Sosialisasi : Meski banyak orang yang terlibat dalam proses perencanaan, Meningkatkan pemahaman : Jika masyarakat sudah tuahu tentang Menyusun Tim Pelaksana: Orang tertarik dengan sebuah kegiatan karena

58 peningkatan partisipasi masyarakat adalah berkaitan dengan unsur politik dan birokrasi. Sementara itu menurut Bryant dan White 1989 bahwa dalam penanganan program-program partisipasif sering pula ditemui beberapa dilema khas, yaitu:

1. Akses. Kelompok-kelompok atau anggota-anggota masyarakat manakah

yang harus dicakup..? 2. Daya tangkap. Terhadap siapakah para administrator harus tanggap? Terhadap masyarakat yang terorganisasi atau masyarakat yang tak terorganisasi dan lebih sulit diamati..?

3. Profesionalisme. Cara apakah yang terbaik untuk mengevaluasi

preferensi warga masyarakat bila hal itu berlawanan dengan pertimbangan, penilaian, dan disiplin professional..?

4. Keefektifan. Apa yang dapat dikerjakan seorang adminststor jika

masyarakat yang terorganisasi menveto atau merongrong suatu program sehingga hanya sedikit yang terlaksana..? Implikasi darii pertanyaan-pertanyaan tersebut ialah bahwa nilai partisipasi tidak hanya terletak pada ada atau tiadanya partispasi. Nilai partisipasi bervariasi, bergantung pada siapa yang berpartisipasi, pada tahap administatif yang mana, dan apa jenis kegiatan yang dilakukan oleh partisipan pemeran serta itu. Kemudian dari pada itu, Delivery 2004 juga menyatakan pendapatnya tentang partisipasi yaitu : Proses partisipatif harus dijalankan pada tingkat masyarakat sehingga pada akhir kegiatan masyarakat bisa melanjutkan sendiri, hal ini disebut dengan Pendekatan Pemberdayaan Masyarkat the Community Empowerment Approach. Meskipun setiap kegiatan masyarakat berbeda-beda, dan juga melaksanakan kegiatan dalam skala waktu yang berbeda pula, namun semuanya melewati tahap penting yang sama yaitu:

a. Sosialisasi : Meski banyak orang yang terlibat dalam proses perencanaan,

namun harus tetap dipastikan bahwa semua pihak terkait potensial terhadap kegiatan dimaksud harus mengetahui kegiatan dan dianggap dapat berpartisipasi secara efektif dalam kegiatan, pengambilan keputusan dan pengkajian perkembangan. Hal ini bisa dilakukan dengan kunjungan secara pribadi ke pihak terkait atau yang berkepentingan, pertemuan dengan kelompok kecil, atau melalui rapat sosialisasi besar-besaran atau lolakarya dengan jumlah yang cukup banyak.

b. Meningkatkan pemahaman : Jika masyarakat sudah tuahu tentang

kegiatan, maka perlu diadakan pertemuan-pertemuan untuk membangun persepsisi bersama dalam mengkomunikasikan tujuan, dan apa yang harus dilaksanakan. Pertemuan informal ini mesti menjadi bagian rutin program 59 kerja dimana orang bisa berkumpul dan membincangkan apa yang bisa dilakukan.

