Perbedaan Hasil Belajar Kewirausahaan Siswa yang Diajar dengan Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan Strategi Pembelajaran Kooperatif STAD.

1. Perbedaan Hasil Belajar Kewirausahaan Siswa yang Diajar dengan Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan Strategi Pembelajaran Kooperatif STAD.

Dalam proses pembelajaran setiap guru harus memiliki kemampuan di dalam upaya menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan kondusif. Dalam rangka menciptakan suasana yang kondusif dan menyenangkan tidaklah mudah. Oleh karena itu diperlukan pengetahuan dan keterampilan tentang bagaimana membuat suasana kelas yang kondusif dan menyenangkan. Salah satunya upaya untuk itu adalah penggunaan strategi pengorganisasian pembelajaran yang tepat. Penggunaan strategi pengorganisasian pembelajaran tidak terlepas dari karakteristik siswa yang diajar, karena apabila guru mengetahui karakteristik setiap siswa maka guru akan mengetahui strategi pembelajaran yang akan digunakan. Dengan demikian guru dapat menerapkan strategi pembelajaran dengan tepat dan mengetahui karakteristik serta kebutuhan dari siswa, dengan demikian dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan juga tujuan pembelajaran pun dapat tercapai dengan baik.

Strategi pembelajaran adalah strategi untuk mengorganisasi isi pembelajaran yang mengacu pada cara-cara memilih dan menetapkan materi pelajaran dalam struktur yang bermakna. Sebagai suatu variabel dalam pembelajaran, maka strategi pembelajaran sangat berpengaruh dalam meningkatkan hasil belajar.

Belajar dengan strategi pembelajaran kooperatif Tipe jigsaw, secara umum siswa dikelompokkan oleh secara heterogen dalam kemampuan. Siswa diberi Belajar dengan strategi pembelajaran kooperatif Tipe jigsaw, secara umum siswa dikelompokkan oleh secara heterogen dalam kemampuan. Siswa diberi

Pembentukan kelompok mengikuti prosedur jigsaw, sehingga anggota kelompok menjadi heterogen berdasarkan kemampuan. Langkah-langkah pembelajaran dengan strategi pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw II antaralain: (1) Orientasi : Pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan diberikan. Memberikan penekanan tentang manfaat peng- gunaan metode Jigsaw dalam proses belajar mengajar. Mengingatkan senantiasa percaya diri, kritis, kooperatif dalam Tipe pembelajaran ini. Peserta didik diminta belajar konsep secara keseluruhan untuk memperoleh gambaran keseluruhan dari konsep serta memotivasi siswa, (2) Menyajikan dan menyampaikan informasi, (3) Membentuk kelompok asal, (4) Membagi materi pelajaran untuk kelompok Asal, (5) Masing-masing kelompok asal mempelajari materi pelajaran yang diberikan, (6) Membentuk kelompok ahli dan kelompok ahli mendiskusikan semua materi pelajaran, (7) Bawa para siswa (Angota Kelompok Ahli) kembali ke kelompok jigsaw mereka, (8) Persilahkan tiap anggota kelompok ahli mempresentasikan hasil diskusi kepada anggota Pembentukan kelompok mengikuti prosedur jigsaw, sehingga anggota kelompok menjadi heterogen berdasarkan kemampuan. Langkah-langkah pembelajaran dengan strategi pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw II antaralain: (1) Orientasi : Pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan diberikan. Memberikan penekanan tentang manfaat peng- gunaan metode Jigsaw dalam proses belajar mengajar. Mengingatkan senantiasa percaya diri, kritis, kooperatif dalam Tipe pembelajaran ini. Peserta didik diminta belajar konsep secara keseluruhan untuk memperoleh gambaran keseluruhan dari konsep serta memotivasi siswa, (2) Menyajikan dan menyampaikan informasi, (3) Membentuk kelompok asal, (4) Membagi materi pelajaran untuk kelompok Asal, (5) Masing-masing kelompok asal mempelajari materi pelajaran yang diberikan, (6) Membentuk kelompok ahli dan kelompok ahli mendiskusikan semua materi pelajaran, (7) Bawa para siswa (Angota Kelompok Ahli) kembali ke kelompok jigsaw mereka, (8) Persilahkan tiap anggota kelompok ahli mempresentasikan hasil diskusi kepada anggota

Kelebihan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw: (1) Dapat mengembangkan hubungan antar pribadi posistif diantara siswa yang memiliki kemampuan belajar berbeda, (2) Menerapkan bimbingan sesama teman, (3) Rasa harga diri siswa yang lebih tinggi, (4) Memperbaiki kehadiran, (5) Penerimaan terhadap perbedaan individu lebih besar, (6) Sikap apatis berkurang,(7) Pemahaman materi lebih mendalam, (8) Meningkatkan motivasi belajar.

