pemberdayaan, yaitu upaya untuk mewujudkan kemampuan dan partisipatif, yaitu keikutsertaan dan keterlibatan masyarakat secara aktif berpihak pada rakyat, yaitu seluruh proses pembangunan di pedesaan terbuka, yaitu setiap proses tahapan perencanaan pemban

71 Desa yang memuat arah kebijakan keuangan desa, strategi pembangunan desa, program kerja desa, dan ditetapkan dengan peraturan desa. Kemudian dijabarkan ke dalam Rencana Kerja Pembangunan Desa RKP Desa untuk jangka waktu 1 satu tahun . Adapun RKP-Desa tersebut memuat: a. Kerangka ekonomi desa b. Prioritas pembangunan desa c. Rencana kerja, dan d. Pendanaan, baik yang dilaksanakan langsung oleh Pemerintah Desa maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat dengan mengacu pada RPJM-Desa. Selanjutnya Rencana Kerja Pembangunan Desa RKP-Desa tersebut ditetapkan dengan keputusan Kepala Desa dan disusun untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, pembangunan, pelaksanaan dan pengawasan. Rencana Kerja Pembangunan Desa menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 66 Tahun 2007 tersebut harus berdasarkan pada:

a. pemberdayaan, yaitu upaya untuk mewujudkan kemampuan dan

kemandirian masyarakat dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara;

b. partisipatif, yaitu keikutsertaan dan keterlibatan masyarakat secara aktif

dalam proses pembangunan;

c. berpihak pada rakyat, yaitu seluruh proses pembangunan di pedesaan

secara serius memberikan kesempatan yang seluas-luasnya bagi masyarakat khususnya masyarakat miskin.

d. terbuka, yaitu setiap proses tahapan perencanaan pembangunan dapat

dilihat dan diketahui secara langsung oleh seluruh masyarakat desa.

e. akuntabel, yaitu setiap proses dan tahapan-tahapan kegiatan

pembangunan dapat dipertanggungjawabkan dengan benar, baik pada Pemerintah di desa maupun pada masyarakat.

f. selektif, yaitu semua masalah terseleksi dengan baik untuk mencapai

hasil yang optimal.

g. efisien dan efektif, yaitu pelaksanaan perencanaan kegiatan sesuai

dengan potensi sumberdaya alam dan dan sumberdaya manusia yang tersedia.

h. keberlanjutan, yaitu setiap proses dan tahapan kegiatan perencanaan

harus berjalan secara berkelanjutan. 72

i. cermat, yaitu data yang diperoleh cukup obyektif, teliti, dapat

dipercaya, dan menampung aspirasi masyarakat.

