Hakikat Hasil Belajar Kewirausahaan

1. Hakikat Hasil Belajar Kewirausahaan

Disadari atau tidak didalam kehidupan manusia setiap saat terjadi proses belajar baik disengaja maupun tidak. Pada hakikatnya individu yang belajar akan mengalami perubahan perilaku berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan. Pengetahuan menunjuk pada informasi yang tersimpan dalam pikiran, sikap adalah kemampuan seseorang menerima atau menolak obyek berdasarkan penilaian terhadap obyek tersebut, sedangkan keterampilan adalah suatu tindakan atau tingkah laku yang mampu diperlihatkan peserta didik sebagai tanda bahwa peserta didik tersebut telah belajar.

Hamalik (2008:154) mendefenisikan belajar sebagai perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat latihan dan pengalaman. Lebih lanjut dikatakan bahwa belajar sesungguhnya adalah ciri khas manusia dan yang membedakannya dengan makhluk lain. Belajar yang dilakukan manusia merupakan bagian dari hidupnya, berlangsung seumur hidup, kapan saja dan dimana saja, baik di sekolah, di kelas, di jalanan dalam waktu yang tidak dapat ditentukan sebelumnya. Namun satu hal yang pasti bahwa belajar yang dilakukan manusia senantiasa dilandasi itikad dan maksud tertentu.

Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai

hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Perubahan

Gagne (dalam Bigge, 1982) mendefenisikan belajar sebagai perubahan dalam perilaku dalam keterampilan manusia yang dapat dipakai, dan bukan dianggap berasal dari proses pertumbuhan. Dalam hal ini Gagne memandang belajar sebagai suatu proses perubahan perilaku akibat pengalaman yang dialaminya. Lebih lanjut Gagne (1989) membagi hasil belajar dalam lima Tipe yaitu, (1) informasi verbal, diperoleh dari kegiatan pembelajaran seperti di sekolah, buku, radio, TV, percakapan orang lain dan lain-lain, (2) ketrampilan intelektual, memungkinkan seseorang berinteraksi dengan lingkungannya melalui

simbol atau gagasan, (3) strategi kognitif, merupakan proses kontrol yaitu proses internal yang digunakan siswa untuk memilih atau mengubah cara-cara memberikan perhatian, belajar, mengingat dan berpikir, (4) sikap , merupakan pembawaan yang dapat dipelajari dan dapat mempengaruhi perilaku seseorang terhadap lingkungannya, (5) keterampilan motorik, yaitu keterampilan yang tidak hanya mencakup kegiatan fisik, melainkan juga kegiatan-kegiatan motorik yang digabung dengan keterampilan intelektual.

Sanjaya (2010:112) juga berpendapat bahwa belajar bukanlah sekedar mengumpulkan pengetahuan, belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang sehingga munculnya perubahan tingkah laku. Aktivitas mental itu terjadi karena adanya interaksi individu dengan lingkungan yang disadari. Proses belajar pada hakikatnya merupakan proses kegiatan mental yang tidak dapat dilihat. Artinya proses perubahan yang terjadi di dalam diri seseorang yang belajar tidak dapat kita saksikan. Kita hanya dapat menyaksikan dari adanya gejala-gejala perubahan perilaku yang tampak.

Belajar merupakan suatu proses yang dijalani secara sadar untuk mendapatkan perubahan, baik dalam bentuk pengetahuan, keterampilan ataupun sikap. Hasil belajar merupakan perolehan prestasi yang dicapai secara maksimal oleh peserta didik. Hasil belajar merupakan prestasi yang dicapai oleh peserta didik oleh karena adanya usaha yang sadar yang dilakukan peserta didik untuk mendapatkan perubahan. Dengan demikian semakin banyak perolehan prestasi yang dimiliki peserta didik maka semakin tinggi pula tingkat kesanggupan peserta didik untuk berbuat pada masa yang akan datang.

Gagne seperti yang dikutip Dimyati & Mudjiono (2006) juga menyatakan bahwa belajar merupakan kegiatan yang kompleks, hasil belajar merupakan kapabilitas. Setelah seseorang belajar maka ia akan memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap pengetahuan menunjukkan pada informasi yang tersimpan dalam pikiran. Belajar menurut Dahar (1989:12) adalah “perubahan perilaku yang diakibatkan oleh p engalaman”. Pengalaman yang didapatkan pembelajar secara berangsur-angsur akan merubah perilakunya dan membentuk Gagne seperti yang dikutip Dimyati & Mudjiono (2006) juga menyatakan bahwa belajar merupakan kegiatan yang kompleks, hasil belajar merupakan kapabilitas. Setelah seseorang belajar maka ia akan memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap pengetahuan menunjukkan pada informasi yang tersimpan dalam pikiran. Belajar menurut Dahar (1989:12) adalah “perubahan perilaku yang diakibatkan oleh p engalaman”. Pengalaman yang didapatkan pembelajar secara berangsur-angsur akan merubah perilakunya dan membentuk