Sedangkan kelemahan metode kooperatif tipe jigsaw: (1) Jika guru tidak meningkatkan agar siswa selalu menggunakan ketrampilan-ketrampilan kooperatif dalam kelompok masing-masing maka dikhawatirkan kelompok akan macet, (2) Jika jumlah anggota kelompok kurang akan menimbulkan masalah, misal jika ada anggota yang hanya membonceng dalam menyelesaikan tugas-tugas dan pasif dalam diskusi, (3) Membutuhkan waktu yang lebih lama apalagi bila ada penataan ruang belum terkondisi dengan baik , sehingga perlu waktu merubah posisi yang dapat juga menimbulkan gaduh.

Strategi pembelajaran yang berorentasi pada pendekatan konstruktivis adalah pembelajaran kooperatif Tipe STAD. Pembelajaran kooperatif Tipe STAD dicirikan oleh suatu struktur tugas, tujuan dan penghargaan kooperatif. Siswa bekerja sama dalam situasi dan semangat pembelajaran kooperatif seperti membutuhkan kerjasama untuk mencapai tujuan bersama dan mengkoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan tugas. Beberapa ahli menyatakan bahwa Tipe pembelajaran kooperatif tidak hanya unggul dalam membuat siswa untuk Strategi pembelajaran yang berorentasi pada pendekatan konstruktivis adalah pembelajaran kooperatif Tipe STAD. Pembelajaran kooperatif Tipe STAD dicirikan oleh suatu struktur tugas, tujuan dan penghargaan kooperatif. Siswa bekerja sama dalam situasi dan semangat pembelajaran kooperatif seperti membutuhkan kerjasama untuk mencapai tujuan bersama dan mengkoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan tugas. Beberapa ahli menyatakan bahwa Tipe pembelajaran kooperatif tidak hanya unggul dalam membuat siswa untuk

Pendekatan konstruktivis dalam pengajaran menerapkan pembelajaran kooperatif secara ekstensif, atas dasar teori bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit apabila mereka dapat saling mendiskusikan konsep-konsep itu dengan temannya (Slavin, 1995). Menurut Ibrahim (2000), pendekatan kooperatif merupakan pembelajaran yang menekankan adanya kerja sama antar siswa dalam kelompoknya untuk mencapai tujuan belajar.

Pembelajaran kooperatif memiliki tiga tujuan, yakni prestasi akademik, penerimaan keanekaragaan, dan perkembangan keterampilan sosial (arrends, 1997). Diharapkan melalui kelompok yang kooperatif, rata-rata prestasi belajar siswa dapat terangkat, karena diantara siswa yang berprestasi redah dan tinggi secara bersama-sama menangani tugas yang dibebankan melalui teman kelompoknya. Pembelajaran kooperatif menyajikan peluang bagi siswa dari dari berbagai latar belakang dan kondisi saling ketergantungan yang positif dalam menangani tugas kelompok. Dari aspek keterampilan sosial, pembelajaran kooperatif mampu membentuk sikap dan berkolaborasi.

Setiap guru dapat memfokuskan perhatian pada perkembangan materi kewirausahaan dengan kompetensi dasar : (1) menunjukkan sikap pentang menyerah dan ulet, (2) mengelola komppflik, (3) membangun visi dan misi usaha.

Dengan strategi pembelajaran kooperatif Tipe STAD, guru dapat menyajikan materi pelajaran dengan cara menyampaikan semua tujuan pelajaran

yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar, menyajikan informasi/materi pelajaran kepada siswa dengan jalan mendemonstrasikan atau lewat bahan bacaan, membentuk kelompok dengan jumlah anggota antara 3-5 siswa, menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok transisi secara efisien, membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka, mengadakan validasi hasil kerja kelompok dan memberi kesimpulan tugas kelompok, mengadakan kuis secara individu, penghargaan kelompok dan engevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah diajarkan.

