Interaksi Antara Strategi Pembelajaran Dengan Motif Berprestasi Terhadap Hasil Belajar Kewirausahaan Siswa.

3. Interaksi Antara Strategi Pembelajaran Dengan Motif Berprestasi Terhadap Hasil Belajar Kewirausahaan Siswa.

Suatu kegiatan pembelajaran yang baik seyogianya diawali dari sebuah rancangan yang baik pula, dalam rancangan ini telah dimuat apa tujuan yang akan dan harus dicapai oleh siswa sebagai hasil belajar, bagaimana mengukur atau mengevaluasi tingkat keberhasilan belajar siswa, termasuk di dalamnya strategi, metode dan teknik belajar yang harus dikembangkan dan begitu juga dengan sumber, media dan termasuk sarana pendukung kegiatan belajar agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan secara maksimal. Untuk memenuhi pencapaian tujuan pembelajaran maka rancangan yang baik harus dilakukan baik secara teoritis maupun secara praktis terhadap keberhasilan sebuah program

Strategi pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw antaralain: (1) Orientasi : Pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan diberikan. Memberikan penekanan tentang manfaat penggunaan metode Jigsaw dalam proses belajar mengajar. Mengingatkan senantiasa percaya diri, kritis, kooperatif dalam Tipe pembelajaran ini. Peserta didik diminta belajar konsep secara keseluruhan untuk memperoleh gambaran keseluruhan dari konsep serta memotivasi siswa, (2) Menyajikan dan menyampaikan informasi, (3) Membentuk kelompok asal, (4) Membagi materi pelajaran untuk kelompok Asal, (5) Masing-masing kelompok asal mempelajari materi pelajaran yang diberikan, (6) Membentuk kelompok ahli dan kelompok ahli mendiskusikan semua materi pelajaran, (7) Bawa para siswa

(Angota Kelompok Ahli) kembali ke kelompok jigsaw mereka, (8) Persilahkan tiap anggota kelompok ahli mempresentasikan hasil diskusi kepada anggota kelompoknya,(9) Presentasi kelompok, (10) Pemberian Kuis, (11) Pemberian penghargaan, (12) Evaluasi .

Adapun kelebihan dan kelemahan dari pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw adalah sebagai berikut: (1) Dapat mengembangkan hubungan antar pribadi posistif diantara siswa yang memiliki kemampuan belajar berbeda;(2) Menerapkan bimbingan sesama teman; (3) Rasa harga diri siswa yang lebih tinggi; (4) Memperbaiki kehadiran; (5) Penerimaan terhadap perbedaan individu lebih besar; (6) Sikap apatis berkurang; (7) Pemahaman materi lebih mendalam; (8) Meningkatkan motivasi belajar.

Selanjutnya Kelemahan metode kooperatif Tipe jigsaw: (1) Jika guru tidak meningkatkan agar siswa selalu menggunakan ketrampilan-ketrampilan kooperatif dalam kelompok masing-masing maka dikhawatirkan kelompok akan macet; (2) Jika jumlah anggota kelompok kurang akan menimbulkan masalah, misal jika ada anggota yang hanya membonceng dalam menyelesaikan tugas- tugas dan pasif dalam diskusi; (3) Membutuhkan waktu yang lebih lama apalagi bila ada penataan ruang belum terkondisi dengan baik , sehingga perlu waktu merubah posisi yang dapat juga menimbulkan gaduh.

Strategi pembelajaran kooperatif Tipe STAD dan strategi pembelajaran jigsaw merupakan bagian dari variabel pembelajaran, yang di dalamnya berhubungan dengan bagaimana peran guru atau sekolah dalam menata penyajian bahan ajar sehingga dapat memudahkan siswa untuk menerima materi pelajaran.

Dua jenis strategi pembelajaran ini memiliki karakteristik kegiatan yang berbeda, yakni strategi pembelajaran kooperatif Tipe STAD menonjolkan (1) Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajar, (2) Kelompok dibentuk dari siswa yang mempunyai kemampuan tinggi, sedang, dan rendah, (3) Bila memungkinkan, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin yang beragam, dan (4) Penghargaan lebih berorientasi kepada kelompok dari pada individu.

Dengan strategi pembelajaran kooperatif Tipe STAD, guru dapat menyajikan materi pelajaran dengan cara menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar, menyajikan informasi/materi pelajaran kepada siswa dengan jalan mendemonstrasikan atau lewat bahan bacaan, membentuk kelompok dengan jumlah anggota antara 3-5 siswa, menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok transisi secara efisien, membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka, mengadakan validasi hasil kerja kelompok dan memberi kesimpulan tugas kelompok, mengadakan kuis secara individu, penghargaan kelompok dan engevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah diajarkan.

Selain itu kelemahan-kelemahan yang mungkin terjadi pada pembelajaran STAD adalah sebagai berikut: (1) Pembelajaran kooperatif Tipe STAD bukanlah obat yang paling mujarab untuk memecahkan masalah yang timbul dalam kelompok kecil; (2) Adanya ketergantungan sehingga siswa yang lambat berpikir tidak dapat berlatih belajar mandiri; (3) Memerlukan waktu yang lama sehingga Selain itu kelemahan-kelemahan yang mungkin terjadi pada pembelajaran STAD adalah sebagai berikut: (1) Pembelajaran kooperatif Tipe STAD bukanlah obat yang paling mujarab untuk memecahkan masalah yang timbul dalam kelompok kecil; (2) Adanya ketergantungan sehingga siswa yang lambat berpikir tidak dapat berlatih belajar mandiri; (3) Memerlukan waktu yang lama sehingga

