Pembelajaran Sastra di SMA

ia temukan. Kalau memang menyentuh, ia akan menggerakkannya untuk berkarya lebih banyak lagi. Ada satu tulisan Dewi yang membuat keluarganya terkejut. Yaitu sebuah cerpen berjudul “Rico de Coro”. Cerpen ini pertama kali ia tulis pada tahun 1994 seluruh keluarganya terkesan dengan cerpen itu, bahkan kakaknya menunjukkan karyanya kepada Hilman Hariwijaya, setelah Hilman baca ia tertarik dan cerpen Dewi pun dimasukkan ke dalam majalah Mode. Cerpen ini menjadi salah satu cerpen yang mendapat apresiasi tinggi dari pembaca majalah mode. Dewi mulai menulis novel pertamanya pada tahun 1995. Dewi membeli laptop dari honor menyanyinya. Ia pun mulai menulis beragam tulisan. Mulai dari cerpen, esai, cerita bersambung, hingga novel. Tahun 2000, Dewi mulai terpikir untuk menulis Supernova: Ksatria, puteri, dan Bintang Jatuh. Novel itu pun menjadi novel pertamanya. Supernova menjadi debut pertamanya, melalui novel itu Dewi melakukan awal yang sangat baik untuk kariernya sebagai penulis. Tidak hanya Supernova, karya Dewi yang lain pun banyak membuat pembacanya tertarik. Novel berikutnya adalah Perahu Kertas, novel ini merupakan novel digital pertama kali yang ada di Indonesia. Perahu kertas ditulis dewi tahun 1996, namun karya ini baru ia selesaikan 70. Dewi adalah orang yang senang mencoba, ia senang menjadi seorang pionir. Ia yakin bahwa karyanya akan dicintai pembacanya. Tenyata, benar saja Perahu Kertas merambah hingga ke medium film. Sebelum terkenal menjadi seorang penulis, Dewi telah lebih dahulu dikenal sebagai seorang penyanyi. Dewi tergabung dalam kelompok vokal Rida Sita Dewi RSD. Kini, Dewi telah memutuskan untuk menjadi seorang penulis. Menurutnya, menulis adalah sesuatu yang ia bayangkan dan akan terus ia lakukan hingga tua nanti. Di satu sisi, menulis adalah profesi yang sangat langgeng dibandingkan industri hiburan atau dunia olahraga. Atlet hidupnya terbatas, penyanyi terbatas, model juga terbatas. Tetapi kalau menulis, sampai seseorang tua renta, selama fisik dan otaknya dapat bekerja, ia dapat terus menulis. Bahkan ketika seseorang tidak lagi dapat mengetik ia dapat menyuruh orang untuk mengetik. Kedua, menulis memberikan kemerdekaan untuk lebih banyak di rumah. Menulis tidak mengharuskan seseorang terjebak macet di jalan. Menulis membuatku tidak perlu tampil menjadi orang lain. Sebagai penulis ia dapat berbicara melalui bukunya. Bagi Dewi penulis adalah profesi yang sangat nyaman. Dewi menganalogikan profesi penulis sebagai sebuah kasur dengan selimut tebal yang sangat nyaman. Bagi dewi menulis merupakan caranya untuk beraktualisasi diri. Menulis adalah medium yang ia pilih untuk berekspresi. Ketika ia memiliki ide, ketika ia ingin membagi cerita ke orang lain, dan medium yang ia pakai adalah menulis. Pada tahun 2012, ada empat karya Dewi Lestari yang diadaptasi menjadi film. Rectoverso, Filosopi Kopi, Madre, dan Perahu Kertas. Kabar terbaru adalah Supernova Ksatria, Puteri dan Bintang Jatuh akan difilmkan. Madre diproduksi Mizan Production dan disutradarai oleh Benni Setiawan. Rectoverso diadaptasi menjadi film omnimbus yang disutradarai lima aktris Indonesia, Marcella Zalianty, Rachel Maryam, Chaty Sharon, Olga Lydia dan Happy Salma. Filosofi Kopi akan diadaptasi ke dalam dua versi: film pendek yang akan disutradarai Angga Dwimas Sasongko dan film pendek yang akan diproduksi oleh 87 Film. Sementara itu, Supernova: Ksatria, Puteri, dan Bintang Jatuh diadaptasi oleh Sunil Soraya. jika ditanya apa pertimbangan Dewi dapat melepas karyanya untuk dijadikan ke bentuk lain, ia hanya melihat keseriusan orang itu. Ia juga akan melihat siapa dan bagaimana orang itu akan membentuk karyanya. Karya Rectoverso mengalami proses adaptasi diawali oleh Marcella Zalianty, yang ingin membuat sebuah film omnimbus yang membahas cinta dari beragam sisi. Dewi pun mengirimkan CD dan buku Rectoveso, ternyata Marcella tertarik dengan Rectoverso. Menurut Dewi, ”Rectoverso, adalah cerita yang sangat bebas, yang sangat bisa diinterpretasikan dengan berbagai cara. Keseriusan Marcella akan Rectoverso membuat ia yakin untuk melepasnya. Dewi tahu, ia tidak akan main- main dengan proyeknya.” 52

2. Sutradara film

a. Marcella Zalianty

Marcella Zalianty lahir di Jakarta, 7 Maret 1980, ia merupakan anak dari aktris Indonesia Tetty Liz Indriati dan adiknya pun seorang aktris bernama Olivia Zalianty. Marcella membintangi sebuah cerita dengan judul Sephia yang tayang di SCTV. Selain itu Marcella juga berakting pada layar lebar, film pertamanya disutradarai oleh Rudi Soejarwo dengan judul Bintang Jatuh. Film ini, dibintangi Marcella bersama dengan artis Dian Sastrowardoyo. Tahun 2005, melalui film Brownies, Marcella berhasil memenangkan award sebagai aktris perempuan terbaik pada Festival Film Indonesia. Selain aktif di dunia seni, Marcella juga sering terlihat pada beberapa kegiatan sosial. Ia terpilih sebagai Brand Ambasador Karya Tunas Nusantara, Tagana, serta Rumah Autis. Sebagai salah satu sutradara film Rectoverso dan pemilik rumah produksi Keana, Marcella juga memiliki banyak penghargaan di bidangnya yaitu Nominasi untuk aktris terbaik di Bandung Film Festival 2004 The Soul, nominasi untuk aktris terbaik di Bali International Film Festival 2004 Tusuk Jelangkung, nominasi untuk degan menyedihkan di MTV Indonesia Movie Award 2004 Tusuk Jelangkung, nominasi untuk Aktris Paling Ngetop In SCTV Award 2003 Malam Pertama, nominasi untuk Aktris Paling Ngetop In SCTV Award 2001 Sephia. Kini ia telah menikah dengan pembalap terkenal Indonesia yaitu Ananda Mikola dan memiliki satu orang anak. Sebagai salah satu sutradara film Rectoverso, Marcella dan kawan- kawan berhasil membawa film Rectoverso ke Cannes, dan 52 Haqi Ahmad, My Life As Writer, Bandung: Mizan Media Utama, 2013, hlm. 86-135