Dimyati & Mudjiono (2006) berpendapat bahwa hasil belajar merupakan hasil dari proses belajar. Hasil belajar merupakan hasil yang dicapai setelah mengikuti suatu proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang dilaksanakan oleh siswa. Sedangkan Nasution (2006) berpendapat bahwa hasil belajar merupakan apa yang dapat dilakukan atau dikuasai siswa sebagai hasil dari pembelajaran. Hasil belajar seseorang dapat menyebabkan terjadinya perubahan pada dirinya dalam bentuk pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki pelajar sebagai kegiatan pembelajaran.

Reigeluth (1983) menyatakan bahwa hasil belajar secara umum dapat dikategorikan menjadi tiga indikator, yakni: (1) efektivitas pembelajaran yang biasanya diukur dari tingkat keberhasilan (prestasi) siswa dari berbagai sudut, (2) efisien pembelajaran, yang bisanya diukur dari waktu belajar dan atau biaya pembelajaran, (3) daya tarik pembelajaran yang selalu diukur dari tendensi siswa ingin belajar secara terus menerus. Secara spesifik, hasil belajar yaitu suatu kinerja (performance) yang diindikasikan suatu kapabilitas (kemampuan yang diperoleh).

Menurut Bloom dalam Dimyati & Mudjiono (2006) menyatakan bahwa hasil belajar yang menunjukkan proses perkembangan kemampuan dalam diri Menurut Bloom dalam Dimyati & Mudjiono (2006) menyatakan bahwa hasil belajar yang menunjukkan proses perkembangan kemampuan dalam diri

Ratumanan (2002) berpendapat bahwa belajar merupakan suatu kegiatan mental yang tidak dapat diamati dari luar. Apa yang ada dalam diri seseorang tidak dapat diketahui secara langsung hanya dengan mengamati orang tersebut. Hasil belajar hanya bisa diamati, jika seseorang menunjukkan kemampuan yang telah diperoleh melalui belajar. Karenanya berdasarkan perilaku yang ditampilkan dapat ditarik kesimpulan bahwa seseorang telah belajar. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah sesuatu yang dapat dilakukan peserta didik akibat pembelajaran yang tertampilkan dalam bentuk perilaku.

Istilah kewirausahaan merupakan terjemahan dari entrepreneurship , yang dapat diartikan sebagai the backbone of economy yaitu syaraf pusat perekonomian (Suherman, 2008). Kewirausahaan adalah penerapan kreativitas dan inovasi untuk memecahkan masalah dan upaya untuk memanfaatkan peluang yang dihadapi setiap hari. Kewirausahaan merupakan gabungan dari kreativitas, inovasi dan keberanian mengahadapi resiko yang dilakukan dengan cara kerja keras untuk membentuk dan memelihara usaha baru. Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru ( creatif new and different ) melalui berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang.

Selanjutnya Suherman (2008:6) memberikan pengertian kewirausahaan adalah: semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani

usaha dan atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi dan produksi baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar.

Dalam hal ini setiap wirausaha tentunya merupakan seseorang yang kreatif dan inovatif. Selanjutnya dikemukakan ciri-ciri orang yang berjiwa entrepreneurship adalah: mempunyai visi, kreatif dan inovatif, mampu melihat peluang, orientasi pada kepuasan konsumen, berani menanggung resiko dan berjiwa kompetisi, cepat tanggap dan gerak cepat berjiwa sosial dengan menjadi dermawan.

Untuk hal yang sama (2007:2) Tejasitisna mengatakan bahwa : Kewirausahaan berasal dari istilah entrepreneurship, sedangkan wirausaha

berasal dari kata entrepreneur. Kata entrepreneur, secara tertulis digunakan pertama kali oleh Sauary pada tahun 1723 dalam bukunya "Kamus Dagang". Entrepreneur adalah orang yang membeli barang dengan harga pasti, meskipun orang itu belum mengetahui berapa harga barang (atau guna ekonomi) itu akan dijual. Banyak orang yang memberi pengertian entrepreneur dan entrepreneurship, di antaranya sebagai berikut. (1) Ada yang mengartikan sebagai orang yang menanggung risiko. (2) Ada yang mengartikan sebagai orang yang memobilisasi dan mengalokasikan modal. (3) Ada yang mengartikan sebagai orang yang menciptakan barang baru. (4) Ada yang mengartikan sebagai orang yang mengurus perusahaan .