Pembentukan kelompok mengikuti prosedur STAD, sehingga anggota kelompok menjadi heterogen berdasarkan jenis kelamin. Strategi pembelajaran tipe STAD merupakan tipe pembelajaran kooperatif untuk pengelompokkan campur yang melibatkan pengakuan tim dan tanggung jawab kelompok untuk pembelajaran individu anggota. Inti kegiatan dalam STAD adalah mengajar, belajar dalam tim, pemberian kuis dan pemberian penghargaan kepada siswa yang berprestasi dalam tim/kelompok yang memperoleh skor tertinggi dalam kuis.

Unsur-unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut : (1) Para siswa harus memiliki persepsi mereka tenggelam atau berenang bersama, (2) Para siswa harus memiliki tanggung jawab terhadap siswa atau peserta didik lain dalam kelompoknya, selain tangung jawab terhadap diri sendiri dalam mempelajari materi yang dihadapi, (3) Para siswa harus berpandangan bahwa mereka semua memiliki tujuan yang sama, (4) Para siswa di bagi tugas dan Unsur-unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut : (1) Para siswa harus memiliki persepsi mereka tenggelam atau berenang bersama, (2) Para siswa harus memiliki tanggung jawab terhadap siswa atau peserta didik lain dalam kelompoknya, selain tangung jawab terhadap diri sendiri dalam mempelajari materi yang dihadapi, (3) Para siswa harus berpandangan bahwa mereka semua memiliki tujuan yang sama, (4) Para siswa di bagi tugas dan

Kelemahan-kelemahan yang mungkin terjadi pada strategi pembelajaran tipe STAD adalah sebagai berikut: (1) Pembelajaran kooperatif Tipe STAD bukanlah obat yang paling mujarab untuk memecahkan masalah yang timbul dalam kelompok kecil, (2) Adanya ketergantungan sehingga siswa yang lambat berpikir tidak dapat berlatih belajar mandiri, (3) Memerlukan waktu yang lama sehingga target pencapaian kurikulum tidak dapat dipenuhi, (4) Tidak dapat menerapkan materi pelajaran secara cepat, (5) Penilaian terhadap individu dan

kelompok serta pemberian hadiah menyulitkan bagi guru untuk melaksanakannya. Sedangksan keuntungan pada strategi pembelajaran tipe STAD adalah sebagai berikut: (1) Membantu siswa mempelajari isi materi pelajaran yang sedang dibahas, (2) Adanya anggota kelompok lain yang menghindari kemungkinan siswa mendapatkan nilai rendah, karena dalam pengetesan lisan siswa dibantu oleh anggota kelompoknya, (3) Menjadikan siswa mampu belajar berdebat, belajar mendengarkan pendapat orang lain, dan mencatat hal-hal yang bermanfaat untuk kepentingan bersama, (4) Menghasilkan pencapaian belajar siswa yang tinggi serta menambah harga diri siswa dan memperbaiki hubungan kelompok serta pemberian hadiah menyulitkan bagi guru untuk melaksanakannya. Sedangksan keuntungan pada strategi pembelajaran tipe STAD adalah sebagai berikut: (1) Membantu siswa mempelajari isi materi pelajaran yang sedang dibahas, (2) Adanya anggota kelompok lain yang menghindari kemungkinan siswa mendapatkan nilai rendah, karena dalam pengetesan lisan siswa dibantu oleh anggota kelompoknya, (3) Menjadikan siswa mampu belajar berdebat, belajar mendengarkan pendapat orang lain, dan mencatat hal-hal yang bermanfaat untuk kepentingan bersama, (4) Menghasilkan pencapaian belajar siswa yang tinggi serta menambah harga diri siswa dan memperbaiki hubungan

Perbedaan Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw disajikan pada tabel 2.10:

Tabel 2.10. Perbedaan Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD, Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Strategi Pembelajaran Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Kooperatif Tipe Jigsaw Fase 1 Menyampaikan tujuan

Fase 1 Menyampaikan tujuan dan memotivasi dan memotivasi