Tokoh Dia Analisis Objektif

menjadi empat orang. Perubahan bervariasi terjadi pada nama tokoh yaitu, Al, Raga, Tanu, Bayu dan Dali. Tabel. 2

3. Latar Tempat, Waktu, Sosial

Latar atau setting merupakan salah satu unsur yang amat menunjang terbentuknya suatu cerita. Latar meliputi latar tempat waktu dan suasana. Latar tempat merupakan lingkungan tempat peristiwa terjadi, latar waktu merupakan waktu atau kapan terjadinya peristiwa, latar sosial umumnya menggambarkan keadaan masyarakat, kelompok- kelompok sosial dan sikapnya, kebiasaannya, cara hidup, dan bahasa. 1.a Latar Tempat Latar tempat yang dimaksud pada cerpen Malaikat juga tahu adalah rumah Bunda. Rumah Bunda yang besar dan memiliki banyak kamar adalah rumah kos paling legendaris. Tempat-tempat yang ada di rumah Bunda itulah semua kegiatan yang menimbulkan konflik terjadi. Di atas rumput di pekarangan rumah Bunda adalah tempat yang paling tepat untuk Abang dan Perempuan itu menikmati malam Minggunya yang indah dengan berbaring sambil menatap bintang yang bersembulan dari awan kelabu. Perempuan itu hafal rutinitas yang dilakukan Abang di rumah Bunda. Suasana malam Minggu yang indah dengan latar tempat di atas rumput di pekarangan rumah Bunda dapat dilihat pada kutipan sebagai berikut. “Laki-laki dan Perempuan itu terbaring di atas rumput, menatap bintang yang bersembulan dari carikan awan kelabu. Saat yang paling tepat untuk bermalam minggu di pekarangan” Rectoverso:14. Di atas rumput di pekarangan rumah Bunda juga merupakan tempat terakhir bagi si Perempuan itu untuk bermalam minggu. Tempat tersebut merupakan tempat perpisahan antara Perempuan itu dengan Abang. Dapat dilihat pada kutipan sebagai berikut. “Di pekarangan dengan tinggi rumput seragam, Perempuan itu mengucapkan selamat tinggal di dalam hati. Persahabatan yang luar biasa ternyata mensyaratkan pengorbanan di luar batas kesanggupannya. Perempuan itu mengucap maaf berulang kali” Rectoverso: 20. Latar tempat lainnya adalah luar negeri. Di luar negerilah sang adik atau si Bungsu merantau untuk bersekolah. Tempat tersebut dapat dilihat pada kutipan sebagai berikut. “Barangkali segalanya tetap sama jika adik Bunda, anak bungsu Bunda, tidak kembali dari merantau panjang di luar negeri. Anak bungsunya, yang juga laki-laki, menurut orang adalah figur yang sempurna. Ia pintar, normal, dan fisiknya menarik. Ia hanya tidak pernah dirumah karena sedari remaja meninggalkan Indonesia demi bersekolah” Rectoverso:17. Pasar, warung, etalase, dan rumah sakit adalah tempat kejadian pada saat Bunda hilang. Suatu hari pernah ada anak kos yang jahil. Dia menyembunyikan satu dari seratus sabun koleksi Bunda. Bunda sedang pergi ke pasar waktu itu. Abang mengacak-acak satu rumah, lalu pergi minggat demi mencari sebatang sabunnya yang hilang. Tiga mobil polisi menelusuri kota mencari jejaknya. Baru sore hari ia ditemukan di sebuah warung. Ada sabun yang persis sama dipajang dietalase dan Abang langsung menyerbu masuk untuk mengambil. Penjaga warung menelepon polisi karena tidak berani mengusir sendiri. Kejadian itu mengharuskan Bunda diterapi selama beberapa bulan ke rumah sakit. Di pangkuan Bunda adalah tempat istirahat pada saat Bunda kelelahan karena setiap malam Minggu ia akan