Analisis Perbandingan Alur pada Cerpen dan Film
Klimaks
Pada cerpen, klimaks terjadi ketika si Bungsu dan Perempuan itu pergi dari rumah itu untuk selama-lamanya. Pergi dari kehidupan yang
mereka anggap seeperti penjara. Mereka menolak permintaan Bunda yaitu agar Perempuan itu tetap menemani Bunda setiap malam
Minggunya. Maka setiap malam minggu Bunda akan berterika tidak jelas memanggil Perempuan itu dan memberantaki semua barang yang
ada di rumah. Dapat dilihat pada kutipan berikut, “selepas bicara dengan Bunda, mereka berbicara berdua.
Mereka sepakat untuk selama-lamanya pergi dari kehidupan rumah itu. Tidak mungkin mereka terpenjara
setiap minggu di sana. Mereka menolak menjadi bagian
dari ritual menjerang air, cuci baju, dan seratus sabun.” Rectoverso:20
“semua anak indekos kini menyingkir jika amlam minggu tiba. Mereki tidak tahan mendnegar lolongan, barang-
barang diberantaki, dan seseorang yang hilir mudik gelisah mengucap satu nama seperti mantra. Menanyakan
keberadaannya.” Rectoverso: 21 Klimaks yang muncul pada film Rectoverso ialah ketika Bunda
melihat mereka berciuman di dalam mobil hal itu semakin meyakinkan Bunda ada hubungan spesial antara Hans dan Lea, Bunda
pun datang ke kamar Lea untuk berbicara, hingga akhirnya Hans mendengar pembicaraan mereka, mereka menolak untuk memenuhi
keingian Bunda agar berpura-pura di depan Bunda. Mereka pun memutuskan untuk pergi meninggalkan rumah Bunda. Hal tersebut
muncul pada sekuen 21 di dalam film. Bagian ini terjadi perubahan bervariasi pada klimaks yang ada pada cerpen dan film, adegan Bunda
mengamuk belum muncul pada bagian ini. Dapat dilihat pada gambar berikut,
Peleraian
Peleraian pada cerpen ini, ialah Bunda yang selalu menenangkan Abang ketika Abang tengah mengamuk setiap penghujung malam
minggu. Kehidupan
Bunda kacau
saat Perempuan
itu meninggalkannya, namun Bunda tetap setia mendampingi Abang,
meskipun Abang sering mengamuk. Dapat dilihat pada kutipan berikut,
“Setiap penghujung malam minggu Bunda bersandar kelelahan dengan keringat membasahi wajah, Abang yang
berbadan dua kali lebih besar tertidur memeluk kakinya erat-erat. Selain dengkuran dan napas anaknya yang
memb
uru, tidak ada suara lain di rumah besar itu.” Rectoverso: 21
Peleraian yang terjadi pada film, muncul ketika Abang melihat kamar Lea
telah tidak
berpenghuni. Abang
mengamuk sejadi-
jadinya,memukul dirinya, semua barang di kamarnya ia rusak. Bunda pun mencoba menenangkan Abang dan memeluknya agar ia dapat
lebih tenang. Hal tersebut muncul pada sekuen 24 di dalam film. Bagian ini terjadi pada siang hari, tidak terjadi di malam hari setiap di
penghujung malam minggu, pada bagian peleraian ini terjadi pula perubahan bervariasi. Dapat dilihat pada gambar berikut,
Akhiran
Cerpen ini pun diakhiri dengan Bunda yang menerima semua keadaan yang terjadi, Bunda tidak perlu meyalahkan siapa-siapa. Ia mengerti
bedapa besar cinta anaknya itu. Cinta anaknya yang diabaikan begitu saja oleh Perempuan itu, tidka membuat Bunda mengutuknya, karena
malaikat tahu siapa yang akan menjadi juaranya. “Cintanya adalah paket air mata, keringat, dan dedikasi
untuk merangkai jutaan hal kecil agar dunia ini menjadi tempat yang indah dan masuk akal bagi seseorang.
