Perang Kemerdekaan di Tapanuli

menyerahkan senjata kepada kaum revolusi. Dengan semangat juang yang tinggi para tokoh-tokoh pers berusaha untuk mencari informasi tentang desas-desus berita proklamasi yang telah diumumkan di Jakarta, melalui selebaran yang ditempel ditempat- tempat umum diharapkan rakyat dapat segera mengetahui kebenaran dari berita bahwa Indonesia sudah merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945 16 Akibat tindakan Jepang yang sangat kejam terhadap republik, maka perlawanan yang dilakukan rakyat semakin meningkat pula yang mengakibatkan Jepang terdesak dan tidak mempunyai pilihan lain kecuali berpura-pura baik terhadap Indonesia. Oleh sebab itu, pada tahun 1944 Jepang memberikan janji kepada rakyat Indonesia yang mengatakan bahwa kemerdekaan senantiasa akan segera diberikan. Di Tapanuli janji kemerdekaan telah disiarkan melalui saluran-saluran resmi seperti pers, radio dan pidato-pidato. . 3. 3. Perang Kemerdekaan di Tapanuli Membicarakan peristiwa revolusi merupakan salah satu tema yang menarik dalam penulisan sejarah, hal ini tidak lain karena istilah revolusi mengandung arti perubahan dalam masyarakat yang terjadi dalam waktu yang relatif cepat. Perubahan ini menunjukkan perbedaan yang tampak jelas dengan waktu sebelumnya. Periode revolusi merupakan daya tarik tersendiri, karena menggambarkan perubahan-perubahan politik baru untuk meruntuhkan rezim yang lama oleh rezim atau kekuasaan yang baru, yang disertai adanya tindakan kekerasan dengan segala akibatnya dalam tatanan kehidupan masyarakat. Proses revolusi merupakan pemutusan atau penolakan terhadap situasi atau struktur masyarakat yang tidak disukai. 16 Wawancara dengan R. Situmorang pada tanggal 14 Agustus 2008. Universitas Sumatera Utara Walaupun kemerdekaan yang dijanjikan itu belum jelas kapan waktunya akan diberikan, namun bayangan kemerdekaan seakan sudah di depan mata. Masyarakat berharap agar penderitaan di bawah pendudukan Jepang akan segera berakhir, namun ketenangan itu seakan sirna melihat situasi di Tapanuli yang mulai panik sejak pesawat terbang sekutu menyebarkan pamflet-pamflet tentang pernyataan perang telah selesai, karena Jepang merupakan pihak yang kalah dan akhirnya menerima kemenangan sekutu. Dalam pamflet tersebut juga dinyatakan bahwa siapa saja yang bekerja sama dengan Jepang akan ditindak. Kepanikan semakin bertambah ketika tanggal 22 Agustus 1945, Gubernur militer Jepang di Tapanuli memberitahukan kepada rakyat bahwa Jepang sudah kalah. Akhirnya berita ini disambut dengan gembira sekaligus cemas akan kedatangan kembali Belanda di Indonesia karena sebagian masyarakat menyambut kembali kedatangan Belanda ini dengan membentuk sebuah komite Selamat Datang. Sebuah organisasi bernama PADI, beranggapan bahwa kehidupan dibawah penjajahan Belanda lebih aman, disamping itu mereka juga takut akan kehilangan kedudukannya apabila Indonesia merdeka. Tampaknya informasi tentang proklamasi sudah mulai menyebar dikalangan tokoh-tokoh pergerakan. Informasi ini berasal dari salah seorang markonis di Tapanuli yang pada tanggal 19 Agustus 1945 telah menerima berita tentang proklamasi kemerdekaan dari Jakarta 17 Kedatangan sekutu ke Indonesia sebenarnya adalah untuk melucuti tentarajepang serta mengembalikan ke negaranya, tetapi ternyata kedatangannya akhirnya adalah untuk membantu Belanda dalam menegakkan kembali kekuasaannya di Indonesia. Datangnya sekutu dengan membonceng NICA, menjadi faktor pendorong timbulnya gerakan . 17 Mereka ini adalah kelompok yang pro kepada Belanda yang tidak senang mendengar bahwa Indonesia telah merdeka, oleh karena itu kabar tentang proklamasi pun terlambat sampai ke Tapanuli. Ibid., hlm. 225. Universitas Sumatera Utara nasionalis pro republik untuk segera mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang telah dicapai. Pertempuran yang terjadi selama perang kemerdekaan tidak hanya melawan sekutu Inggris, tetapi juga termasuk Belanda yang ingin berkuasa kembali dimana Jepang sebagai penjaga keamanan selama sekutu belum mendarat di Indonesia. Selang tiga bulan setelah kemerdekaan Indonesia, bertambah lagi lawan untuk