerintah Kota Surakarta Arikunto, 1998
. B.
Jenis dan Sumber Data
1. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber
yang diamati Singarimbun, 1995. Pengambilan data primer dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan instrumen penelitian kuesioner
yang disebarkan kepada responden sebagai sampel dalam penelitian 2. Data Sekunder
Data yang diperoleh secara tidak langsung tetapi masih berhubungan dengan obyek penelitian. Data sekunder diperoleh dari studi pustaka berupa
literatur yang terkait dengan penlitian ini, jurnal maupun referensi dari sumber lain yang relevan dengan penelitian ini.
C. Definisi Operasional
1. Variabel Independen
Variabel Independen adalah variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam variabel dependen dan mempunyai hubungan yang positif
ataupun hubungan yang negatif pada variabel dependen nantinya Kuncoro,
commit to user 40
2003. Variabel Independen dalam penelitian ini adalah : Kepemimpinan dan Budaya Organisasi.
a. Kepemimpinan Kepemimpinan yang dimaksudkan disini adalah salah satu proses
dimana seorang individu mempengaruhi anggota kelompok yang lain untuk mencapai tujuan kelompok atau organisasional yang setelah
ditetapkan. Pemimpin yang efektif adalah seseorang yang mampu menggunakan pengaruhnya kepada anggota kelompok atau bawahan agar
mereka mau bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan organisasi yang telah ditetapkan, dan bukan untuk diri sendiri saja, itu sesuai dengan tipe
pemimpin yang ada di Lingkungan DPU Pemerintah Kota Surakarta . Pengukuran variabel Kepemimpinan dengan menggunakan 15 item
dengan skala likert 5 point. Skala yang digunakan adalah skala likert dari nilai 1 sampai dengan 5 dari Sangat Tidak Setuju, Tidak setuju, Cukup
Setuju, Setuju dan Sangat Setuju.
commit to user 41
Tabel III.1 Indikator berupa pertanyaan kuesioner Kepemimpinan
No Indikator
1 Karyawan mempercayai pimpinan mempunyai kemampuan cukup
untuk mengatasi kesulitan dalam pekerjaan. 2
Kapanpun pimpinan
karyawan mengidentifikasi
kesalahan karyawan, pimpinan akan dengan baik hati mempertimbangkan
harga diri karyawan. 3
Setiap kali pimpinan menghukum karyawan, pasti akan menggunakan sikap tidak memihak secara dogmatik tanpa
pertimbangan pribadi.
4 karyawan menganggap pimpinan sebagai contoh yang paling
sukses. 5
Kapanpun karyawan membuat kesalahan pada pekerjaan, pimpinan akan berkomunikasi dengan baik dengan karyawan dan
menunjukkan kesalahan untuk mengambil tindakan yang sepantasnya.
6 Pimpinan dapat berbagi kesenangannya dan kesukarannya dengan
karyawan. 7
Pimpinan dapat menyemangati karyawan untuk mempunyai keberanian yang mencukupi untuk menghadapi tantangan
.
8 pimpinan memperhatikan karyawan seperti salah satu dari
saudaranya 9
Pimpinan dapat memberi orientasi pada karyawan sebuah prinsip baru dan membantu menyelesaikan masalah.
10 Pimpinan dapat memberikan karyawan tugas utama untuk
pelayanan pelanggan .
11 Pada pekerjaan, karyawan tidak dapat menunjukkan rasa hormat
yang tulus menyelesaikan instruksi tersebut dari pimpinan. 12
Pimpinan akan memuaskan permintaan karyawan untuk meminta dukungan pribadi karyawan kepadanya.
13 Pimpinan dapat secara jelas mengatakan pada karyawan tentang
tujuan dari tugas tertentu untuk meraih penghargaan. 14
Pimpinan akan memberi hukuman dan memberi penghargaan kepada karyawan sesuai dengan prestasi kerja perorangan
15 Kapanpun karyawan menyelesaikan tujuan khususnya, pimpinan
dapat mengahadiahi penghargaan yang layak. Sumber : Lee and Chen 2007
commit to user 42
b. Budaya Organisasi Budaya organisasi yang dimaksudkan disini adalah suatu sistem nilai
yang dipegang dan dilakukan oleh anggota organisasi di lingkungan DPU Pemkot Surakarta, sehingga hal yang sedemikian tersebut bisa
membedakan organisasi tersebut dengan organisasi lainnya. Tabel III.2
Indikator berupa pertanyaan kuesioner Budaya Organisasi No
Indikator
1 Perusahaan menekankan kemanusiaan dan rasa hormat kepada
setiap anggota seperti sebuah keluarga besar. 2
Perusahaan sangat menekankan perkembangan sumber daya manusia baik dengan para pekerja dan mendorong atau
menyemangati kerja sama tim.
