Laporan Tata Kelola Perusahaan | Corporate governance report
dipotong oleh klien, PPn 10 dari nilai kontrak. sementara pada saat membayar subkontraktor, vendor atau mitra kerja
lainnya, jumlah yang dibayar perusahaan termasuk PPn 10 dari nilai tagihan mitra kerja. Dengan demikian PPn
perusahaan dalam posisi lebih bayar, yang akan diperoleh kembali dari kantor pajak melalui mekanisme restitusi. inilah
yang menyebabkan risiko negatif atau deisit cashlow.
Pada tahun 2013 level of residual risk berhasil diturunkan sampai tingkat acceptable karena manajemen berhasil
mengendalikan dampak risiko ini dengan menerapkan strategi: memasukkan cost of money selama masa tunggu restitusi ke
dalam perhitungan proitloss tender, mengenakan mitra kerja untuk menanggung, melaporkan dan menyetor PPn ke negara,
dan akan menerima penggantian dari elnusa setelah restitusi diterima dari kantor pajak. selain itu, elnusa juga berupaya
dan berhasil masuk kelompok perusahaan yang mendapatkan predikat Wajib Pajak Patuh, sehingga berhak memperoleh
pengembalian pendahuluan dalam durasi 6 bulan.
5. Risiko penyelesaian masalah ECS. elnusa CggVeritas seismic
eCs adalah perusahaan ailiasi elnusa bersama mitra dari singapore dalam bentuk ventura bersama joint venture, didirikan
pada pertengahan 2011, dan beroperasi hingga 12 Juli 2012. Penyertaan modal elnusa adalah UsD5 juta berupa hard-cash
pada pertengahan 2011. Dalam masa operasi yang cukup singkat tersebut eCs telah menderita kerugian operasi hingga UsD8,9
juta. manajemen menyadari adanya kesalahan masa lalu dalam mendeinisikan business model eCs sebagaimana tertuang dalam
feasibility study dan business plan eCs tahun 2011. manajemen kemudian memutuskan untuk menghentikan kegiatan operasi eCs
dan berupaya menyelesaikan masalah eCs melalui proses likuidasi.
residual level of risk berhasil dikendalikan sampai tingkat yang acceptable karena perusahaan telah melokalisir dampak kerugian
sebatas nilai yang tercatat pada investment on subsidiary dan telah diserap seluruhnya sampai dengan pencatatan tahun buku 2012.
6. Risiko kecurangan. Pada awal 2013 terjadi beberapa
percobaan kasus integritas berupa percobaan pemalsuan dokumen permintaan pembayaran, pembuatan alat drilling
untuk kepentingan pribadi, dan kick-back dalam penjualan junk assets. Besaran nilai yang terlibat memang tidak
signiikan, tetapi karena menyangkut integritas, menjadikan risiko ini masuk dalam daftar risiko signiikan tahun 2013.
manajemen berhasil melokalisir dampak risiko, dengan secara tegas mengenakan sanksi kepada pihak-pihak yang
terlibat. langkah ini cukup efektif menciptakan efek jera bagi karyawan lain untuk tidak melakukan hal serupa.
7. Risiko bisnis marine seismic. sepanjang tahun 2013
bisnis marine seismic service mendapatkan project justru di luar project yang diproyeksikan dalam rKaP 2013. risiko-
risiko terkait bisnis ini meliputi: beban operasional harian yang tinggi, nilai investasi yang tinggi di marine seismic
equipments, tingkat utilisasi alat yang rendah, ketidakpastian pada pasokan sarana pendukung, dan sebagainya. Dari
beberapa usulan tender bisnis marine seismic services dalam to the Client, the total sum received by elnusa shall be deducted
by Client with VaT 10 of the total contract value. on the other hand, when paying subcontractors, vendors or other working
partners, the total amount paid by the Company shall be added with and include VaT 10 of the work partner’s contract value.
Therefore, the Company’s VaT position is currently overpaid which will be refunded by Tax ofices through a restitution
scheme. This poses negative risk or causes cashlow deicit.
in the year of 2013, the level of residual risk was reduced to an acceptable level because the management successfully
controlled the impact of this risk by implementing the following strategies: incorporating the cost of money during
grace period of restitution into PL tender calculation; requiring working partners to bear, report, and pay VaT to the state.
They shall receive recompensation from elnusa after tax restitution is obtained from the Tax ofice. in addition, elnusa
was successful to enter its name into the Compliant Taxpayer list so that it is eligible to receive preliminary restitution within
a 6 month period.
5. ECS settlement risk: elnusa Cgg Veritas seismic eCs is an
afiliate of elnusa together with a partner from singapore in form of joint venture. it was established in mid 2011, and
it operated until 12 July 2012. elnusa’s capital equity or participation was UsD5 million in hard-cash in mid 2011.
During this brief operational period, eCs has suffered operational losses up to UsD8.9 million. The management
was aware that the existence of past error in deining eCs business model as illustrated in the feasibility study and
business plan of eCs in 2011. later, the management decided to cease eCs operational activities and attempted to resolve
eCs’s problems through liquidation process.
The residual level of risk was controlled to an acceptable level, because the Company has limited the impact of the loss up
to the value recorded in investment on subsidiaries, and was totally absorbed until the recording of the iscal year of 2012.
6. Fraud risk: in early 2013, there were a number cases of
integrity attempts, i.e. attempts to falsify or forge payment requisite documents, manufacture of drilling equipment for
personal usepurposes, and kick-back in sales of junk assets. The values involved are not signiicant, but since it is related
to integrity, this risk was incorporated in the list of signiicant risks of 2013.
The management succeeded in localizing the impacts of the risk by irmly imposing punishments or sanctions to any parties
involved. This step is so effective in creating deterrent effects so that other employees would not attempt to do similar actions.
7. Marine seismic business risk: Throughout the year of 2013,
marine seismic service business secured projects which were not the projects that had been projected in the Company Work Plan
and Budget or CWPB 2013. The risks related to this business includes: high daily operating expenditures, high investment
expenditures on marine seismic equipments, low utilization level of equipments, uncertainty in supplying supporting facilities, etc.
From a number of proposals for the business tender of marine
PT Elnusa Tbk Laporan Tahunan 2013 Annual Report
rangka merealisasikan target rKaP 2013, kekurangan usulan oleh karena risiko tersebut selalu muncul.
manajemen mengkategorikan bisnis ini sebagai business with high risk proile, sehingga keputusan pengambilan risiko
dilakukan melalui kajian mendalam. selain itu manajemen juga memberlakukan skema lagship fee based untuk seluruh proyek di
bisnis ini. Ke depan, fungsi marine seismic services dituntut mampu mendeinisikan business model yang paling cocok untuk kondisi
Perusahaan, dengan mempertimbangkan semua potensi risiko.
8. Risiko divestasi aset. Dalam tahun 2013 manajemen