Meskipun ada banyak kelemahan yang timbul, pembelajaran kooperatif Tipe STAD juga memiliki keuntungan yakni: (1) Membantu siswa mempelajari isi materi pelajaran yang sedang dibahas; (2) Adanya anggota kelompok lain yang menghindari kemungkinan siswa mendapatkan nilai rendah, karena dalam pengetesan lisan siswa dibantu oleh anggota kelompoknya; (3) Menjadikan siswa mampu belajar berdebat, belajar mendengarkan pendapat orang lain, dan mencatat hal-hal yang bermanfaat untuk kepentingan bersama; (4) Menghasilkan pencapaian belajar siswa yang tinggi serta menambah harga diri siswa dan memperbaiki hubungan dengan teman sebaya; (5) Hadiah atau penghargaan yang diberikan akan memberikan dorongan bagi siswa untuk mencapai hasil yang lebih tinggi; (6) Siswa yang lambat berpikir dapat dibantu untuk menambah ilmu pengetahuannya; (7) Pembentukan kelompok-kelompok kecil memudahkan guru untuk memonitor siswa dalam belajar bekerja sama.

Penerapan strategi pembelajaran kooperatif Tipe STAD bagi siswa yang memiliki motif berprestasi tinggi akan memberi kesempatan untuk belajar dengan mudah dan hasil belajar mereka akan lebih baik. Bagi siswa yang memiliki motif berprestasi rendah akan mempunyai keterbatasan dalam memecahkan masalah belajarnya serta dalam mengembangkan ide-ide kreatifnya, karena motif berprestasi siswa yang rendah mengakibatkan hasil belajarnya semakin rendah.

Motif berprestasi merupakan faktor yang sangat penting dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Dengan adanya motif berprestasi dalam diri peserta didik akan semakin memudahkan dirinya untuk memecahkan dan menyelesaikan masalah belajarnya baik dalam lingkungan sekolah maupun dalam lingkungan masyarakat. Dengan adanya motif berprestasi siswa dapat lebih cepat, lebih baik dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi di setiap mata diklat yang ada di sekolah.

Motif berprestasi itu merupakan suatu daya dalam mental manusia untuk melakukan suatu kegiatan yang lebih baik, daya tersebut mampu mendorongnya untuk melakukan suatu kegiatan yang lebih baik sehingga dapat mencapai suatu kesuksesan. Motif berprestasi yang ada dalam diri peserta didik dapat berfungsi pendorong untuk melaksanakan setiap pekerjaan yang akan dikerjakan, juga dapat menentukan arah perbuatan yang hendak dicapai dan mampu menyeleksi serta menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Oleh karena itu diperlukan kemampuan dari seorang guru untuk menciptakan suasana agar siswa lebih giat untuk lebih mengetahui dan memahami materi pelajaran, senang untuk bertanya, berani untuk mengajukan pendapat dan mau melakukan percobaan yang menuntut adanya pengalaman baru.

Siswa diharapkan mampu memanfaatkan sumber belajar yang ada secara maksimal untuk mempercepat proses memecahkan permasalahan yang pada gilirannya motif berprestasi siswa juga akan memiliki pengaruh yang berarti terhadap peningkatan prestasi belajar siswa. Siswa yang mempunyai motif berprestasi tinggi, berbuat lebih baik dalam memecahkan masalah belajarnya.

Dengan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw dan strategi pembelajaran kooperatif yang menekankan pembelajaran yang berpusat pada siswa, memungkinkan siswa yang mempunyai motif berprestasi tinggi, mampu memahami tujuan/sasaran pembelajaran dengan capat dan mampu belajar bekerja sama dengan cepat dalam kelompok. Oleh karena itu apabila siswa memiliki motif berprestasi tinggi maka siswa itu diduga akan mempunyai prestasi yang tinggi dalam mata diklat kewirausahaan.

Siswa yang mempunyai motif berpretasi tinggi lebih mampu memanfaatkan sumber belajar yang ada secara maksimal untuk mempercepat proses pemecahan masalah belajarnya, yang pada gilirannya motif berprestasi siswa juga akan memiliki pengaruh yang berarti terhadap peningkatan prestasi belajar siswa. Oleh karena itu apabila siswa memiliki motif berprestasi tinggi maka siswa itu diduga akan mempunyai prestasi yang lebih baik dalam belajar. Sedangkan siswa yang mempunyai motif berprestasi rendah kurang mampu memanfaatkan sumber belajar yang ada dan tidak mampu untuk bekerja secara lebih efektif dan efisien untuk memecahkan permasalahan, sehingga dengan motif berprestasi siswa yang rendah juga akan mempengaruhi peningkatan prestasi belajar siswa yang rendah. Oleh karena itu apabila siswa memiliki motif berprestasi rendah maka siswa itu diduga akan mempunyai prestasi yang rendah.

Dari uraian di atas diduga hasil belajar siswa yang mempunyai motif berprestasi tinggi lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang mempunyai motif berprestasi rendah. Peserta didik yang mempunyai motif berprestasi tinggi lebih mampu bekerja dengan cepat dalam memecahkan Dari uraian di atas diduga hasil belajar siswa yang mempunyai motif berprestasi tinggi lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang mempunyai motif berprestasi rendah. Peserta didik yang mempunyai motif berprestasi tinggi lebih mampu bekerja dengan cepat dalam memecahkan

Dengan demikian diduga terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan motif berprestasi belajar dalam mempengaruhi hasil belajar pada pelajaran kewirausahaan, dengan kata lain bahwa siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw yang memiliki motif berprestasi belajar tinggi akan memperoleh hasil belajar kewirausahaan yang lebih baik, dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran kooperatif tipe STAD. Sebaliknya siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran tipe STAD yang memiliki motif berprestasi belajar rendah akan memperoleh hasil belajar kewirausahaan lebih baik dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.