Selanjutnya, (2007:2) Tejasitisna mengatakan : Dengan demikian, sebenarnya apa yang dimaksud dengan kewirausahaan dan wirausaha itu? Agar lebih jelas dan ada pegangan, di bawah ini diuraikan beberapa pengertian kewirausahaan dan wirausaha sebagai berikut: (1) Kewirausahaan adalah mental dan sikap jiwa yang selalu aktif berusaha meningkatkan hasil.

karyanya dalam arti meningkatkan penghasilan. (2) Kewirausahaan adalah suatu proses seseorang guna mengejar peluang-peluang memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui inovasi, tanpa memperhatikan sumber daya yang mereka kendalikan (Robin, 1996). (3) Kewirausahaan adalah proses dinamis untuk menciptakan tambahan kemakmuran. (4) Kewirausahaan adalah proses menciptakan sesuatu yang lain dengan menggunakan waktu dan kegiatan disertai modal jasa dan risiko, serta menerima balas jasa, kepuasan, dan kebebasan pribadi. (5) Dalam lampiran Instruksi Presiden Nomor 4 tahun 1995, tentang Gerakan Nasional Memasyarakatkan dan membudayakan Kewirausahaan (GNMMK), kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan keuntungan yang lebih besar.

Selanjutnya dijelaskan yang dimaksud dengan wirausaha, yaitu sebagai berikut: (1) Wirausaha adalah mereka yang berhasil mendapatkan perbaikan pribadi, keluarga, masyarakat, dan bangsanya. (2) Wirausaha adalah seorang pakar tentang dirinya sendiri. (3) Wirausaha adalah orang yang mendobrak sistem ekonomi yang ada dengan memperkenalkan barang dan jasa yang baru dengan menciptakan bentuk organisasi baru atau mengolah bahan bake baru. (4) Wirausaha adalah orang yang berani memaksa diri untuk menjadi pelayan bagi orang lain. (5) Pandangan menurut seorang businesman, wirausaha adalah ancaman, pesaing

baru atau juga bias seorang partner, pemasok, konsumen, atau seorang yang bisa diajak kerja sama. Seorang (6) Pandangan menurut seorang pemodal, wirausaha adalah seorang yang menciptakan kesejahteraan buat orang lain yang menemukan cara-cara baru untuk menggunakan resources , mengurangi pemborosan, dan membuka lapangan kerja yang disenangi oleh masyarakat. (8) Pandangan menurut seorang ekonom, wirausaha adalah seseorang atau sekelompok orang yang mengorganisir faktor-faktor produksi, alam, tenaga, modal, dan skill untuk tujuan berproduksi. (9) Pandangan menurut psikologis, wirausaha adalah seseorang yang memiliki dorongan kekuatan dari dalam untuk memperoleh suatu tujuan, suka mengadakan eksperimen atau untuk menampilkan kebebasan dirinya diliar kekuasaan orang lain.

Model proses perintisan dan pengembangan kewirausahaan ini digambarkan oleh Bygrave menjadi urutan langkah-langkah pada gambar 2.1 berikut ini.

Innovation (Inovasi)

Tiggering Event (Pemicu)

Implementation (Pelaksanaan)

Growth (Pertumbuhan)

Gambar 2.1 Model Proses Kewirausahaan

Proses Inovasi : Beberapa faktor personal yang mendorong inovasi adalah: keinginan berprestasi, adanya sifat penasaran, keinginan menanggung resiko, faktor pendidikan dan faktor pengalaman. Adanya inovasi yang berasal dari diri seseorang akan mendorong dia mencari pemicu ke arah memulai usaha.

Sedangkan faktor-faktor environment mendorong inovasi adalah: adanya peluang, pengalaman dan kreativitas. Tidak diragukan lagi pengalaman adalah sebagai guru yang berharga yang memicu perintisan usaha, apalagi ditunjang oleh adanya peluang dan kreativitas.

Proses Pemicu : Beberapa faktor personal yang mendorong Tigger ing Event artinya yang memicu atau memaksa seseorang untuk terjun ke dunia bisnis adalah: (1) Adanya ketidakpuasan terhadap pekerjaan yang sekarang, ( 2) adanya pemutusan hubungan kerja (PHK), tidak ada pekerjaan lain, 3) dorongan karena faktor usia, (4) keberanian menanggung resiko, (5) dan komitmen atau minat yang tinggi terhadap bisnis.