kembali berkuasa hal ini ditandai dengan dibentuknya Poh An Tui atas izin Sekutu. Maka mereka memanggil pimpinan Tionghoa di Tapanuli dan menyarankan supaya mempersenjatai dirinya masing-masing dengan alasan agar keberadaan mereka tidak terhalang lagi. Universitas Sumatera Utara BAB IV PERANAN DAN KONTRIBUSI PERS Surat kabar sebagai salah satu media massa memberikan peranan yang besar bagi bangsa Indonesia khususnya selama masa perang meraih dan mempertahankan kemerdekaan. Peranannya terlihat dalam penyebaran berita proklamasi serta berita-berita perjuangan yang dapat membangkitkan semangat rakyat, selain itu surat kabar sebagai media massa juga dijadikan sebagai alat untuk menyalurkan aspirasi masyarakat dalam melakukan kontrol sosial. Surat kabar yang lahir pada masa itu tidak menitik beratkan usahanya untuk mencari keuntungan tetapi semata-mata demi perjuangan dan pengabdian yang tulus terhadap bangsa dan negara. Pada zaman perjuangan, pers sejalan dengan pergerakan nasional yang mengarah pada pemberitaan tentang republik, maka dorongan ke arah kemerdekaan tumbuh bersama dan saling memupuk satu sama lain. Oleh karena itu berita yang dimuat dalam surat kabar bagi para pejuang dijadikan sebagai gambaran dalam mengambil langkah untuk mengatur strategi perjuangan. Kehidupan surat kabar pada masa perang kemerdekaan berada dalam posisi yang tidak menguntungkan, karena sering mendapat tekanan dari pihak penjajah. Masa perang kemerdekaan banyak surat kabar yang terbit di Tapanuli, tetapi secepat pertumbuhannya secepat itu pula surutnya. Bagaimanapun sulitnya ancaman, perekonomian dan hambatan lain yang dihadapi oleh pers di daerah pendudukan, namun beberapa surat kabar Universitas Sumatera Utara perjuangan tetap mengemban tugasnya sebagai media yang berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia 18 Kemerdekaan yang sudah diraih dengan perjuangan dan pengorbanan yang besar harus terus dipertahankan, karena penjajah hanya akan mewariskan kemiskinan dan kebodohan. Untuk itu langkah yang dilakukan pun tidak hanya secara fisik, tetapi juga melalui ketajaman pena para wartawan dan dengan berita-berita yang dimuatnya mampu memberikan semangat kepada para pejuang untuk bersama-sama berjuang demi bangsa . Romusha pada masa Jepang yang mewajibkan rakyat untuk bekerja paksa guna memenuhi kebutuhan Perang Asia Timur Raya, maka para pemuda dilatih pendidikan militer dengan tujuan untuk membantu Jepang dalam perang. Akibatnya penderitaan yang dialami oleh rakyat menimbulkan pemberontakan sebagai bukti adanya penolakan terhadap kebijakan penjajah untuk bangkit meraih kemerdekaan. Oleh karena itu, langkah pertama yang dilakukan oleh para politisi nasionalis, tokoh adat, mereka beranggapan bahwa kemerdekaan hanya dapat diperoleh melalui revolusi, sebab para kaum imperialis dan kapital internasional tidak akan pernah secara sukarela untuk menyerahkan kekuasaan mereka atas indonesia. Kota Medan selama periode perjuangan dikenal sebagai pusat dari pemberitaan pers, dimana tidak dapat berfungsi lagi setelah tentara Inggris melakukan aksi penyitaan terhadap alat-alat percetakan sekitar tahun 1945. Akibatnya gerak perjuangan di bidang pers diteruskan di luar kota Medan, dalam hal ini adalah Tapanuli mengingat situasi kota Medan ketika itu diwarnai pertempuran. Hal ini menunjukkan bahwa perlawanan terhadap bangsa asing masih terus berlanjut. 18 TWH, Muhamadd, Sejarah Perjuangan Pers Sumatera Utara. Medan : Pelestarian Fakta Perjuangan Kemerdekaan Republik Indonesia, 2001, hlm. 32. Universitas Sumatera Utara dan negara. Perjuangan yang dilakukan oleh bangsa Indonesia baik secara konfrontasi maupun diplomasi tujuannya sama-sama penting serta memberikan andil yang besar dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan. Para pemuda yang sudah mendapatkan pendidikan militer setelah Indonesia merdeka, akhirnya menjadi pejuang- pejuang yang maju ke medan perang. Sementara orang yang dipekerjakan oleh Jepang dalam persuratkabaran, kembali menerbitkan surat kabar yang membawa berita tentang republik kepada rakyat.

4. 1. Perkembangan pers Daerah di Tapanuli 1945-1950