Flouride dapat menghasilkan kerugian pada perubahan biokimia dan fungsional dalam pengembangan otak manusia. pemaparan dimulai dengan flouride dalam
darah ibu yang melewati plasenta ke janin dan berlanjut selama masa kanak- kanak, serta dari flouride dalam makanan dan air minum. Dalam penelitian yang
dilakukan oleh Li, tingkat tinggi flouride dalam air minum menghasilkan asupan yang lebih besar Li, 2000.
2.7.4 Dampak Flouride lainnya
Sejumlah penelitian epidemiologi telah dilakukan untuk meneliti dampak yang merugikan lain dari paparan flouride, baik dari air minum maupun dari
paparan akibat pekerjaan. Studi tentang paparan ibu terhadap flouride dalam air minum dan hasil kehamilan yang merugikan menunjukan tidak ada peningkatan
resiko baik aborsi spontan atau cacat bawaan. Tidak ada bukti yang wajar terhadap dampak flouride pada pernapasan, hematopatik, hati atau sistem ginjal
pada pekerja. Selain itu, penelitian yang telah membuktikan bahwa flouride menyebabkan dampak genotoksik karen mayoritas flouride diekskresikan melalui
ginjal USNRC, 1993. Oleh karena itu, wajar apabila orang-orang dengan gangguan fungsi ginjal mungkin berada pada risiko yang lebih besar terkena
toksisitas dari flouride daripada orang yang tidak memiliki gangguan ginjal.
2.7.5 Dampak Akut Flouride
Sejumlah insiden terjadi overdosis, terutama pada persediaan air yang sedikit sehingga adanya flouridasi buatan. Dimana insiden keracunan akut telah
dilaporkan karena overdosis flouride pada pasokan air, sehingga kadar flouride berkisar 30-1000 mgl Peterson, 1988. Untuk menunjukan tanda-tanda bahwa
terjadi keracunan akut flouride yaitu dengan memperkirakan dosis oral minimal 1 mg flouride per kg berat badan yang diperlukan WHO,2006. Dosis tersebut
dapat diperkitrakan pada air dengan flouride dekitar 30 mgl.
2.8 Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan
Risiko adalah suatu konsep matematis yang mangacu pada kemungkinan terjadinya efek yang tidak diinginkan akibat paparan suatu polutan. Pengkajian
risiko digunakan sebagai suatu proses untuk mengukur atau menetukan sifat dan besarnya risiko, untuk mengestimasi besarnya risiko merupakan salah satu hal
yang harus dilakukan adalah pembuktian hubungan dosis-efek pada individu atau hubungan dosis efek pada populasi. Hubungan dosis efek memberikan informasi
tentang bagaimana risiko meningkat akibat peningkatan paparan WHO, 2000. Kemudian menurut Kepmen Nomor 876 2001 analisis risiko kesehatan
lingkungan adalah suatu pendekatan untuk mencermati potensi besarnya risiko yang dimulai dengan mendiskripsikan masalah lingkungan yang telah dikenal dan
melibatkan penetapan risiko pada kesehatan manusia yang berkaitan dengan masalah lingkungan yang bersangkutan. Analisis risiko kesehatan biasanya
berhubungan dengan masalah lingkungan saat ini atau di masa lalu.