j. proses berulang, yaitu pengkajian terhadap suatu masalahhal

dilakukan secara berulang sehingga mendapatkan hasil yang terbaik; dan

k. penggalian informasi, yaitu di dalam menemukan masalah dilakukan

penggalian informasi melalui alat kajian keadaan desa dengan sumber informasi utama dari peserta musyawarah perencanaan. Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2005 pada Pasal 14 ayat 1 menyebutkan bahwa Kepala Desa mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan, sedangkan ayat 2 menetapkan bahwa untuk melaksanakan tugas tersebut, maka Kepala Desa mempunyai wewenang antara lain : memimpin penyelenggaraan pemerintahan desa, membina kehidupan masyarakat desa, membina perekonomian desa; yang dalam pengertian lebih luas termasuk juga membangun serta memberdayakan masyarakat desanya. Pasal 89 sampai dengan pasal 91 pada Peraturan Pemerintah No. 72 Th. 2005 menyatakan bahwa : Dalam pelaksanaan tugas pembangunan, maka di desa dapat dibentuk lembaga kemasyarakatan yang mempunyai tugas membantu Pemerintah Desa dan merupakan mitra dalam memberdayakan masyarakat, meliputi: a. Menyusun rencana pembangunan secara partisipatif; b. Melaksanakan, mengendalikan, memanfaatkan, memelihara, dan mengembangkan pembangunan secara partisipatif; c. Menggerakan dan mengembangkan partisipasi, gotong royong dan swadaya masyarakat; d. Menumbuh kembangkan kondisi dinamis masyarakat dalam rangka pemberdayaan masyarakat. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan dapat berbentuk partisipasi aktif, artinya masyarakat benar-benar menerima setiap program pembangunan dan ikut terlibat baik dalam perencanaan, pelaksanaan, serta pemanfaatan hasil 73 pembangunan, sedangkan partisipasi yang berbentuk pasif artinya masyarakat tidak menolak program pembangunan dan juga tidak terlibat atau berperan serta. Ketentuan lebih lanjut mengenai perencanaan, pelaksanaan pembangunan, pemanfaatan dan pendayagunaan kawasan perdesaan diatur dengan Perda KabupatenKota yang sekurang-kurangnya memuat: a. Kepentingan masyarakat desa melalui keikutsertaan masyarakat. b. Kewenangan desa. c. Kelancaran pelaksanaan investasi. d. Kelestarian lingkungan hidup, dan e. Keserasian kepentingan antar kawasan dan kepentingan umum. Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 66 Tahun 2007 tentang Perencanaan Pembangunan Desa menyatakan bahwa: Tujuan Perencanaan Pembangunan Desa adalah: 1. Mendukung koordinasi antar pelaku pembangunan. 2. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antar wilayah, antar ruang dan antar waktu, antar fungsi pemerintah, maupun antara desa dengan pemerintahan yang lebih atas. 3. Menjamin keterkaitan dan konstitensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan. 4. Mengoptimalkan partisipasinya masyarakat. 5. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan. Dari hal tersebut diatas maka secara singkat dapat di simpulkan bahwa perencanaan pembangunan desa sebaiknya disusun secara partisipatif oleh Pemerintah Desa sesuai kewenangannya, dengan melibatkan masyarakat serta lembaga kemasyarakatan di desa BPD,LMDLPM,KARANG,TARUNA, LEMBAGA ADAT, dan sebagainya, karena lembaga kemasyarakatan desa adalah merupakan mitra kerja Pemerintah Desa dalam aspek perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pembangunan yang bertumpu pada masyarakat. Selain dari pada itu, Pembangunan Desa juga haruslah sejalan dengan Pembangunan Masyarakat desa. Pembangunan Masyarakat Desa dimaksud pada 74 saat ini oleh Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah lebih dikenal dengan istilah Pemberdayaan Masyarakat Desa. Pembangunan Masyarakat Desa sebaiknya harus terus ditingkatkan, terutama melalui pengembangan sumberdaya manusia, termasuk penciptaan iklim yang mendorong timbulnya prakarsa dan swadaya gotong royong masyarakat. Jika hal tersebut dapat terjalin dengan baik, maka Pembangunan Desa dengan pola partisipatif oleh masyarakat desa akan dapat terlaksana dengan lebih baik.

2.6. Penelitian Sebelumnya.

Dokumen yang terkait

Konflik Pemekaran Wilayah di Kabupaten Serdang Bedagai (Studi Kasus:Konflik Horisontal yang Bersifat Laten di Desa Pagar Manik, Kecamatan Silinda Kabupaten Serdang Bedagai)

8 84 101

Kajian Potensi Ekowisata Mangrove di Desa Sialang Buah Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai

4 64 78

Pengaruh Aktivitas Masyarakat Pesisir Terhadap Kondisi Ekosistem Mangrove di Pantai Desa Sialang Buah Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai

3 48 88

Pengaruh Aktivitas Masyarakat Pesisir Terhadap Kondisi Ekosistem Mangrove di Pantai Desa Sialang Buah Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai

0 0 12

Pengaruh Aktivitas Masyarakat Pesisir Terhadap Kondisi Ekosistem Mangrove di Pantai Desa Sialang Buah Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai

0 0 2

Pengaruh Aktivitas Masyarakat Pesisir Terhadap Kondisi Ekosistem Mangrove di Pantai Desa Sialang Buah Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai

0 0 5

Pengaruh Aktivitas Masyarakat Pesisir Terhadap Kondisi Ekosistem Mangrove di Pantai Desa Sialang Buah Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai

0 1 12

Pengaruh Aktivitas Masyarakat Pesisir Terhadap Kondisi Ekosistem Mangrove di Pantai Desa Sialang Buah Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai

0 1 4

Pengaruh Aktivitas Masyarakat Pesisir Terhadap Kondisi Ekosistem Mangrove di Pantai Desa Sialang Buah Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai

0 0 17

Analisis Pengaruh Fungsi Perlombaan Desa Terhadap Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Desa di Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai

0 0 9