3 Kekuasaan yang logis dari perusahaan adalah loyalitas para
pekerja dan ketaatanloyalitas kepada perusahaan dan penekanan yang sangat pada kerja sama tim.
4 Kekuasaan yang masuk akal dari perusahaan sangat menekankan
pada prestasi kerja dan pencapaian yang ditargetkan. 5
Semua anggota perusahaan dapat memberikan perhatian pada prestasi kerja dan orientasi pencapaianhasil.
6 Semua anggota perusahaan diberi semangat inovasi dan
berkembang 7
Perusahaan secara giat membuat ide yang segar dengan harapan menjadi inovator di antara institusi sejenis.
8 Perusahaan diatur dengan baik dan semua anggota dengan disiplin
mematuhi kode-kode kerja untuk tugas-tugas sehari-hari. 9
Kekuasaan untuk meningkatkan koherensi dari perusahaan yang sangat menekankan pengaturan kode-kode dan dan kebijakan-
kebijakan dan pemeliharaan pekerjaan administrasi yang normal.
Sumber : Lee andChen 2007 Pengukuran variabel budaya organisasi dengan menggunakan 9 item
dengan skala likert 5 point. Skala yang digunakan adalah skala likert dari nilai 1 sampai dengan 5 dari Sangat Tidak Setuju, Tidak setuju, Cukup
Setuju, Setuju dan Sangat Setuju.
commit to user 43
2. Variabel Dependen
Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang akan memberikan respon jika dihubungkan dengan variabel bebas Sarwono,
2006. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah: kepuasan kerja karyawan.
Kepuasan kerja yang dimaksud disini adalah keadaan emosi yang
bersifat positif dari mengevaluasi pengalaman kerja karyawan di lingkungan DPU Pemkot Surakarta.
Tabel III.3 Indikator berupa pertanyaan kuesioner Kepuasan Kerja
No Indikator
1 Perasaan kagum dan puas sesudah pekerjaan terselesaikan.
2 Sikap superior menunjukkan pada bawahan.
3 Kompensasi gaji setiap bulan yang mencukupi.
4 Hubungan pertemanan di antara para kolega atau teman sekerja.
5 Kemampuan atasan dalam pengambilan keputusan.
6 Kesempatan promosi dari pekerjaan sekarang.
7 Organisasi yang melaksanakan metode dari kebijaksanaan tersebut.
8 Lingkungan kerja ventilasi yang baik, pencahayaan, perlengkapan.
9 Kemampuan penilaian diri pada pekerjaan.
10 Mencoba metode kerja seseorang pada pekerjaan.
11 Mengasumsikan atau menghubungkan posisi kerja sekarang dengan
kemampuan diri sendiri seseorang dan tehniknya. 12
Kesempatan untuk memberi instruksi kepada orang lain pada pekerjaan. 13
Kesempatan untuk melayani orang lain pada pekerjaan. Sumber : Lee andChen 2007
Pengukuran variabel kepuasan kerja karyawan dengan menggunakan 13 item dengan skala likert 5 point. Skala yang digunakan adalah skala
likert dari nilai 1 sampai dengan 5 dari sangat tidak puas, tidak puas, cukup puas, puas dan sangat puas.
commit to user 44
3. Variabel Mediasi
Variabel mediasi adalah variabel yang memediasi pengaruh variabel bebas terhadap variabel tidak bebas dependen. Variabel mediasi dalam
penelitian ini adalah: pengoperasian organisasi pembelajar. Organisasi pembelajaran adalah sebuah organisasi yang terus menerus
memperbesar kemampuannya untuk menciptakan masa depannya demi perbaikan visi dan misi perusahaan dalam hal ini adalah DPU Pemkot
Surakarta. Pengukuran variabel pengoperasian organisasi pembelajar dengan
menggunakan 12 item dengan skala likert 5 point. Skala yang digunakan adalah skala likert dari nilai 1 sampai dengan 5 dari sangat tidak setuju, tidak
setuju, cukup setuju, setuju dan sangat setuju.
commit to user 45
Tabel III.4 Indikator berupa pertanyaan kuesioner Organisasi pembelajar
No Indikator
1 Perusahaan dapat memperbolehkan penyesuaian visi yang cocok
tergantung pada perkembangan perusahaan. 2
Perusahaan mempunyai rencana yang jelas untuk memunculkan langkah-langkah dari visi-visi yang direncanakan.
