Tokoh Pemuda yang lain

tersebut merupakan tempat perpisahan antara Perempuan itu dengan Abang. Dapat dilihat pada kutipan sebagai berikut. “Di pekarangan dengan tinggi rumput seragam, Perempuan itu mengucapkan selamat tinggal di dalam hati. Persahabatan yang luar biasa ternyata mensyaratkan pengorbanan di luar batas kesanggupannya. Perempuan itu mengucap maaf berulang kali” Rectoverso: 20. Latar tempat lainnya adalah luar negeri. Di luar negerilah sang adik atau si Bungsu merantau untuk bersekolah. Tempat tersebut dapat dilihat pada kutipan sebagai berikut. “Barangkali segalanya tetap sama jika adik Bunda, anak bungsu Bunda, tidak kembali dari merantau panjang di luar negeri. Anak bungsunya, yang juga laki-laki, menurut orang adalah figur yang sempurna. Ia pintar, normal, dan fisiknya menarik. Ia hanya tidak pernah dirumah karena sedari remaja meninggalkan Indonesia demi bersekolah” Rectoverso:17. Pasar, warung, etalase, dan rumah sakit adalah tempat kejadian pada saat Bunda hilang. Suatu hari pernah ada anak kos yang jahil. Dia menyembunyikan satu dari seratus sabun koleksi Bunda. Bunda sedang pergi ke pasar waktu itu. Abang mengacak-acak satu rumah, lalu pergi minggat demi mencari sebatang sabunnya yang hilang. Tiga mobil polisi menelusuri kota mencari jejaknya. Baru sore hari ia ditemukan di sebuah warung. Ada sabun yang persis sama dipajang dietalase dan Abang langsung menyerbu masuk untuk mengambil. Penjaga warung menelepon polisi karena tidak berani mengusir sendiri. Kejadian itu mengharuskan Bunda diterapi selama beberapa bulan ke rumah sakit. Di pangkuan Bunda adalah tempat istirahat pada saat Bunda kelelahan karena setiap malam Minggu ia akan mengamuk karena Perempuan itu tidak datang. Suasana Abang saat kelelahan di pangkuan Bunda terlihat pada kutipan sebagai berikut. “Kalau beruntung, Bunda akhirnya kelelahan sendiri lalu tertidur di pangkuan Ibunya” Rectoverso:20. Proses ekranisasi terkadang memunculkan banyak perbedaan dan penambahan. Seperti yang terjadi pada cerpen Malaikat Juga Tahu, latar tempat yang ditampilkan sedikit berbeda, seperti latar di kantor Lea, di dalam mobil Hans, tempat romantic Lea dan Hans, dan ruang cuci di rumah Bunda. Gambar di atas menunjukkan ketika tokoh Lea berada di dalam ruangan kerjanya, padahal pada cerpen tidak diceritakan apa dan bagaimana aktivitas Lea di luar tempat kost. Jalan cerita pun diperluas, sehingga latar ditambah untuk semakin memperjelas cerita. Penambahan latar berikutnya ialah kamar Lea, pada cerpen diceritakan bahwa Bunda berbicara empat mata dengan Lea dan tiba- tiba Hans ikut masuk dalam perbincangan mereka, tetapi latar tempat Bunda berbicara dengan Lea tidak dijelaskan. Di film, peristiwa ini diperjelas melalui penambahan latar, yaitu bertempat di kamar Lea. Dapat dilihat pada gambar berikut, Penambahan latar berikutnya ialah tempat romantis Lea dan Hans, pada cerpen hanya diceritakan perihal hubungan Hans dan Lea, dan mereka menegaskan akan menikah dan meninggalkan kosan Bunda. Latar ini berfungsi untuk menegaskan bahwa memang ada hubungan special dan kedekatan yang serius antara Hans dan Lea. Ditambah lagi dengan latar ketika mereka berada di dalam mobil, dan adegan itu menunjukkan kedekatan mereka, ketika Hans mencium bibir Lea. Dapat dilihat pada gambar berikut, Selain penambahan ada pula penciutan yang terjadi pada latar di dalam cerpen yaitu pada cerpen diceritakan bahwa Bunda mengalami perawatan selama beberapa bulan di rumah sakit, dan juga Bunda pergi ke pasar untuk berbelanja, saat itulah Abang hilang mencari sabunnya yang dicuri salah satu anak indekos. Latar tempat pada cerpen Cecak di Dinding banyak terjadi peristiwa pada rumah sahabat si pelukis namun latar-latar lain juga digambarkan pada cerpen ini. Awal cerita, latar yang digambarkan berada di tempat si pelukis hal ini ditunjukkan dengan adanya sebuah dus yang telah lama ditunggu si pelukis kini tiba di depan pintu depan rumah si Pelukis, dapat dilihat pada kutipan berikut, “Dus karton yang sudah ditunggu tiga minggu lamanya tiba juga di depan pintu. Lelaki itu mendesah, lebih mirip ekspresi gugup ketimbang puas.” Rectoverso: 94. Latar berikutnya adalah tempat yang paling banyak terjadi peristiwa yaitu rumah sahabat si Pelukis dan calon istrinya. Latar ini merupakan tempat yang mempertemukan kembali si Pelukis dengan Perempuan yang ia kagumi sekaligus calon istri dari sahabatnya. Pelukis datang ke rumah sahabatnya untuk memenuhi janjinya kepada sahabatnya untuk memberikan hadiah. Dapat dilihat pada kutipan berikut,