Topik dan Sub Topik

commit to user cxviii itu topik ini akan didukung oleh subtopik satu dan subtopik lain yang saling mendukung terbentuknya topik utama. Subtopik ini juga didukung oleh serangkaian fakta yang ditampilkan yang menunjuk dan menggambarkan subtopik, sehingga dengan subbagian yang saling mendukung antara satu bagian dengan bagian lain, teks secara keseluruhan membentuk teks yang koheren dan utuh Eriyanto 2009:230

A. Topik dan Sub Topik

Film “Pertaruhan” terdiri atas empat bagian film dokumenter yang masing- masing memiliki konsentrasi cerita yang berbeda-beda. Adapun film-film dokumenter tersebut adalah: a. mitos keperawanan dan lesbian dalam film “Mengusahakan Cinta” b. khitan perempuan dalam film “Untuk Apa?” c. hak kesehatan reproduksi perempuan tidak menikah dalam film “NonaNyonya” d. kesehatan reproduksi Pekerja Seks Komersial dalam film “Ragat’e Anak” Dalam analisis wacana teks Van Dijk topik suatu teks memang baru bisa disimpulkan, seperti halnya kalau ketika kita membaca buku, mendengar cerita, atau menonton film. Kita dapat mengetahui topik sebuah teks ketika kita selesai membaca tuntas teks berita, buku, film, dan lain-lain tersebut Eriyanto 2009:226. Melihat tuntas film “Perempuan Punya Cerita” dengan memperhatikan dialog para tokoh film, visual film, serta para tokoh yang ditampilkan di film peneliti menyimpulkan bahwa topik utama dari film ini adalah : commit to user cxix Keamanan Kesehatan Reproduksi Perempuan dalam Film Topik diatas dimunculkan dalam film oleh sang pembuat film dengan dilatar belakangi oleh fakta yang berkembang dimasyarakat. Permasalahan-permasalahan perempuan seperti mitos keperawanan, sunat perempuan, PSK, dan lesbian bukanlah hal yang baru, namun sering kali permasalahan tersebut membuat perempuan kehilangan hak-hak yang dimilikinya. Dan lebih parahnya lagi, kaum perempuan sendiri memaknai dan meyakini jika permasalahan ini merupakan budaya yang harus dilestarikan dan mereka rela kehilangan hak mereka dengan mengatasnamakan kodratnya sebagai perempuan. Lucky Kuswandi, salah satu sutradara dalam film NONANYONYA tertarik dengan topik relasi perempuan singel dan ginekolog karen merupakan subyek yang jarang sekali dibahas terutama secara umum. Hal ini menyangkut kultur kita yang masih menganggap bahwa perempuan yang tidak menikah tidak perlu ke ginekolog. Juga karena landasan agama dan moral yang ikut berperan. Jadi Lucky ingin sekali membawa topik ini ke publik, biar bisa mulai dibahas, mulai direnungkan dan bisa terjadi perubahan. Untuk menganalisa film ini, penulis menggunakan konsep film perempuan atau yang biasa disebut sebagai film feminis. Disini perempuan digambarkan sebagai makhluk yang lemah atas sebuah kekuatan patriarkhi yang mengatasnamakan budaya, adat istiadat dan agama. Perempuan terdiskriminasi dan kehilangan hak-hak kesehatan reproduksinya tanpa mengetahui alasan yang jelas dan pasti. commit to user cxx Molly Haskel Aquarini 2006:338 juga mengatakan bahwa “Film perempuan yang lebih baik memberikan aspirasi, fiksi tentang ’perempuan biasa yang menjadi luar biasa’, perempuan yang mulai sebagai korban lingkungan yang diskriminatif tetapi kemudian bangkit, melalui rasa sakit, obsesi atau penyimpangan, untuk menjadi penentu nasibnya sendiri”. Karena kepeduliannya terhadap perempuan, para movie marker film ini tidak cukup puas hanya dengan memutar filmnya di bioskop saja. Mereka menggelar roadshow pemutaran film “Pertaruhan” ini di beberapa kota diseluruh Indonesia untuk menginspirasi perempuan-perempuan Indonesia dan membangkitkan semangat mereka untuk mendapatkan hak-haknya sebagai perempuan. Karena konsep dari film perempuan itu sendiri adalah film tentang perempuan dan untuk perempuan. Teks tidak hanya didefinisikan mencerminkan suatu pandangan tertentu atau topik tertentu tetapi suatu pandangan umum yang koheren. Van Dijk menyebut hal ini sebagai koherensi global global coherence, yakni bagian-bagian dalam teks kalau dirunut menunjuk pada suatu titik gagasan umum, dan bagian-bagian itu saling mendukung satu sama lain untuk menggambarkan topik umum tersebut Eriyanto 2009:230. Oleh sebab itu topik ini akan didukung oleh subtopik satu dan subtopik lain yang saling mendukung terbentuknya topik utama. Subtopik ini juga didukung oleh serangkaian fakta yang ditampilkan yang menunjuk dan menggambarkan subtopik, commit to user cxxi sehingga dengan subbagian yang saling mendukung antara satu bagian dengan bagian lain, teks secara keseluruhan membentuk teks yang koheren dan utuh. Untuk mendukung topik utama dari Film “Pertaruhan” tersebut maka penulis membagi menjadi beberapa sub topik yang dapat menggambarkan topik utama yang koheren dan utuh. Penulis akan memaparkan subtopik setiap kasus dalam tiga kondisi, yakni:

1. pengetahuan perempuan mengenai keamanan kesehatan reproduksi

2. penggunaan peralatan terkait dengan keamanan kesehatan

reproduksi 3. faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan perempuan mengenai keamanan kesehatan reproduksi

B. Analisis Wacana Film Pertaruhan