Bukan baginya. Cintanya tak punya cukup waktu untuk
dirinya sendiri” Rectoverso: 21. Kutipan tersebut menunjukkan bahwa cinta seorang Ibu adalah paket
keabadian yaitu dikala senang dan sedih Ibu tetap menemani anaknya. Waktu dan jiwa raga Bunda didedikasikan kepada Bunda agar Bunda
walaupun autis tetap memiliki kehidupan yang indah di dunia selayaknya orang yang normal. Di film Rectoverso, cerita ini di akhiri
dengan tokoh Lea yang berlatar di rumah barunya, ia membaca surat cinta yang Abang
tulis untuknya yang berisikan “seratus sempurna, kamu satu lebih lebih sempurna”. Hal tersebut muncul pada sekuen 28
di dalam film, akhiran yang muncul pada cerpen dan film ini mengalami penambahan, dapat dilihat pada gambar berikut,
Cerpen Cecak di Dinding
Awalan
Tahap awalan disebut juga tahap pengenalan. Pada cerpen Cecak di Dinding, tahap awalan dimulai ketika Penggambaran sosok lelaki
dengan dus karton yang baru saja diterimanya, beserta surat ditangannya. Dapat dilihat pada kutipan berikut,
“dus karton yang sudah tiga minggu lamanya tiba juga di depan pintu. . .”
Selamat berkarya, selamat bekerja Pameran lukisanmu dijamin akan lanjut ke Eropa
PS. Ada ide menarik apa dibaik “Flourescence” “ia sendirian di depan pintu. Namun, tangannya bergegas
melipat surat itu seolah takut ada yang melihat. Pertanyaan temannya menghantam bagai empasan benda raksasa di
tengah aula besar kesendiriannya
” Rectoverso:94 Berdasarkan kutipan di atas menggambarkan seorang laki-laki yang
tidak ingin mengingat masalah lukisan “Flourescence” atau yang dalam bahasa Indonesia berarti sesuatu yang nyala terang benderang,
seperti neon. Itu merupakan cat yang ia pesan kepada temannya. Ia ingin hari esok cepat usai, karena esok hari ia akan menepati janjinya
kepada sahabatnya. Di film cerpen ini diawali dengan pertemuan Pelukis Taja dengan Perempuan itu Saras pada sebuah café,
perkenalan pertama mereka di lanjutkan dengan aktivitas kemesraan mereka di sebuah tangga sepi di dalam café. Sekaligus kali pertama
Taja melihat tato cicak pada tubuh Saras, pada film awalan ini masuk di sekuens 4. Hal ini jelas, ada penambahan pada awal cerita. Dapat
dilihat pada gambar berikut,
Konflik
Ketika lelaki itu datang ke rumah sahabatnya dan ia menyadari bahwa ia pun masih merasa jatuh cinta kepada calon istri sahabatnya. Dapat
dilihat pada kutipan berikut, “mereka, calon suami-istri yang sudah akan sehidup semati
itu, masih saling berangkulan terlebih dahulu sebelum merangkulnya. Menjadikannya bertanya-tanya, akankah
dirinya juga begitu jika Perempuan tadi
menjadi miliknya?” Rectoverso:95
Awal konflik ini sebenarnya muncul ketika tokoh pelukis mengingat pertemuannya pertama dengan Perempuan itu pada sebuah pameran
tunggal yang diadakan Sahabatnya, sekaligus ia mengenalkan bahwa Perempuan itu merupakan pengangum berat dari lukisan-lukisannya,
dan sahabatnya berjanji kepada Perempuan itu, bahwa pelukis idolanya akan melukis khusus studio miliknya. Pelukis itu jatuh cinta
dan patah hati pada pandangan pertama, “matanya ingin mengekalkan apa yang ia lihat, hatinya
ingin mengkristalkan apa yang ia rasa. Aku jatuh cinta pada pandangan pertama, kedua, dan seterusnya sampai mati”
“Tak lama, sahabatnya mengaku bahwa Perempuan yang dikenalkannya tadi baru saja resmi ia pacari. Pelukis itu pun
patah hati pada pandangan pertama, kedua, seterusnya, dan
semoga tidak sampai mati” Rectoverso:97 Di film konflik mulai muncul ketika pertemuan mereka yang kedua,
pada sebuah café, mereka berdua saling bertukar cerita sepanjang hari sejak pagi hingga malam. Selanjutnya, mereka mengakhiri malam
dengan memadu kasih di kamar Taja. Ketika pagi hari, Taja terkejut bahwa Saras meninggalkannya begitu saja. hal ini muncul pada
sekuen 8 di dalam film. Hal ini berlainan dengan konflik yang muncul pada cerpen, setelah mengalami proses ekranisasi terjadi
penambahan dan perubahan bervariasi pada konflik. Dapat dilihat pada gambar berikut,
Komplikasi
Komplikasi terjadi ketika pelukis telah selesai mengerjakan lukisannya dan ia pun tertidur. Tiba-tiba Perempuan itu secara
