Happy Salma Sutradara film

Nama Olga juga cukup diperhitungkan dalam seni peran berkat sinetron Lo Fen Koei yang pernah tayang di RCTI serta film horor 12 AM. Kemudian pada April 2010, Olga tampil dalam film Terekam. Menariknya, ide film yang juga bergenre horror itu bermula dari keisengan Olga serta dua rekannya Julia Perez dan Monique Henry. Film yang dibuat berdasarkan kisah nyata ketiganya ini semakin unik karena digarap tanpa sutradara, skrip, maupun kru. Diakui Olga, editor pembuat film ini terbilang luar biasa. Pasalnya ada puluhan kaset yang dipakai dan harus diedit hingga menjadi satu film tersendiri. Apalagi gambar-gambar yang diambil bukan berasal dari kamera profesional, malahan dari handycam hasil pinjam sana-sini. Selain sukses di ranah hiburan, Olga juga merambah dunia bisnis. Pemilik tinggi badan 171 cm dan berat badan 47 kg ini juga menekuni bisnis studio rekaman amatir dan les vokal Rumah Bintang, tempat bilyar La Forca, restoran Poke Sushi, serta Lihat bisnis francise aksesoris asal Thailand. Masih di tahun 2010 pada bulan Juli, Olga tampil sebagai perempuan korban KDRT Kekerasan Dalam Rumah Tangga bernama Lily dalam film layar lebar 7 Hati 7 Cinta 7 Lihat wanita. Dalam film garapan Robby Ertanto itu, Olga mengaku menemui sedikit kesulitan, Untuk perannya ini, Olga melakukan riset dari internet dan mencari orang-orang yang pernah mengalami KDRT. Selain sukses di ranah hiburan, Olga juga merambah dunia bisnis. Pemilik tinggi badan 171 cm dan berat badan 47 kg ini juga menekuni bisnis studio rekaman amatir dan les vokal Rumah Bintang, tempat bilyar La Forca, restoran Poke Sushi, serta bisnis francise aksesoris asal Thailand, NaRaYa. Wanita yang hobi nonton dan berteman akrab dengan aktris Happy Salma ini juga aktif dalam dunia olahraga. Ia merupakan salah seorang pengurus Percasi Persatuan Catur Seluruh Indonesia. Seakan tak mengenal kata lelah, wanita yang masih betah melajang di usianya yang sudah kepala tiga ini juga kerap terlibat kegiatan sosial. Di penghujung 2010, bersama Komunitas Books for Hope, Olga berkunjung ke Lapas Anak Pria Tangerang dan membagikan buku. Kesempatan itu, Olga memotivasi para penghuni Lapas dengan cerita masa kecilnya. Dari kecil saya tumbuh dari buku. Saya tumbuh dengan budaya baca, bukan budaya nonton. Waktu kecil ya dimulai dari majalah anak. Kelas 1 atau 2 SD saya sering baca Komikus komik. Kelas 3 sudah mulai baca novel. Kelas 5 sudah bisa menghabiskan novel- novelnya Agatha Christie, ujar Olga. Ketika disinggung soal perkembangan minat baca anak-anak sekarang, Olga menuturkan jika minat baca anak-anak di pedesaan masih amat tinggi jika dibandingkan dengan anak-anak perkotaan. Olga menegaskan bahwa membaca adalah sebuah kegiatan yang amat bermanfaat karena bisa meningkatkan daya imajinasi. Membaca adalah kegiatan yang menyenangkan. Dengan buku mereka bisa bebas berimajinasi ke mana-mana, tegas Olga, penikmat musik jazz dan pop ini. Selain untuk menggalakkan kebiasaan membaca di kalangan generasi muda, kegiatan sosial itu juga dilakoninya dalam rangka menyeimbangkan hidup. Kita bekerja supaya bermanfaat untuk diri kita dan kalau bisa juga buat orang banyak. Aku merasa masih kurang banget tapi terus berusaha untuk seimbang, tegas salah satu aktris pendukung film Eksul ini. 55

e. Rachel Maryam

Darah seni memang telah mengalir dalam diri Rachel. Nenek dari pihak ibunya adalah seorang pemetik harpa, sedangkan nenek dari pihak ayahnya adalah seorang sinden. Bakat aktingnya mulai terasah saat bersekolah di SMUN 19 Bandung dan bergabung di kelompok teater sekolahnya. Lulus SMU, Rachel 55 Diunduh dari http:www.tokohindonesia.combiografi Copyright tokohindonesia.com, pada tanggal 12 Mei 2014, pada pukul 20.00