BAB VI PEMBAHASAN
6.1 Keterbatasan Penelitian
Dalam pelaksanaan penelitian ini, terdapat beberapa keterbatasan penelitian yaitu:
1. Pada penelitian ini, laju asupan yang dikonsumsi siswa diperoleh berdasarkan jumlah air yang dikonsumsi dari contoh gelas yang ditunjukan
peneliti kepada siswa dengan ukuran 250 ml. Siswa tersebut tidak bisa mengingat seberapa banyak mereka mengkonsumsi air minum untuk
ukuran mereka pada hari sebelumnya. Sehingga didapat nilai bias rata-rata laju asupan konsumsi air minum per hari per individu. Namun mereka
menilai laju asupan berdasarkan jumlah air dalam gelas yang dikonsumsi. 2. Untuk perhitungan prakiraan berat badan dan laju asupan berdasarkan
durasi pajanan lifetime 10, 20, 30, dan 40 tahun, peneliti menggunakan nilai yang telah ditetapkan oleh instansi seperti berat badan diperoleh
berdasarkan rata-rata berat badan masyarakat Indonesia sedangkan untuk laju asupan yang tidak ikut diteliti dan tidak dapat diperoleh oleh peneliti
sehingga laju asupan dapat diperoleh berdasarkan nilai default yang telah ditetapkan oleh EPA.
6.2 Rata-Rata Kadar Konsentrasi flouride dalam Air yang Dikonsumsi oleh Siswa
Dari tabel 5.2, konsentrasi flouride dalam air minum yang dikonsumsi pada masing-masing jenis sumber yang mereka konsumsi yaitu rata-rata
konsentrasi air sumur sebesar 1,1867 mgl dengan konsentrasi minimum dan maksimum masing-masing sebesar 0,98 mgl
1,28 mgl. Rata-rata konsentrasi air keranPDAM sebesar 1,1654 mgl dengan konsentrasi minimum dan
maksimum masing-masing sebesar 1,0567 mgl 1,2733 mgl. Jika dibandingkan
rata-rata konsentrasi flouride dari kedua jenis sumber air minum tersebut maka didapat konsentrasi tertinggi yaitu pada jenis sumber air sumur dengan rata-rata
konsentrasi 1,1867 mgl. Sedangkan untuk mengetahui prakiraan dampak akan dilakukan perhitungan selanjutnya dari rata-rata kadar konsentrasi flouride secara
umum yaitu sebesar 1,1604 ml dengan nilai minimum dan maksimum masing- masing sebesar 0,98 mgl dan 1,28 mgl. Sedangkan untuk rata-rata konsentrasi
flouride dalam air minum yang telah dilakukan uji normalitas yaitu sebesar 1,1604 mgl dengan nilai minimum dan maksimum masing masing sebesar 0,98 mgl dan
1,28 mgl. Hasil tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Astiningrum
2011 bahwa konsentrasi flouride dalam air tanah dan air PDAM mencapai 0,459 hingga 0,7800 mgL. Sedangkan menurut WHO 1994 mengatakan bahwa
konsentrasi flouride dalam air yang berasal dari danau, sungai ataupun sumur mencapai 0,5 mgl dan konsentrasi flouride dalam air minum warga Indonesia
tidak melebihi nilai ambang batas yaitu 1,5 mgl. Namun kadar konsentrasi ini memiliki perbedaan karena perbedaan keadaan hidrogeologis.