mengendap-endap mencoba membuka pintu studio untuk melihat hasil pekerjaan pelukis idolanya itu, iya pun terkejut akan hasil lukisan
yang ia lihat. Dapat dilihat pada kutipan berikut. “lampu studio masih nyala benderang. Perempuan itu
melongok, memutar lehernya ke berbagai arah untuk meninjau dinding ya
ng seharusnya sudah jadi lukisan itu.” “terdengar bunyi sakelar lampu dimatikan. Studio sontak
gelap gulita namun pada tedik yang sama, ia merasa dikepung larik-larik sinar menyilaukan. Ratusan cecak
berpendar, menyelimuti empat bidang dinding dan langit- l
angit membungkusnya dalam takjub dan tanda tanya.” Rectoverso: 98
Di film Rectoverso, komplikasi yang muncul pada cerpen ini ketika setelah Saras menghilang akhirnya Taja kembali bertemu dengan
Perempuan itu pada pameran tunggal lukisan yang diadakan Sahabatnya
bernama Bang
Irwan, sekaligus
Bang Irwan
memperkenalkan Saras sebagai calon Istrinya. Sontak Taja pun kan kaget dan ia merasa kecewa pada Saras. Di film tahapan ini terdapat
pada sekuen 15, pada cerpen bagian ini muncul pada tahapan konflik, sedangkan pada film bagian ini muncul sebagai komplikasi. Terlihat
perbedaan yang terjadi antara cerpen dan film. Dapat dilihat pada gambar berikut,
Klimaks
Klimaks pada cerpen ini, ketika laki-laki menyampaikan ungkapan hatinya kepada Perempuan yang ia sukai melalui lukisan yang ia
persembahkan, lalu ia pun pergi meninggalkan Perempuan itu dalam diam. Dapat dilihat pada kutipan berikut,
“tubuh mereka melekat, lengan mereka saling mengikat, dan ke telinga Perempuan itu dibisikkanlah satu kalimat
„kutitip mereka untuk menjaga kamu… mengagumi kamu‟ “ Rectoverso:99
Berdasarkan kutipan di atas dapat dilihat, pelukis hanya mampu mengungkap kan isi hatinya secara tersirat. Melalui lukisannya, ia
tuangkan segala isi hatinya untuk Perempuan tersebut. di film Rectoverso klimak cerita muncul ketika, akhirnya sahabatnya pun
menikah dengan Saras, namun Taja menghilang tidak datang pada pernikahan itu. Ia memilih hanyut pada lukisannya dan menikmati
kesendiriannya. Tahapan ini di dalam film masuk dalam gabungan pada sekuen 15. Di cerpen tidak di ceritakan bahwa sahabatnya
akhirnya menikah dengan Perempuan itu, hal ini merupakan penambahan yang terjadi setelah mengalami proses ekranisasi. Dapat
dilihat pada gambar berikut,
Peleraian
Tahap peleraia terjadi ketika, lelaki tersebut pergi meninggalkan Perempuan itu di dalam studio. Perempuan itu hanya mampu terdiam
merasakan apa yang telah terjadi. Ia hanya mampu mematung di tengah ruangan. Dapat dilihat pada kutipan berikut,
“lelaki itu meraih dus berisi kaleng-kaleng cat yang sudah kosong, lalu melang
kah pergi tanpa menoleh lagi.” “Perempuan itu mematung di tengah ruangan, akalnya
mencerna menit-menit terakhir yang telah mengobrak-abrik
hatinya menjadi tempat asing. Bahkan, bagi dirinya sendiri langkah kakinya gamang mencari hatinya yang lama, yang
tadi mengendap masuk keruangan tanpa mengharapkan apa-
apa selain menontoni sebuah upacara peresmian.” Rectoverso:99
Berdasarkan kutipan di atas, Perempuan itu merasa hatinya mulai berubah karena kejadian yang baru saja ia alami hatinya menjadi
tempat yang asing, karena ia baru sanya mendengar pernyataan dari pelukis idolanya itu. Di film, tahapan peleraian terjadi ketika Sahabat
pelukis tersebut Bang Irwan menyesali ketidakhadiran Taja pada pesta pernikahannya, lalu ia menunjukkan hadiah yang Taja berikan untuk
istrinya sebagai hadiah pernikahan mereka, yaitu lukisan fluorescence bergambar cecak sama seperti tato Saras. Seketika Saras merasa kaget
atas apa yang ia lihat, tahapan ini masuk pada sekuen 20 di dalam film, pada bagian ini terjadi perubahan bervariasi pada cerita. Di
cerpen diceritakan bahwa pelukis melukis di studio, sedangkan di film berubah menjadi sebuah kamar yang mendapat lukisan cecak dari
Taja. Dapat dilihat pada gambar berikut,
Akhiran
Akhir cerita cerpen ini adalah ketika Perempuan itu kembali ingin merasakan pengalaman dan decak kagum yang barusan ia rasakan.