Faktor-faktor Environment yang mendorong menjadi pemicu bisnis adalah: (1) Adanya persaingan dalam dunia kehidupan , (2) Adanya sumber- sumber yang bisa dimanfaatkan, misalnya memiliki tabungan, modal, warisan, memiliki bangunan yang lokasi strategic dan sebagainya, (3) Mengikuti latihan- latihan atau incubator bisnis. Sekarang banyak kursus-kursus bisnis dan lembaga manajemen fakultas ekonomi melaksanakan pelatihan dan incubator bisnis, (4) Kebijaksanaan pemerintah misalnya adanya kemudahan-kemudahan dalam lokasi berusaha ataupun fasilitas kredit, dan bimbingan usaha yang dilakukan oleh Depnaker.

Sedangkan faktor sociological yang menjadi pemicu serta pelaksanaan bisnis adalah: 1) Adanya hubungan-hubungan atau relasi-relasi dengan orang lain, (2) Adanya tim yang dapat diajak kerjasama dalam berusaha, (3) Adanya dorongan dari orang tua untuk membuka usaha, (4) Adanya bantuan famili dalam berbagai kemudahan, (5) Adanya pengalaman-pengalaman dalam dunia bisnis sebelumnya

Proses Pelaksanaan: Beberapa faktor personal yang mendorong pelaksanaan dari sebuah bisnis adalah sebagai berikut: (1) Adanya seorang wirausaha yang sudah siap mental secara total, (2) Adanya manajer pelaksana sebagai tangan kanan, pembantu utama, (3) Adanya komitmen yang tinggi terhadap bisnis, (4) Dan adanya visi, padangan yang jauh ke depan guna mencapai keberhasilan.

Proses Pertumbuhan : Proses pertumbuhan ini didorong oleh faktor organisasi antara lain: (1 ) Adanya tim yang kompak dalam menjalankan usaha sehingga semua rencana dan pelaksanaan operasional berjalan produktif, (2) Adanya strategi yang mantap sebagai produk dari tim yang kompak, (3) Adanya struktur dan budaya organisasi yang sudah rnembudaya. Budaya perusahaan jika sudah terbentuk dan diikuti dengan penuh tanggung jawab oleh seluruh karyawan maka pertumbuhan perusahaan akan berkembang pesat. Apa yang dimaksud dengan Budaya Perusahaan? Adanya produk yang dibanggakan, atau keistimewaan yang dimiliki misalnya kualitas makanan, lokasi usaha, manajemen, personalia dan sebagainya.

Sedangkan faktor enviroment yang mendorong implementasi dan

pertumbuhan bisnis adalah sebagai berikut: (1) Adanya unsur persaingan yang cukup menguntungkan. Dunia persaingan sekarang ini sangat tajam. Ada berbagai berbentuk persaingan yang ada di pasar mulai dari peogusaha pasar yang sangat dominan, yang mempunyai kekuatan yang sedang dan yang lemah. Dalam istilah pemasaran mereka ini terdiri atas market leader, market challenger, market follower , dan market nicher . Di pasar ditemukan pemimpin pasar. Pada setiap produk, atau merek yang dijual di pasar ada merek yang melekat di hati konsumen. Merek ini market share nya paling banyak/luas, ini disebut market leader . Kemudian menyusul penantang pasar (market challenger), yang berusaha menunggu kesempatan mengatasi leader. Setelah itu ada market follower yang ikut-ikutan saja karena modal terbatas, merek belum terkenal dan terakhir market nicher yang menjual produknya pada relung-relung/celah pasar yang belum terisi oleh merek lain, (2) Adanya konsumen dan pemasok barang yang kontinu, (3) Adanya bantuan dari pihak investor bank yang memberikan fasilitas keuangan (4) Adanya sumber-sumber yang tersedia, yang masih bisa dimanfaatkan,( 5) Adanya kebijaksanaan pemerintah yang menunjang berupa peraturan bidang ekonomi yang menguntungkan.

Dalam penelitian ini materi kewirausahaan yang dipelajari adalah materi dengan kompetensi dasar menganalisis aspek-aspek peluang usaha yang meliputi (1) pelayanan prima (2) promosi (3) merencanakan promosi (4) teknik menjual (5) seni menjual (6) kepuasan pelanggan (7) melakukan negoisasi (8) saluran dan dan jaringan distribusi (9) penetapan harga (10) penetapan harga jual.

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dibuat definisi hasil belajar kewirausahaan adalah kemampuan siswa dalam memahami kakekat pelayanan prima, promosi, merencanakan promosi, teknik menjual, seni menjual, kepuasan pelanggan, melakukan negoisasi, saluran dan dan jaringan distribusi, penetapan harga dan penetapan harga jual.