commit to user cxxii
Dalam film ini permasalahan tentang kesehatan reproduksi perempuan ditunjukkan oleh Ruwati, seorang buruh migran di Hongkong
yang menderita miom atau tumor rahim. Karena Ruwati masih perawan, maka operasi akan dilakukan melalui vagina. Atas vonis tersebut Ruwati
merasa gamang karena keperawanannya dipermasalahkan oleh Yanto, calon suaminya yang seorang duda. Yanto belum bisa percaya apakah
Ruwati benar-benar menderita miom dan belum bisa menerima jika operasi yang akan dilakukan itu membuat Ruwati akan kehilangan
keperawanan sebelum dinikahinya. Sub topik harus didukung oleh analisis wacana teks level
mikrostruktur. Analisis wacana teks mikrostruktur adalah analisis makna wacana yang dapat diamati dari bagian kecil dari suatu teks yakni kata,
kalimat, proposisi, anak kalimat, parafarase, dan gambar Eriyanto 2009:226. Oleh karena itu, mikrostruktur yang mendukung subtopik
diatas akan penulis paparkan dibawah ini.
a. Pengetahuan Perempuan: Rendahnya Pengetahuan Perempuan
terkait Keamanan Kesehatan Reproduksi Sosial.
scene :
3a scene:4
Dalam scene 3 Ruwati memeriksakan penyakitnya pada salah satu Rumah Sakit Di Hongkong. Ruwati kaget ketika dokter mengatakan
jika di rahimnya terdapat miom atau tumor. Dokter menyuruhnya operasi
commit to user cxxiii
yang dilakukan melalui vagina yang secara otomatis akan merusak selaput daranya sebelum ia menikah. Ruwati merasa keberatan dengan operasinya
karena ia tidak ingin vaginanya dilihat orang lain sebelum calon suaminya melihatnya sebagai hadiah pernikahan. sementara Yanto, calon suami
Ruwati yang menunggunya di Indonesia belum percaya jika Ruwati menderita moim dirahimnya dan harus dioperasi melalui vagina.
Dalam secene 4, Yanto justru menganggap jika Ruwati berbohong tentang operasi Ruwati. Dengan bahasa Jawa halus Yanto bercerita
jika ia tidak percaya jika seorang perawan bisa mengidap penyakit kandungan. Dalam film tersebut baik Ruwati maupun Yanto malu dan
merasa canggung dalam menyebut istilah reprosuksi dan seksual seperti kata “vagina” dan “perawan”.
1 Bukti Rendahnya Pengetahuan Perempuan terkait Kesehatan
Reproduksi Sosial:
Dalam kasus Ruwati terlihat jika pengetahuan Ruwati tentang kesehatan reproduksi sosial masih minim. Ia merasa dilema untuk
melakukan operasi atau mempertahankan keperawanannya dihadapan calon suaminya. Disini terlihat jikan Ruwati menganggap jika
keperawanan hanya sebatas keutuhan dari selaput daranya saja.
commit to user cxxiv
2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Rendahnya Pengetahuan
Perempuan terkait Kesehatan Reproduksi Sosial: a
Tabu Membicarakan Masalah Reproduksi dan Seksual
Sikap Ruwati dan Yanto malu untuk berbicara masalah kesehatan reproduksi merupakan pengaruh dari budaya
masyarakat Jawa yang menganggap tabu berbicara tentang reproduksi dan seksual.
Dari film terlihat jika Ruwati dan Yanto merupakan orang etnis Jawa. Dimana sikap orang Jawa dalam soal seksual
memang tertutu. Dari ketertutupan itu pada akhirnya membawa konsekuensi bahwa segala sesuatu yang berhubungan dengan
hal itu selalu dianggap tabu dan tidak pantas untuk dikomunikasikan secara terbuka Abullah dan Partini
2001:233. Karena untuk berbicara reproduksi dan seksual dianggap tabu inilah yang membuat orang menjadi kurang
informasi tentang kesehatan reprodusksi dan seksualnya.
b Mitos keperawanan
Dari scene 3 Ruwati tampak kaget dan takut karena operasinya akan dilakukan melalui vagina. Ruwati takut jika
keperawanannya akan hilang sebelum ia menikah.
commit to user cxxv
Ruwati seperti orang Asia pada umumya, pada diri wanita tertanam sebuah nilai kesucian. Mereka menganggap jika seorang
perempuan yang sudah tidak perawan akan merasa tetap kotor atau tercemar sepanjang hidupnya. Bahkan kecemasan akan dituduh
sudah tidak perawan itu tetap menghantui, meskipun mereka benar-benar masih perawan. Banyak diantara mereka yang
khawatir bila pada malam pertama ia dengan suaminya ia tidak mengeluarkan darah Mohamad, 1998:41.
Mitos keperawanan inilah yang membuat Ruwati menganggap keutuhan selaput dara menjadi sebuah lambang
kesucian bagi diri perempuan.
b. Penggunaan Peralatan : Peralatan Kedokteran Belum Menjamin