3 Para kolega karyawan dapat memetakan secara umum
perkembangan masa
depan dari
perusahaan melalui
konferensirapat. 4
Perusahaan mempunyai visi yang jelas yang dapat dimengerti oleh semua kolega atau teman kerja.
5 Karyawan dapat melakukan pemeriksaan dirievaluasi kerja
tentang prestasi kerjanya. 6
Pada pekerjaan, karyawan dapat dengan percaya diri mengingat kesalahannya dan kesalahan-kesalahan orang lain untuk
meningkatkan kemampuan kerja.
7 Kapan pun karyawan terkunci dengan kondisi yang nyata pada
pekerjaan, karyawan akan mencoba untuk mencari solusi yang baik.
8 Kapan pun ada sedikit perselisihan yang terjadi dalam pekerjaan,
karyawan akan fleksibel dengan pendapatnya dan memandang penyelesaian konflik sebagai sebuah bagian dari mempelajari
aktivitas-aktivitas dalam perusahaan.
9 Semua teman karyawan dapat mempercayai satu sama lain,
bahkan saat dibawah ketidaksesuaian pendapat. Karyawan juga dapat memperlakukan teman sekerja sebagai partner kerja yang
paling baik.
10 Pimpinan dapat membuat dirinya sendiri menetapkan contoh
yang baik untuk setiap anggota perusahaan dan mendorong teman-teman sekerja mencapai tujuan-tujuan kerja .
11 Teman-teman karyawan dapat secara jelas memahami muatan
pekerjaan dari setiap posisi dengan jelas. 12
Perusahaan sering dapat mengulas perkembangan bisnis dan menyesuaikan beberapa ukuran yang ketinggalan zaman
Sumber : Lee and Chen 2007
commit to user 46
D. Pembuatan Alat Ukur
1. Definisi Alat Ukur Alat ukur adalah sekumpulan item yang harus dijawab dan akan
memberikan informasi mengenai aspek psikologis tertentu berdasarkan jawaban item, atau cara dan hasil kerja subyek dalam menjawab atau
melakukan tugas tersebut. Sedangkan yang dimaksud dengan pengukuran adalah suatu prosedur yang dilakukan secara sistematis untuk mengamati
atau mengobservasi perilaku sesorang dan menggambarkan perilaku tersebut dengan skala penilaian sistem kategori atau numerik Cohen dalam Azwar,
2000. 2. Proses Pengukuran
Proses pengukuran pada dasarnya merupakan rangkaian dari empat aktivitas Singarimbun, 1995, yaitu:
a. Menentukan dimensi konsep penelitian. Konsep dan variabel penelitian sosial sering memiliki lebih dari satu dimensi, sehingga semakin lengkap
dimensi suatu variabel yang akan diukur maka akan semakin baik ukuran yang dihasilkan.
b. Rumusan ukuran untuk masing-masing dimensi. Ukuran ini biasanya berbentuk pertanyaan-pertanyaan yang relevan dengan dimensi tadi.
c. Tentukan tingkat ukuran yang digunakan. Dalam penelitian sosial, tingkat pengukuran yang bisa digunakan yaitu, Nominal, Ordinal, Interval atau
Rasio.
commit to user 47
d. Tentukan tingkat validitas dan reabilitas alat pengukuran. Pengujian ini dilakukan apabila yang digunakan adalah instrumen penelitian baru atau
yang diadaptasi. Dalam penelitian, pengukuran instrumen kuesioner diukur dengan skala
pengukuran menggunakan skala Likert yang merupakan skala pengukuran sikap yang paling luas digunakan. Skala ini memungkinkan responden untuk
mengekspresikan intensitas perasaan mereka Simamora, 2004. Dalam hal ini digunakan skala sikap dan kepribadian, dimana dengan format penulisan
seperti ini, subyek diminta untuk menunjukkan derajat kesetujuannya terhadap pernyataan tertentu dengan pilihan seperti, sangat setuju SS
dengan skor 5, setuju S dengan skor 4, cukup setuju CS dengan skor 3, tidak setuju TS dengan skor 2, dan sangat tidak setuju STS dengan skor 1
untuk skala pengukuran jawaban variabel kepemimpinan, budaya organisasi, dan pengoprasian organisasi pembelajar. Sedangkan untuk kepuasan kerja
karyawan diukur dengan skala pengukuran sangat puas SP dengan skor 5, puas P dengan skor 4, cukup puas CP dengan skor 3, tidak puas TP
dengan skor 2, dan sangat tidak puas STP dengan skor 1.
E. Populasi dan Sampel dan Teknik Sampel