Rata-Rata Kadar Konsentrasi flouride dalam Air yang Dikonsumsi oleh Siswa
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Wang et al 1997 diketahui bahwa konsentrasi flouride dalam air minum di provinsi Jiangsu, China
mencapai 0,41 hingga 6,40 mgl. Rentang tersebut berbeda dikarenakan perbedaan hidrogeologis. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nair et al 1984 dengan
daerah yang paling terkenal dan terkait aktivitas gunung berapi seperti Sudan, Ethiopia, Uganda, Kenya dan Republik Tanzania memiliki konsentrasi flouride
yang sangat tinggi 1,640 690 mgl. Survei terkait flouride juga dilakukan oleh
Nail di Kenya dengan sampel air tanah sebanyak 1.000 sampel dan diketahui 61 persen melebihi 1 mgl, hampir 20 persen melebihi 5 mgl dan 12 persen melebihi
8 mgl. Sedangkan daerah vulkanik seperti Nairobi, Rift Valley dan Provinsi Tengah memiliki konsentrasi flouride dalam air tanah mencapai 30-50 mgl.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492MenkesPerIV2010 tentang persyaratan kualitas air minum, bahwa
konsentrasi flouride pada sampel dalam air minum yang dikonsumsi siswa kelas 6 siswa SD masih dibawah nilai ambang batas maksimum. Nilai ambang batas
maksimum flouride berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia yaitu sebesar 1,5 mgl.
6.3 Gambaran Rata-rata Laju Asupan Air mengandung Flouride yang Dikonsumsi oleh Siswa Sekolah Dasar di Kecamatan Setu Tangerang Selatan
Dari tabel 5.4, rata-rata laju asupan air minum mengandung flouride yang dikonsumsi siswa kelas 6 sekolah dasar pada masing-masing jenis sumber air
minum meliputi air sumur sebesar 2,1063 lhari dan air keranPDAM sebesar 2,1052 lhari. Jika dibandingkan kedua jenis sumber air minum di atas, diketahui
bahwa laju asupan yang paling banyak dikonsumsi siswa kelas 6 sekolah dasar yaitu air sumur sebesar 2,1063 lhari. Rata-rata laju asupan air minum yang
dikonsumsi siswa kelas 6 sekolah dasar telah dilakukan uji normalitas karena akan dilanjutkan keperhitungan prakiraan dampak kesehatan. Rata-rata laju asupan air
minum yang dikonsumsi dari uji normalitas didapatkan rata-rata laju asupan sebesar 2,106 lhari dengan nilai minimum dan maksimum masing-masing sebesar
0,75 lhari dan 4 lhari. Hal ini tidak jauh berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Ashar
2007, bahwa rata-rata laju asupan konsumsi air minum yang dikonsumsi masyarakat Indonesia yaitu sebesar 2,0833 lhari. Sejalan dengan peraturan yang
ditetapkan oleh EPA 1990, bahwa laju asupan air minum untuk anak-anak usia dibawah 6 tahun yang tinggal di perumahan yaitu sebanyak 1 lhari. Namun untuk
anak-anak usia diatas 6 tahun yang tinggal di perumahan yaitu sebanyak 2 lhari. Pada penelitian ini diketahui bahwa usia anak kelas 6 sekolah dasar lebih dari 6
tahun sehingga menggunakan laju asupan sebesar 2 lhari. Berdasarkan analisis yang dilakukan oleh Departemen Survei Pertanian Konsumsi Pangan Nasional
Amerika Serikat 1997 dalam CDC 2007 menemukan bahwa asupan air minum lebih rendah di wilayah Timur Laut seperti Amerika Serikat dan India yaitu
sebesar 1,2 lhari daripada di daerah lainnya yaitu sebesar 1,4 lhari. Hal ini memungkinkan karena kebutuhan yang lebih besar untuk air diantara penduduk di
daerah dengan iklim hangat dan lembab. Banyaknya konsumsi air minum yang mengandung flouride akan berdampak pada risiko kesehatan. Menurut SCHER
2011, anak-anak usia 6-15 tahun yang mengkonsumsi 1,5 lhari dengan konsentrasi flouride 3 mgl akan menyebabkan dampak negatif kesehatan.