Wacana Khitan Perempuan dalam Budaya Patriarkhi

commit to user lxxxiii dilakukan, janganlah sampai merusak organ tubuh yang dikhitan Mohamad, 1998:43. Bukti bahwa khitan pada perempuan bukan ajaran Islam dapat dilihat dari tulisan Bryk, seorang etnolog berkebangsaan Jerman pada tahun 1922. Dalam buku itu ia mengungkapkan bahwa di kapalangan orang Massai di Afrika ada kepercayaan bahwa dengan memotong klitoris dan sedikit labia minora bibir kemaluan perempuan bagian dalam, maka anak perempuan akan dapat dilepaskan dari fantasi seksual. Perlu dicatat bahwa suku Massai bukanlah suku Afrika yang mayoritas beragama Islam. Pengaruh budaya ini demikian mendalamnya sehingga orang-orang perempuan yang dikhitan secara simbolis sewaktu masih bayi akan merasa bahwa dirinya masih belum benar-benar bersih, apalagi karena ia tidak ingat lagi apakah sudah dikhitan apa belum Mohamad, 1998:43.

6. Wacana

Wacana adalah terjemahan dari bahasa Inggris “discourse”. Mengacu pada artian harfiah di beberapa kamus, wacana atau discourse mempunyai beberapa artian Sobur, 2009:9-10, yaitu: 1. komunikasi pikiran dengan kata-kata, ekspresi ide-ide atau gagasan- gagasan, konversasi atau percakapan commit to user lxxxiv 2. komunikasi secara umum terutama sebagai suatu subjek studi atau pokok telaah 3. risalat tulis, disertasi formal, kuliah, ceramah, khotbah. Wacana adalah suatu upaya pengungkapan maksud tersembunyi dari sang subyek yang mengemukakan suatu pernyataan. Pengungkapan itu dilakukan diantaranya dengan menempatkan diri pada posisi sang pembicara dengan penafsiran mengikuti struktur makna dari sang pembicara Eriyanto, 2001:5. Guy Cook menyebut ada tiga hal yang sentral dalam pengertian wacana: teks, konteks dan wacana Eriyanto, 2001:9. ¾ Teks adalah semua bentuk bahasa, yang mencakup semua jenis ekspresi komunikasi, ucapan, gambar, efek suara, citra dan sebagainya. ¾ Konteks, yaitu semua situasi dan hal yang berada diluar teks dan mempengaruhi pemakaian bahasa, seperti partisipan dalam bahasa, situasi dimana teks tersebut diproduksi, fungsi yang dimaksudkan dan sebagainya. ¾ Wacana adalah pemaknaan dari teks dan konteks secara bersama-sama dalam satu proses komunikasi. Wacana discourse bila dikaitkan dengan proses komunikasi dapat diasumsikan dengan penyapa addresser dan pesapa addresse. Sehingga sebuah wacana dapat dikategorikan menjadi wacana tulis dan wacana lisan. Dalam konteks wacana yang seperti ini addresser adalah penulis dan addresse commit to user lxxxv adalah pembaca. Penyapa disini menuangkan ide dan gagasannya dalam sebuah tulisan kode-kode pembahasan yang kemudian akan dibaca dan ditafsirkan oleh penyapa Fiske, 1990: 35. Sedangkan Samsuri menyatakan bahwa wacana ialah rekaman kebahasaan yang utuh tentang peristiwa komunikasi, biasanya terdiri atas seperangkat kalimat yang mempunyai hubungan pengertian yang satu dengan yang lain. Komunikasi itu dapat menggunakan bahas lisan, dan dapat pula memakai bahasa tulisan Sobur, 2004: 10. Mills dengan mengacu pada Foulcault mencoba mengelompokkan wacana menjadi tiga yaitu wacana dilihat dari level konseptual teoritis. Konteks penggunaan dan metode penjelasan Sobur, 2004: 11. ¾ Wacana sebagai domain umum dari semua pernyataan yaitu semua ujaran atau teks yang mempunyai makna dan mempunyai efek dunia nyata. ¾ Wacana dalam konteks penggunaan diartikan sebagai sekumpulan pernyataan yang dapat dikelompokkan ke dalam kategori konseptual tertentu dan terdapat suatu struktur dalam wacana; wacana ditekankan untuk dapat mengidentifikasikan struktur tersebut. ¾ Wacana metode penjelasan, wacana dinyatakan sebagai suatu praktik yang diatur untuk menjelaskan sejumlah pernyataan. Ashadi Siregar dalam Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM mengungkapkan Wacana merupakan makna yang ditangkap oleh khalayak, sedangkan teks adalah yang dikreasi oleh pekerja media. Teks dimaksudkan commit to user lxxxvi untuk menampung tema yang yang berasal dari materi faktual atau fiksional, dan ini lahir dari dialektika antara metode kerja teknis dan orientasi nilai etis Siregar, 2004:346. Dalam penelitian ini berusaha mengungkap wacana atau maksud yang tersirat di dalam film Pertaruhan dengan memaknai seluruh teks dan konteks yang berupa bahasa, gambar dan suara dalam film Pertaruhan yang berkaitan dengan isu keamanan kesehatan reproduksi pada perempuan.

F. Kerangka Pemikiran

Bagan 2 Kerangka Pemikiran Analisis Wacana : Makro struktur Mikrostruktur Film Perempuan Pertaruhan: Antologi 4 film dokumenter: “Mengusahakan Cinta”,” Untuk Apa?”, ”Nona Nyonya?”, ”Ragate Anak”, berisi tentang: Representasi Keamanan Kesehatan Reproduksi Perempuan : ¾ Pengetahuan perempua terkait keamanan kesehtan reproduksi perempuan. ¾ Penggunaan peralatan terkait keamanan kesehatan reproduksi perempuan. ¾ Faktor-faktor yang mempengaruhi keamanan reproduksi perempuan Hasil: ¾ Sebagian perempuan belum memiliki pengetahuan, namun ada sebagian juga yang sudah memiliki pengetahuan keamanan kesehatan reproduksi ¾ Peralatan aman belum tentu menimbulkan rasa aman dan nyaman; peralatan tidak aman belum tentu menimbulkan rasa tidak aman