c. Menyusun Tim Pelaksana: Orang tertarik dengan sebuah kegiatan karena

alasan berbeda-beda ada yang alasan pribadi dan ada yang juga karena pekerjaan, dan secara bertahap mereka akan saling berkumpul. Petani mungkin tertarik karena kegiatan memberikan apa yang penting bagi mereka. Sementara pegawai pemerintah akan tertarik jika kegiatan tersebut membantu tujuan pembangunan di daerah itu. Minat yang berbeda ini dijadikan dasar dalam pembentukan tim pelaksana, yang mesti meliputi staf program dan staf dari lembaga pemerintah terkait lainnya. Setelah tim disusun secara cermat, tim ini bisa diperkuat hingga bisa berjalan tanpa bantuan dari pihak luar lagi. Menurut Abe 2001 bahwa, partisipasi masyarakat merupakan hal terpenting dalam pembangunan desa, yaitu akan menjadi wahana political education yang sangat baik. Sedangkan menurut Conyers 1994, menyatakan bahwa partisipasi masyarakat terdiri dari: a. Partisipasi masyarakat sebagai alat guna memperoleh suatu informasi mengenai kondisi, kebutuhan dan sikap masyarakat yang tanpa kehadirannya program pembangunan desa serta program akan gagal b. Masyarakat akan lebih mempercayai program pembangunan didesa, jika merasa dilibatkan dalam proses persiapan dan perencanaannya dan pengambilan keputusan terhadap priritas pembangunan yang sesuai kebutuhan masyarakat, karena akan lebih mengetahui seluk-beluk program dan akan mempunyai rasa memiliki terhadap program dimaksud. c. Yang mendorong partisipasi umum pada banyak negara disebabkan oleh karena timbulnya anggapan bahwa hak demokrasi bila masyarakat dilibatkan dalam pembangunan masyarakat. Partisipasi masyarakat diwujudkan melalui partisipasi dalam proses pembuatan keputusan, pelaksanaan, pemamfaatan hasil dan evakuasi. Selanjutnya Maskun 1993 berpendapat bahwa partisipasi masyarakat banyak sekali ditentukan oleh: a. kebutuhan masyrakat, b. interest masyarakat. c. adat istiadat, dan d. sifat- sifat komunal yang menyikapi setiap anggota masyrakat satu sama lain. 60 Maskun 1993 juga berpendapat bahwa : Tidak jarang terjadi bahwa masyarakat lebih tahu permasalahan yang dihadapinya, tetapi tidak mampu mengatasinya karena keterbatasan- keterbatasan oleh karakter dan kemampuan masyarakat itu sendiri atau hambatan lingkungan alamnya. Dan sering dijumpai kasus-kasus, bahwa pandangan orang di luar masyrakat, dinilai oleh anggota masyarakat jauh berbeda dengan apa yang dirasakan masyarakat secara turun-temurun. Partisipasi umumnya dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1. Apabila partisipasi dari masyarakat, berarti kreasi dan inisiatif dari Pemerintah Policy Pemerintah 2. Apabila partisipasi oleh pemerintah berarti kreasi inisiatif datang dari masyarakat dan pemerintah hanya berfungsi memberikan stimulasi dan motivasi agar masyarakat berekreasi; 3. Dapat pula kreasi dan inisiatif oleh kelompok masyarakat tertentu, dan partisipasi dari kelompok masyarakat lainnya. Selanjutnya Maskun 1993 juga menyatakan bahwa : Patisipasi masyarakat atas kebijakan pemerintah yang tersalur dalam administrasi pembangunan ditentukan secara bertingkat-tingkat oleh: 1. Terdapatnya pemahaman timbal balik mutual understanding antara perangkat pemerintah di tingkat birokrasi Pemerintah Daerah dengan masyarakat yang bersangkutan. 2. Terdapatnya sikap solidaritas yang tinggi dari masyarakat atas goodwill pemerintah dan political will pemerintah 3. Terdapatnya sikap solidaritas yang tinggi dari masyarakat oleh karena adanya kebijakan- kebijakan pemerintah. 4. Terdapat usaha-usaha motivasi dan stimulasi yang dapat mendorong kreativitas masyarakat. Menurut White yang dikutip oleh Trijono;1998 mengatakan bahwa pentingnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan akan menimbulkan: 1. Lebih banyak hasil yang dicapai. 2. Pelayanan yang diberikan dengan berbagai biaya lebih murah. 3. Memiliki nilai dasar yang sangat berarti bagi peserta karena menyangkut harga diri. 4. Merupakan katalisator untuk pembangunan selanjutnya. 5. Mendorong timbulnya rasa tanggung jawab. 6. Menjamin pekerjaan dilaksanakan dengan arah yang benar. 7. Menjamin kebutuhan yang dirasakan oleh masyarakat telah dilibatkan 8. Menghimpun dan memamfaatkan berbagai pengetahuan masyarakat. 9. Membebaskan orang dari ketergatungan kepada keahlian orang lain 10. Lebih menyadarkan manusia terhadap penyebab kemiskinan sehinnga menimbulkan kesadaran terhadap usaha untuk mengatasinya 61 Tjokroamidjojo 1991 menyatakan pendapatnya tentang partisipasi sebagai berikut : Dalam persektif dewasa ini, partisipasi masyarakat merupakan ciri khas modernisasi dalam pembangunan. Kemajuan demokrasi dapat dilihat dari seberapa besar partisipasi masyarakat : a. Partisipasi aktif masyarakat berarti keterlibatan dalam penentuan arah, strategi dan kebijakan. b. Keterlibatan dalam memikul hasil dam mamfaat pembangunan secara berkeadilan. Menurut Direktur Jenderal Pembangun Desa, 1996 bahwa secara umum usaha-usaha penerapan pendekatan partisipasif di Indonesia telah memunculkan beragam persepsi dan interpretasi yang berbeda-beda tentang arti partisipasi. Persepsi dan interpretasi yang berkembang selama ini adalah: a bahwa masyarakat bertanggung jawab untuk melaksanakan kegiatan- kegiatan dari program yang telah ditetapkan pemerintah: b anggota masyarakat ikut menghadiri pertemuan-pertemuan perencanaan, pelaksanaan dan pengkajian ulang program, namun kehadiran mereka sebatas sebagai pendengar semata, c anggota masyarakat berpartisipasi aktif dalam semua tahapan proses pengambilan keputusan tentang cara melaksanakan sebuah program dan ikut menyediakan bantuan serta bahan-bahan yang dibutuhkan dalam program tersebut, d anggota masyarakat berpartisipasi aktif dalm semua tahapa proses pengambilan keputusan, yang meliputi perencanaan , dan pelaksanaan dan pengawasamonitoring sebuah program.

