Si Bungsu Analisis Objektif
Pelukis memiliki karakteristik yang mudah jatuh cinta, namun juga tertutup tentang persoalan hatinya. Hal ini dapat dilihat di
dalam cerpen ketika pelukis jatuh cinta pada pandangan pertama kepada si Perempuan, tetapi pada saat itu pula ia mampu
menyembunyikan perasaannya ketika ia mengetahui bahwa Perempuan itu telah resmi berpacaran dengan sahabatnya. Dapat
dilihat pada kutipan berikut, “Lelaki itu mengulang kalimat persis sama dalam hati.
Matanya ingin mengekal apa yang ia lihat, hatinya ingin mengkristalkan apa yang ia rasa. Aku jatuh cinta pada
pandangan pertama, kedua, dan seterusnya sampai mati.” “Tidak lama, sahabatnya mengaku bahwa Perempuan yang
dikenalkannya tadi baru saja resmi ia pacari. Pelukis itu pun patah hati pada pandangan pertama, kedua, seterusnya, dan
semoga tidak sampai mati” Rectoverso:97 Tokoh ini tokoh utama dalam cerita, karena tokoh ini
merupakan tokoh yang mendukung di dalam cerita. Pengarang menggambarkan tokoh ini melalui penceritaan dan dialog antar
tokoh. Pengarang menggunakan nama pelukis di dalam cerpen, namun setelah mengalami proses ekranisasi, tokoh ini mengalami
perubahan bervariasi menjadi nama Taja. Tokoh ini mengalami banyak penambahan dan beberapa
penciutan. Penciutan yang terjadi ialah, pada cerpen tokoh Pelukis merasa jatuh hati dengan si Perempuan pada saat pertemuannya di
sebuah pameran tunggal sedangkan pada film Taja Pelukis mulai jatuh cinta sejak ia bertemu di sebuah café dengan tokoh Saras.
penambahan yang terjadi yaitu, pada film tokoh Taja terlihat sebagai sosok yang pemalu ketika bertemu dengan Perempuan
bernama Saras di sebuah cafe, ketika berkenalan ia hanya mampu tersenyum dan tidak terlalu banyak berbicara. Dapat dilihat pada
gambar berikut,
Selain tertutup soal perasaannya ia juga termasuk seseorang yang tegar menerima keadaan, ia tidak ingin memaksakan
kehendaknya untuk mendapatkan gadis tersebut. Taja, memulai pertemuannya bukan ketika ia dikenalkan oleh sahabatnya. Hal ini
nantinya akan berkaitan dengan analisis alur pada cerpen dan film. Taja bertemu dengan Perempuan yang bernama Saras pada sebuah
café, Taja yang kala itu sedang duduk sendiri memperhatikan Saras hingga mereka berkenalan dan memadu kasih di dalam café
tersebut. seketika Taja mulai mengagumi Saras, selanjutnya pertemuan mereka yang kedua yaitu di sebuah café kopi mereka
berbincang hingga larut malam, dan kembali memadu kasih untuk kedua kalinya di rumah Taja, namun untuk kali kedua mereka tidak
dapat bertemu kembai Perempuan itu pergi tanpa Taja tahu kemana. Hal ini yang sekiranya, dapat tergambar dari mimik
seorang Taja, ekspresi sedih dan kaget ketika ia mengetahui Saras tidak ada di kamarnya. Ekspresi itu pun terulang ketika ia
menunggu Saras di café kopi yang sama ketika ia bertemu kedua kalinya. Dapat dilihat pada gambar berikut,