Maka ia kembali mematikan saklar listrik tersebut. Dapat dilihat pada kutipan berikut,
“ingin ia nikmati lagi, decak-decak kagum yang menghujaninya dari berbagai sudut. Hanya dalam gelap
mereka beroleh kejelasan. Cecak-cecak di dinding, diam-
diam merayap. Hatinyalah nyamuk, yang… Hap Selamanya tertangkap.” Rectoverso:100
Berdasarkan kutipan di atas dapat dilihat bahwa hati Perempuan itu benar-benar telah tertambat pada pelukis yang ia kagumi, namun
hanya melalui lukisan itu ia dapat menikmati kejelasan hatinya. Di film cerita di akhiri oleh tokoh Taja yang akhirnya menikmati
kesendiriannya pada sebuah café tempat ia pertama kali bertemu Saras, pada tempat itu hatinya tertambat pada tempat itu pula ia
merana. Tahapan ini terdapat pada sekuen 25 di dalam film. Hal ini merupakan salah satu penambahan pada cerita, karena pada cerpen
tidak dijelaskan bagaimana kelanjutan yang dijalani pelukis setelah ia meninggalkan Perempuan itu. Dapat dilihat pada gambar berikut,
Cerpen Firasat
Awalan
Tahap awalan cerita pada cerpen ini di awali dengan Pengenalan sebuah perkumpulan yang bernama firasat yang didirikan oleh seorang
pemuda yang memiliki firasat yang cukup tajam. Dapat dilihat pada kutipan berikut,
“nama perkumpulan itu Firasat. Mereka bertemu seminggu sekali, dimulai pukul tujuh malam. Lokasi pertemuan
mereka berpindah-pindah, tapi modelnya tetap sama, dua puluhan orang berkumpul membentuk lingkaran, kadang
duduk di kursi kadang lesehan. Dalam dua jam pertemuan,
mungkin hanya tujuh orang yang memilih berbagi.” Rectoverso:104
Berdasarkan kutipan di atas dapat dilihat bahwa klub ini rutin menjalani pertemuan seminggu sekali selama dua jam. Di film
Rectoverso awalan cerpen ini dIbuka dengan tokoh Senja yang sedang berada di dapur untuk membuat kue yang akan ia bawa, pada
pertemuannya yang ke-52 ia tepat setahun mengikuti klub tersebut. kali itu kue yang ia buat gagal untuk pertama kalinya, padahal ia telah
sering membuat kue tersebut. Senja menganggap itu sebuah pertanda buruk. Tahapan ini terdapat pada sekuen 2 di dalam film. Awalan
pada cerpen dan film sedikit berbeda, di film tidak diceritakan latar belakang klub yang Senja ikuti, namun digambarkan situasi ketika
pertemuan klub tersebut. penciutan terjadi pada tahap awalan cerita. Dapat dilihat pada gambar berikut,
Konflik
Konflik yang muncul pada cerpen Ketika tokoh aku menyadari bahwa ia sejak pertama kali jatuh cinta kepada pemuda pendiri klub tersebut.
