PT Elnusa Tbk Laporan Tahunan 2013 Annual Report
risk, but rather it is because of the risk beyond the control of the management.
1. Fatality risk: this risk is the top priority. in 2013, the
management is able to control this risk, so that the year 2013 is closed without any signiicant Hse occurrences. one of the
strategies taken is the implementation of “Hse is my culture” to all elnusa personnel so that the residual level of risk was still
within the acceptable range.
Punishment or sanction provisions against oil and gas service companies of entry into black list are provided for in Work
Procedure guidelines PTK no. 007 year 2011 issued by BP migas, it was established that the death of any employee or
other person due to negligence of an employee or a company providing oil and gas services shall render a sanction that
such oil and gas service company shall no longer be allowed to participate in any tender during a speciic period. if the
Company is currently taking part in any tender process and bid process, then its participation shall be disqualiied. a
strategic step that must be taken by the management is to propose to sKK migas for a revision of the foregoing PTK 007.
2. Legal uncertainty risk: This risk is the second priority, in view
of the amount of money and time that has and shall be spent to obtain legal certainty. There is no third option: there is only
win or lose. The strategic steps were already, and are being, and will continue to be taken are to give media and social
pressure to all parties that will affect the law enforcement in indonesia. The inherent level and residual level of this risk does
not change, which means that the control activities performed by risk management gives insigniicant effect to the level of
risk since the causes of the risk are unreachable.
3. Tender loss risk: This risk has an inherently signiicant impact
on the operational and inancial performance of elnusa in the year of 2013, especially for land seismic services and marine
seismic services. For land seismic services, there are at least three projects projected in CWPB of 2013, but which elnusa
fails to win. in marine seismic services, nearly all projects projected in the Company Work Plan and Budget or CWPB
2013 could be obtained. The management succeeded in controlling the impacts of this risk, such as by focusing the
business growth of the Company in the business segment of Drilling and oilield service. THerefore, it keeps the residual
level of risk to remain low.
4. Tax risk: The provisions on taxes which especially signiicantly
inluence the inancial performance of the Company is the regulation regarding manDaTory TaX DeDUCTion or WaJiB
PUngUT WaPU that shall now become the authority of the Client. Under this regulation, when the Company sends invoices
risiko, tetapi lebih dikarenakan sebab risiko berada di luar jangkauan kontrol manajemen.
1. Risiko fatality. risiko ini menempati urutan teratas prioritas.
Pada 2013 manajemen mampu mengendalikan risiko ini, hingga berhasil menutup tahun 2013 tanpa kejadian Hse yang
signiikan. salah satu strategi yang ditempuh adalah menerapkan budaya “Hse is my culture” bagi seluruh insan elnusa, sehingga
residual level of risk dalam kisaran acceptable.
Ketentuan sanksi bagi perusahaan jasa migas berupa pengenaan daftar hitam black list tertuang dalam Pedoman Tata Kerja PTK
nomor 007 tahun 2011, yang diterbitkan oleh BP migas. Bahwa kematian yang menimpa karyawan atau orang lain disebabkan
oleh karena kelalaian karyawan atau perusahaan penyedia jasa migas, akan mengakibatkan perusahaan penyedia jasa migas
tersebut tidak boleh mengikuti tender selama jangka waktu tertentu, dan jika perusahaan tersebut tengah mengikuti tender
dan sedang dalam proses pelelangan, maka keikutsertaannya akan didiskualiikasi. langkah strategis yang perlu dilakukan
manajemen adalah menyampaikan usulan kepada sKK migas untuk merevisi atas PTK 007 tersebut.
2. Risiko ketidakpastian hukum. risiko ini menjadi prioritas
kedua mengingat besaran nilai uang yang terlibat dan waktu yang telah dan akan dilewati sampai adanya kepastian hukum
diperoleh. Tidak ada opsi ketiga, yang ada hanyalah menang atau kalah. langkah strategis yang sudah, sedang dan akan
terus dilakukan adalah memberikan media and social pressure kepada semua pihak yang berpengaruh terhadap penegakan
hukum di indonesia. level inheren dan level residual risiko ini tidak berubah, menandakan bahwa tindakan control yang
dilakukan manajemen risiko kecil pengaruhnya terhadap level risiko, karena sebab risiko tidak terjangkau.
3. Risiko kalah tender. risiko ini secara inheren berdampak
signiikan memengaruhi kinerja operasi dan keuangan elnusa tahun 2013, terutama di Land Seismic Services dan Marine
Seismic Services. Di Land Seismic Services setidaknya ada tiga project yang telah diproyeksikan dalam rKaP 2013,
tetapi gagal dimenangkan elnusa. sedangkan di Marine Seismic Services, hampir semua project yang diproyeksikan
dalam rKaP 2013 gagal diperoleh. manajemen berhasil mengendalikan dampak risiko ini, antara lain dengan
memfokuskan pertumbuhan bisnis perusahaan pada segmen bisnis Drilling and Oilield Services. sehingga residual level of
risk berada pada tingkat low.
4. Risiko pajak. Ketentuan pajak yang berdampak signiikan
memengaruhi kinerja keuangan Perusahaan terutama adalah ketentuan mengenai WaJiB PUngUT WaPU yang menjadi
kewenangan klien. Dengan ketentuan ini, maka ketika Perusahaan menagih klien, jumlah yang diterima elnusa telah
Laporan Tata Kelola Perusahaan | Corporate governance report
dipotong oleh klien, PPn 10 dari nilai kontrak. sementara pada saat membayar subkontraktor, vendor atau mitra kerja
lainnya, jumlah yang dibayar perusahaan termasuk PPn 10 dari nilai tagihan mitra kerja. Dengan demikian PPn
perusahaan dalam posisi lebih bayar, yang akan diperoleh kembali dari kantor pajak melalui mekanisme restitusi. inilah
yang menyebabkan risiko negatif atau deisit cashlow.
Pada tahun 2013 level of residual risk berhasil diturunkan sampai tingkat acceptable karena manajemen berhasil
mengendalikan dampak risiko ini dengan menerapkan strategi: memasukkan cost of money selama masa tunggu restitusi ke
dalam perhitungan proitloss tender, mengenakan mitra kerja untuk menanggung, melaporkan dan menyetor PPn ke negara,
dan akan menerima penggantian dari elnusa setelah restitusi diterima dari kantor pajak. selain itu, elnusa juga berupaya
dan berhasil masuk kelompok perusahaan yang mendapatkan predikat Wajib Pajak Patuh, sehingga berhak memperoleh
pengembalian pendahuluan dalam durasi 6 bulan.
5. Risiko penyelesaian masalah ECS. elnusa CggVeritas seismic