Tokoh Aku Analisis Objektif

anaknya. Ketika Senja mulai mendapat firasat-firasat buruk, Ibunya lah yang menenangkannya. Hal ini dapat dilihat pada kutipan dan gambar berikut, “belum pernah Ibu melihat kamu sebegini setia pada sesuatu. Sebetulnya apa yang kamu cari disana? Setahun kamu ikut klub itu dan cuma ingin jadi pendengar?” Rectoverso:105 “Nak, kamu kenapa? Ada apa?” Ibu memelukku kuat-kuat sambil berusaha menenangkan tubuhku yang berguncang karena menggigil. Kami berdua basah kuyup, tapi ia tahu gemetarku bukan karena dingin. Ia tahu, otot-ototku mengunci seperti orang kejang karena aku menahan sesuatu.” Rectoverso:105 Tokoh tambahan berikutnya ialah tokoh orang tua tetangga dari pemuda tersebut, yang mereka sebut sebagai Bapak dan Ibu. Dari cerpen, dapat dilihat, bapak dan Ibu merupakan tokoh yang ramah dan kekeluargaan. Walau belum mengenal tokoh Aku, Bapak dan Ibu sudah mengundangnya untuk berkunjung ke rumahnya. Mereka berbincang bersama di rumah Bapak dan Ibu. Dapat dilihat pada kutipan berikut, “kami menghabiskan waktu seharian di rumah Bapak-Ibu, ditemani celotehan ayam kate yang tidak henti-hentinya minta dihujani remah kue, sampai aku menyadari bahwa setengah bolu pandanku lenyap di perut ayam-ayam mungil itu.” Rectoverso:110 Cerpen berikutnya ialah berjudul Curhat Buat Sahabat, pada cerpen ini terdapat tokoh Perempuan dan sahabat laki-lakinya. Hal ini berlainan dengan tokoh yang muncul pada visualisasi cerpen ini, tokoh Perempuan bernama Amanda dan sahabat laki-lakinya bernama Regi. Selain itu, muncul tokoh Pelayan, Ibu dari laki-laki teresebut, dan dua orang mantan pacar Amanda.

1. Tokoh Dia Perempuan

Tokoh Perempuan pada cerpen digambarkan sebagai tokoh Perempuan yang labil, tidak peka pada keadaan, dan penuh pengharapan. Hal ini dapat terlihat ketika ia tengah bercerita kepada sahabatnya, ketika pacarnya tidak peduli kepadanya, dan ia merasa perjuangan untuk mendapatkan cinta dari orang yang ia sayang sia-sia. Hal ini memang merupakan sifat atau karakter yang biasa dimiliki oleh Perempuan. Tokoh Dia ini, lebih banyak memunculkan kegelisahan hatinya. Muncul rasa sedih sekaligus bahagia, ketika ia harus menyudahi hubungannya dengan laki-laki yang ia sayang, itu merupakan moment baginya untuk dapat berubah menjadi lebih baik. Dapat dilihat pada kutipan berikut, “malam itu rasanya aku sampai ke titik terendah. Aku capek, dan kamu tahu? Aku tidak butuh dia. Yang kubutuhkan adalah orang yang menyayangi aku… dan segelas air putih.” “tapi… aku janji.. tangisan ini buat yang kali terakhir” katamu tersendat, antara tawa dan isak. Berusaha tampil tegar. Rectoverso:6 gelas-gelas kita kembali diisi. Lagi, kamu mengajakku mengadu keduanya, dan kali ini dengan sumringah kamu berkata, “demi, penantian yang baru Yang tidak muluk- muluk Cheers Rectoverso:8 Di film Rectoverso, terdapat perubahan bervariasi terutama pada tokoh Dia, pengarang hanya menggunakan tokoh Dia untuk di