Dapat dilihat pada kutipan tersebut, “aku mengetahuinya sejak kami berjumpa pertama kali.
Aku mengetahui aku akan jatuh hati. Aku merasakannya sejak ia mendekat. Aku merasa kami akan menjalin dan
mengikat
” Rectoverso:106 Tidak hanya itu, ada konflik lain yang muncul pada cerpen tersebut
yaitu ketika tokoh aku mulai merasakan munculnya firasat dalam dirinya, ketika ia tengah berbincang dengan Pemuda tersebut. Pemuda
itu mengajak tokoh Aku untuk berkunjung ke rumah Bapak Ibu tetangganya yang sudah ia anggap orang tuanya sendiri, di rumahnya
pemuda itu mengatakan ia akan pergi untuk mengunjungi orang tuanya di luar pulau. Dapat dilihat pada kutipan berikut,
kemungkinan saya tidak ada di sini saat perayaan klib. Ternyata saya harus pergi, mungkin memang harusnya tidak
ada perayaan.” Sesuatu tiba-tiba melonjak dari dalam. Aku sampai
terduduk tegak. “pergi kemana?” Ia sontak menoleh, ganjil mendengar nada panic yang
mencuat tidak wajar dari kalimat tanyaku. “ketempat orang tua saya. Saya sudah lama tidak pulang” Rectoverso:110-
111
Konflik yang muncul pada film ialah ketika malam hari Senja tengah tertidur ia mendapat mimpi yang buruk, ia tenggelam di dalam banyak
air. Ketika terbangun ia pun sangat ketakutan, dan Ibunya mencoba menenangkan. Ditambah lagi dengan cermin di kamarnya yang tiba-
tiba retak, ia tahu itu sebuah pertanda buruk baginya. Tahapan tersebut terdapat pada sekuen 7, Perbedaan konflik ini terjadi karena adanya
perubahan bervariasi pada cerita, pada cerpen tokoh Aku mendapat mimpi bahwa ia hanyut di sebuah sungai tanpa tentu arah, namun
cerita tersebut diubah setelah mengalami proses ekranisasi. Dapat dilihat pada gambar berikut,
Komplikasi
Ketika tokoh aku merasakan sesuatu yang bukan pada dirinya melekat ditubuhnya. Dapat dilihat pada kutipan berikut,
“seminggu ini aku merasa berada di tubuh yang salah. Ini bukan diriku yang ingin kukenal. Kuping yang tahu-tahu
mendengar tiupan angin seperti memanggil nama seseorang, mata yang menangkap pola awan dilangit seperti
raut muka seseorang.” Rectoverso:113 “Aku sedih untuk sesuatu yang kutahu. Aku galau untuk
sesuatu yang tak ada. Dan jari ini ingin menunjukkan sesuatu yang bisa menjadi sebab, tapi tak kutemukan apa-
apa. Pada saat yang samaseluruh sel tubuhku seperti berkata lain. Mereka tahu sesuatu yang tak dapat digapai
pikiranku. Apa rasanya, jika tubuhmu sendiri menyimpan
rahasia darimu?” Rectoverso:113 Komplikasi yang kedua muncul ketika tokoh Aku menanyakan perihal
firasatnya di klub itu, untuk pertama kalinya ia bertanya, tidak hanya menjadi pendengar. Dapat dilihat pada kutipan berikut,
“jadi untuk apa kita semua ada di sini?” tanyaku.
