Si Perempuan Analisis Objektif

penyayang dan peduli baik pada cerpen maupun film sangatlah berbeda, dapat dilihat pada kutipan berikut, “Kedatangan disambut hangat oleh dua orang yang senantiasa berpelukan mesra, bahkan saat menerima tamu di pintu. Mereka calon suami istri yang sudah akan sehidup semati itu, masih saling berangkulan terlebih dahulu sebelum merangkulnya” Rectoverso: 95 Film menceritakan kisah Saras dan Irwan sampai pada tahap pernikahan, kasih sayang Irwan kepada Saras begitu terlihat melalui gesture yang ia tunjukkan memeluk Saras, mencium Saras dan mempersembahkan hadiah untuk Saras. Hal ini dapat dilihat pada gambar berikut, Cerpen berikutnya ialah Firasat, Pada cerpen ini dituliskan terdapat tokoh Aku yang merupakan tokoh utama, serta ada pula tokoh tambahan pendukung yaitu Ibu, Orang Tua tetangga pemuda, Sedangkan tokoh tambahan penghalang ialah pemuda. Di film Rectoverso tokoh Orang Tua tetangga pemuda tidak dimunculkan, sehingga pada tokoh terdapat penciutan tokoh, selain itu di dalam cerpen pemuda memiliki seekor anjing bernama Brindil, pada film pun Brindil tidak dimunculkan. Tokoh aku bernama Senja, tokoh pemuda bernama Panca, nama tokoh ini dapat diketahui melalui dialog antar tokoh.

1. Tokoh Aku

Cerpen ini menggambarkan tokoh Aku sebagai tokoh yang memiliki karakteristik yang lebih menyorot kepada kondisi psikologis. Tokoh Aku, memiliki kemampuan lebih, yaitu mendapatkan firasat tentang suatu kejadian yang akan terjadi. Akan tetapi, justru kemampuannya ini membuat dirinya mudah terguncang. Terutama ketika firasat itu mulai datang dan mengganggu hidupnya. Ada pergolakan batin pada diri tokoh aku, ia ingin menolak, tetapi firasat itu datang tanpa pernah ia duga. Hal ini juga terlihat dan tergambar jelas dalam visualisasi film, ketika Senja menangis dan menunjukkan ekspresi ketakutan ketika ia mendapat mimpi buruk, sehingga penggambaran tokoh Aku pada cerpen maupun film tidak mengalami penambahan dan penciutan. Hal ini dapat dilihat pada kutipan dan gambar berikut, “Aku sedih untuk sesuatu yang kutahu. Aku galau untuk sesuatu yang tidak ada. Dan jari ini ingin menunjukkan sesuatu yang bisa menjadi sebab, tapi tidak kutemukan apa- apa. Pada saat yang samaseluruh sel tubuhku seperti berkata lain. Mereka tahu sesuatu yang tidak dapat digapai pikiranku. Apa rasanya, jika tubuhmu sendiri menyimpan rahasia darimu?” Rectoverso:113 “Aku tidak menyimak kisah-kisah yang diungkapkan malam ini. Aku tidak mendengarkan siapa-siapa. Dua jam aku berdiam di poj ok, berjuang melawan diriku sendiri.” Rectoverso:114 Tokoh aku, dinilai sebagai tokoh utama, karena ia yang paling banyak muncul dalam berbagai peristiwa pada cerita ini. Tidak hanya itu tokoh Aku, memiliki sifat yang baik dan peduli terhadap sesama, terutama kepada Pemuda tersebut. ketika ia membawa kue untuk pertemuan klub Firasat, membawakan kue dan sup untuk pemuda beserta keluarganya dan juga anjingnya si Brindil. Hal tersebut tidak muncul dalam film, dalam film hanya digambarkan ketika klub merayakan hari jadi yang ke-2, Senja membuatkan tumpeng untuk klub tersebut. hal ini dapat dilihat pada gambar berikut, Proses ekranisasi pada cerpen ini tidak banyak terjadi penambahan dan penciutan terhadap tokoh Aku, namun perubahan bervariasi terjadi pada penggunaan nama tokoh, pengarang menggunakan tokoh Aku di dalam cerpen, sedangkan di film tokoh ini berubah dangan nama sebagai tokoh Senja.

2. Pemuda

Pemuda ini digambarkan sebagai sosok yang dewasa dan peduli kepada orang banyak. Sebagai pendiri klub Firasat ia pun menjadi dihormati dan disegani, berbagai masukan yang ia berikan semakin menunjukkan pola pikir yang dewasa dan menerima segala hal yang harus dihadapi. Hal ini pengarang tunjukkan melalui dialog antar tokoh pada cerpen. Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut, “Ia berdiri di depan pintu dan menyalami satu persatu anggota yang datang. Mereka semua otomatis menundukkan kepala sedikit, seperti murid ketemu guru. Bukannya mereka penjilat dan bukannya ia gila hormat,