2. Peranan Pers di Tapanuli Masa Revolusi

4. 2. Peranan Pers di Tapanuli Masa Revolusi

Peranan pers tidak hanya dirasakan pada masa perang kemerdekaan, tetapi pada masa pergerakan nasional pun surat kabar telah digunakan sebagai media untuk menyebarkan informasi. Surat kabar yang terbit di Indonesia pada awalnya adalah untuk memenuhi kebutuhan informasi khususnya kegiatan perdagangan kolonial Belanda. Peranan surat kabar kemudin bergeser sesuai dengan zamannya yang disesuaikan terhadap kebutuhan masyarakat akan informasi berita pada saat itu. Pers Tapanuli pada masa revolusi juga ikut berjuang dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia 19 19 Tim penulisan Pemda Prop Sumut, Propinsi Sumatera Utara, Medan : Kementerian Penerangan, 1953, hlm. 75. . Surat kabar pada awal Indonesia merdeka tidak memiliki ruang gerak yang bebas, hal ini disebabkan karena adanya pengawasan yang ketat dari militer Jepang, meskipun demikian surat kabar tetap memuat berita-berita yang bernada perjuangan walaupun belum secara tegas memaklumkan proklamasi, dengan demikian surat kabar juga turut serta memberikan peranan terutama dimasa perjuangan. Peranan pers yang sangat dominan pada masa itu adalah untuk menyebarkan informasi serta mempengaruhi masyarakat agar tidak tergiur terhadap kemewahan yang ditawarkan oleh Belanda. Oleh karena itu tokoh pers juga ikut melakukan aksi propaganda dengan tujuan untuk mempertahankan kemerdekaan, melalui berita-berita yang dimuat dalam surat kabar. Berita hiburan dalam surat kabar baru dirasakan pada waktu sekarang, sedangkan berita hiburan pada masa revolusi adalah berupa berita sentilan dan sindiran yang menggelikan sekaligus menusuk hati yang ditujukan kepada Belanda. Keberhasilan surat kabar sebagai media perjuangan tidak pernah lepas dari peranan tokoh-tokoh pers dengan keberaniannya untuk menerbitkan kembali surat kabar yang sudah dibredel. Universitas Sumatera Utara Mesin ketik yang digunakan di masa revolusi sangat sederhana sekali, yakni hanya dengan menggunakan timah cair dimana huruf-huruf dicelupkan ketimah kemudian dilengketkan ke kertas untuk dicetak. Dalam mencetak sebuah surat kabar membutuhkan waktu yang lama dan ketelitian yang tinggi. Bekerja sebagai pejuang pena merupakan kebanggan tersendiri dan dipandang mulia oleh masyarakat karena pengabdian yang tulus kepada bangsa dan negara tanpa mengharap imbalan jasa, oleh karena itu wajarlah mereka disebut sebagai pejuang. 4. 3. Peranan Pers Dalam Penyebar Berita Proklamasi Pada masa revolusi pers mampu mengintegrasikan masyarakat pada zaman yang cepat berubah. Keberhasilan ini tidak dilakukan sendirian oleh pers, melainkan bersama masyarakat yang mencakup juga pemerintah. Pers juga merupakan saksi sejarah karena pers mampu merekam kejadian-kejadian yang dinilai aktual dan penting pada zamannya, oleh karena itu melalui berita-beritanya pers berusaha mempengaruhi para pembacanya untuk melakukan suatu tindakan ataupun perlawanan. Maka dari itu melalui sarana perslah berita dapat di informasikan secara luas kepada semua golongan dan menjangkau seluruh wilayah baik pusat maupun lokal. Sejak penyarahan Jepang pada tanggal 14 Agustus 1945, para pegawai kantor berita Domei yang berkebangsaan Indonesia yang sebelumnya bertugas untuk mengirim dan menerima berita akhirnya dilarang masuk ke ruangan kerja dengan tujuan agar tidak mengetahui perkembangan apa yang sedang terjadi pada saat itu. Semua tugas penerimaan dan pengiriman berita dikerjakan oleh pihak pegawai Jepang. Tindakan Jepang yang mengekang segala alat penerimaan seperti pers dan radio tidak membuat Universitas Sumatera Utara masyarakat Tapanuli buta akan berita akan berita proklamasi, namun tidak demikian karena berita proklamasi kemerdekaan masih saja lolos dalam pemberitaan di Tapanuli. Kemerdekaan Indonesia yang sudah diproklamasikan di Jakarta pada tanggal 17 Agustus 1945 tidak secara serentak dapat diterima oleh tiap-tiap daerah ada yang cepat dan ada yang lambat. Hal ini disebabkan alat komunikasi massa yang ada pada saat itu sedang berada dalam pengawasan Jepang. Disamping itu untuk mempersulit hubungan komunikasi, Jepang membagi-bagi wilayah Indonesia ke dalam komando yang berbeda- beda serta membuat peraturan yang berbeda pula, sehingga pada awal kemerdekaan tidak ada surat kabar di Tapanuli yang menyiarkan berita proklamasi karena setiap daerah yang akan diberitakan atau dimuat terlebih dahulu diseleksi oleh Bunkaka kantor penerangan militer Jepang. Dalam setiap siaran radio pun hanya menyiarkan berita bahwa sekutu menginstruksikan kepada Jepang untuk bertanggung jawab menjaga keamanan dan tidak menyerahkan senjata kepada kaum revolusi. 4. 4. Peranan Pers Dalam Perjuangan