6.5 Rata-rata Berat Badan Siswa Sekolah Dasar di Kecamatan Setu Tangerang Selatan
Dalam penentuan analisis risiko, berat badan akan mempengaruhi besarnya nilai risiko dan menurut Ashar 2007 secara teoritis semakin besar berat
badan seseorang maka semakin kecil kemungkinan untuk beresiko mengalami gangguan kesehatan. Dalam penelitian ini diketahui rata-rata berat badan siswa
kelas 6 sekolah dasar dari masing-masing jenis sumber air minum yang dikonsumsi yaitu sumber sumur sebesar 39,71 kg dengan nilai minimum dan
maksimum masing-masing sebesar 26,71 kg dan 68,10 kg. Sedangkan sumber air keranPDAM sebesar 39,67 kg dengan nilai minimum dan maksimum masing-
masing sebesar 23,95 kg dan 57,20 kg. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hodge 1950, anak-anak dengan berat badan 20 kg
yang termasuk berat badan kurang dan mengkonsumsi 1 liter air dan flouride dalam air
sebanyak 0,01 mgkghari akan menyebabkan bintik-bintik pada gigi mereka. Dari hasil uji normalitas yang akan dilakukan perhitungan prakiraan risiko,
diketahui rata-rata berat badan siswa kelas 6 sekolah dasar di Kecamatan Setu Tangerang Selatan sebesar 39,71 kg. Nilai sebesar 39,71 kg ini akan dilanjutkan
keperhitungan prakiraan risiko dengan durasi pajanan realtime, namun untuk durasi pajanan lifetime akan dilakukan perhitungan dengan nilai rata-rata berat
badan orang dewasa yaitu 55 kg. USEPA telah menetapkan bahwa fluorosis gigi dapat terjadi dengan
asumsi berat badan rata-rata pada anak sebesar 20 kg dengan meminum 1 lhari, dan 0,01 mgkghari. Dengan asumsi bahwa seorang anak berbobot 20 kg,
minuman 1,0 L air hari dan mencerna fluoride 0,01 mg kg hari dalam diet, sebuah NOAEL dari 1 ppm fluoride dalam air minum sesuai dengan 0,06
mgkghari. Karena data yang tersedia untuk satu-satunya populasi rentan anak- anak, faktor ketidakpastian 1 sesuai.
6.6 Hasil Analisis Pemajanan Intake dan Prakiraan Risiko Kesehatan Lingkungan dengan durasi pajanan realtime dan lifetime
Berdasarkan tabel 5.10, diketahui bahwa nilai intake konsentrasi flouride dalam sampel air minum dengan durasi pajanan realtime yaitu sebesar 0,01688
mgkghari. Nilai tersebut diperoleh berdasarkan perhitungan dari prakiraan risiko dengan substansi rata-rata konsentrasi flourde sebesar 1,1604 mgl, rata-rata laju
asupan sebesar 2,106 lhari, frekuensi pajanan yaitu 365 haritahun, rata-rata durasi pajanan 8,23 tahun yang dibagi dengan rata-rata berat badan siswa 39,71 kg
dan periode waktu rata-rata yaitu 30 tahun x 365 hari tahun. Menurut asumsi dari perhitungan intake yang dilakukan bahwa nilai intake yang diperoleh tersebut
masih dapat ditolerir. Menurut Paiva 2003, nilai intake 0,05-0,07 mgkghari dianggap sebagai nilai ambang batas untuk paparan flouride.
Dilihat dari tabel 5.11, dapat diketahui bahwa nilai intake konsentrasi flouride dalam air minum dengan durasi pajanan lifetime tertinggi dan masuk
kedalam nilai ambang batas yaitu dengan durasi pajanan lifetime 30 dan 40 tahun masing-masing sebesar 0,0537 mgkghari dan 0,0678 mgkghari. Untuk intake
konsentrasi flouride dengan durasi pajanan lifetime 30 tahun diperoleh berdasarkan perhitungan prakiraan risiko intake dengan substansi rata-rata
konsentrasi flouride sebesar 1,1604 mgl, rata-rata laju asupan sebesar 2 liter,