“untuk belajar menerima, saat kita belajar menerima, kita juga belajar berdamai. Melalui firasat kita belajar menerima
diri, dan berdamai dengan hidup ini.” Rectoverso:117 berdasrkan kutipan di atas, tokoh aku terlihat ingin mengungkapkan
apa yang sesungguhnya ia rasa. Ia ingin menahan dan menceritakan fiirasatnya kepada orang yang ia maksud, namun perlahan ia mencoba
untuk menerima. Komplikasi yang muncul pada film ketika tokoh Panca mengajak Senja untuk pergi jalan-jalan. Panca mengajak Senja
untuk mengunjungi tempat favoritnya, di sana ia menceritakan banyak hal mengenai firasat. Ia juga bercerita tentang firasatnya tentang orang
tuanya, ternyata orang tuanya di Padang tengah sakit. Tahapan berikut muncul di sekuen 12 pada film. Selain itu di film ini cerita mengalami
perubahan bervariasai, pada cerpen Pemuda mengajak tokoh Aku untuk berkunjung ke rumah Bapak Ibu tetangganya, tapi di film
berubah menjadi ke tempat favorit Panca di pinggir danau. Dapat dilihat pada gambar berikut,
Klimaks
Klimaks pada cerpen ini terjadi ketika, hari keberangkatan Pemuda tersebut. siang hari di tengah musim kemarau hujan turun dengan
sangat deras. Hal ini membuat tokoh Aku dan Ibunya terkejut, tokoh Aku menganggap ini sebuah pertanda akan firasatnya selama ini mana
mungkin hujan turun dengan sangat derasnya. Ia sudah tahu apa yang akan terjadi, dapat dilihat pada kutipan berikut,
“aku terkesiap. Sesuatu itu telah tiba. Datang tak diduga bagai pencuri pada tengah malam. Bagai petir pada siang
hari. Bagai hujan di tengah kemarau panjang. Namun, aku
sudah tahu. Seluruh tubuhku tahu.” Rectoverso:119 “seiring kakiku yang berlari menjauh, suara Ibuku yang
berteriak memanggilmanggil pun lenyap diganti gemuruh hujan.”
“aku teringat detik-detik yang kugenggam. Hangat senyumnya, napasnya, tubuhnya dan hujan itu mengguyur
semua hangat itu. Hujan bahkan membasuh air mata yang belum ada. Membuatku seolah-olah ingin menangis. Aku
tidak ingin menangis. Aku hanya ingin ia pulang. Cepat
pulang. Jangan pergi lagi” Rectoverso:120 Klimaks yang terjadi pada film ialah ketika, Senja bertengkar dengan
Panca perihal firasat yang ia rasakan pada perayaan klub yang ke-2. Senja mencoba menahan Panca untuk tidak pergi, namun ia tidak bisa
melakukannya. Senja pun pergi meninggalkan Panca dan klub dengan isak tangis yang tidak dapat ia bending lagi. Pada film tahapan ini
tedapat pada sekuen 16. Perubahan bervariasi yang terjadi pada klimaks di film ini sebaiknya tidak terjadi karena klimaks pada cerpen
merupakan bagian paling menarik apabila divisualisasikan, emosi yang dirasakan tokoh Aku sangatlah muncul pada bagian ini. Dapat
dilihat pada gambar berikut
Peleraian
Peleraian yang terjadi pada cerpen ialah ketika tokoh Aku menyadari bahwa ia telah kehilangan pemuda itu, disaat firasatnya benar-benar
tidak dapat menyelamatkannya. Dapat dilihat pada kutipan berikut, “aku mengetahuinya sejak kami berjumpa pertama kali,
Aku merasakannya sejak ia mendekat. Sebagaimana aku tahu soal mendiang Ayahku, dan juga orang-orang lain
yang kutemui. Aku tahu saat mereka akan pergi dan tak
kembali,” “dan waktu tetap kaku dan hidup tetap tak mau tahu. Ia
tetap saja pergi. Tak kembali. Tepat saat hatiku tertambat. Bahkan, firasat ini tak sanggup menyelamatkannya, tak
juga firasatnya, mata ketiganya, ari-
ari dua lapisnya” Rectoverso:123
Berdasarkan kutipan di atas, tokoh Aku merasa sangat menyesal bahwa ia tidak dapat menahan orang-orang yang ia sayang untuk tidak
meninggalkannya, sekalipun ia mencoba menahan melalui firasatnya. Di film Rectoverso peleraian yang muncul ialah ketika Panca
memutuskan untuk pergi, namun sbelum ia pergi ia menitipkan buku untuk Senja kepada Ibu Senja. Senja pun tak dapat menahan
kesedihannya, ia hanya mampu memeluk Ibunya dalam tangis. Tahapan ini terjadi pada sekuen 23 di dalam film. Di cerpen tidak
diceritakan bahwa Pemuda itu menitipkan sesuatu kepada Ibu tokoh Aku. Hal ini terjadi penambahan cerita setelah mengalami proses
ekranisasi. Dapat dilihat pada gambar berikut,
Akhiran
Akhir cerpen ini ialah ketika Ibu mencoba untuk menengangkan dan mendekap tokoh aku dengan lembut, bahwa semua ini bukanlah salah
tokoh Aku. dapat dilihat pada kutipan berikut, “dengan mata berkaca-kaca, Ibu menangkupkan tangannya
ke wajahku, semua baik- baik saja… semua baik-baik
saja…” Akhir cerita pada film Rectoverso ialah ketika Senja pergi ketempat
favorit Panca untuk membaca buku yang dititipkan padanya, namun pada perjalanan pulang Senja mengalami kecelakaan, ia terjatuh dari
sepeda. Panca dapat merasakannya ketika ia di perjalanan pulang, hal ini berlainan dengan apa yang diceritakan pada cerpen. Tokoh Aku
memiliki firasat buruk kepada Pemuda itu, dan ia tahu ia telah kehilangannya. Tahapan ini terdapat pada sekuen 27 di dalam film.