2.5. Tinjauan tentang Pembangunan desa di Indonesia.

Dokumen yang terkait

Konflik Pemekaran Wilayah di Kabupaten Serdang Bedagai (Studi Kasus:Konflik Horisontal yang Bersifat Laten di Desa Pagar Manik, Kecamatan Silinda Kabupaten Serdang Bedagai)

8 84 101

Kajian Potensi Ekowisata Mangrove di Desa Sialang Buah Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai

4 64 78

Pengaruh Aktivitas Masyarakat Pesisir Terhadap Kondisi Ekosistem Mangrove di Pantai Desa Sialang Buah Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai

3 48 88

Pengaruh Aktivitas Masyarakat Pesisir Terhadap Kondisi Ekosistem Mangrove di Pantai Desa Sialang Buah Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai

0 0 12

Pengaruh Aktivitas Masyarakat Pesisir Terhadap Kondisi Ekosistem Mangrove di Pantai Desa Sialang Buah Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai

0 0 2

Pengaruh Aktivitas Masyarakat Pesisir Terhadap Kondisi Ekosistem Mangrove di Pantai Desa Sialang Buah Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai

0 0 5

Pengaruh Aktivitas Masyarakat Pesisir Terhadap Kondisi Ekosistem Mangrove di Pantai Desa Sialang Buah Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai

0 1 12

Pengaruh Aktivitas Masyarakat Pesisir Terhadap Kondisi Ekosistem Mangrove di Pantai Desa Sialang Buah Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai

0 1 4

Pengaruh Aktivitas Masyarakat Pesisir Terhadap Kondisi Ekosistem Mangrove di Pantai Desa Sialang Buah Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai

0 0 17

Analisis Pengaruh Fungsi Perlombaan Desa Terhadap Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Desa di Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai

0 0 9