Tetapi pada film, nyatanya Panca yang akan kehilangan Senja.
Penambahan ini membuat cerita lebih menarik, membuat penonton tidak menduga bahwa ceritanya berlainan dengan apa yang dituliskan
cerpen. Dapat dilihat pada gambar berikut,
Cerpen Curhat Buat Sahabat
Awalan
awal cerpen ini ialah menggambarkan keadaan tokoh dan suasana pada restoran tersebut. dapat dilihat pada kutipan berikut,
“gaun hitammu menyambar kaki meja, lalu menyapu ujung kakiku. Kamu sengaja berdandan membuatku agak malu
karena muncul berbalut jaket jin, celana khaki, dan badan
sedikit demam.” “sebotol Muscat yang terbalaur dalam kepingan es diantar
ke meja. Dudukku langsung tegak. Jangan-jangan malam ini memang betulan penting.”
“anggur itu berusia enam tahun, gaun itu Cuma keluar sekali dalam dua tahun. Restoran ini terakhir kamu pilih
saat ulang tahun hari jadi jatuh cintamu ke-1, empat tahun
yang lalu.” Rectoverso:4 Awalan pada film ialah pengambilan suasana jalan pada malam hari
yang menandakan pertemuan mereka terjadi di malam hari, terlihat disebuah restoran seorang Perempuan dengan gaun hitan tengah
memainkan telepon genggamnya dan sedang mengobrol dengan pelayan restoran sambil menunggu kedatangan temannya. Tahapan ini
terdapat pada sekuen 3 di dalam film. Awalan ini pada cerpen dan
film, tdak mengalami perbedaan. Penggambaran pada cerpen sesuai dengan visualisasinya. Dapat dilihat pada gambar berikut,
Konflik
Konflik mulai muncul ketika tokoh Kamu mulai merasa menjadi seorang yang terlahir kembali. Karena segala masalah percintaannya.
Dapat dilihat pada kutipan berikut: “malam ini aku lahir baru”
“kamu bertobat?” “bisa jadi itu istilahnya” tawamu menggelak-gelak lepas,
lalu kamu mengatur napas, “aku… selesai.” “selesai, semua sudah selesai. Lima tahun sudah cukup.
Aku berhenti menunggu. Berhenti berharap. Cheers”
kamu dentingkan gelasmu ke gelasku. ” Rectoverso:5
Konflik yang muncul pada film ialah ketika tokoh Amanda bercerita kepada Regi, bahwa ia akan mengakhiri semuanya baginya sudah
cukup waktu lima tahun ia berharap dan melakukan yang terbaik untuk kekasihnya. Di dalam film tahapan ini terdapat pada sekuen 10.
Tahapan ini juga tidak berbeda dengan apa yang digambarkan pada cerpen tidak terjadi penambahan, penciutan, maupun perubahan
bervariasi. Dapat dilihat pada gambar berikut,
Gambar menunjukkan tokoh Amanda membuka kelima jarinya, hal ini menunjukkan bahwa waktu lima tahun seperti dialog yang
diucapkannya, disertai dengan gesture pada jari tangannya. Setelah itu
mereka mendentingkan kedua gelas mereka, sebagai tanda sebuah perubahan baru bagi Amanda.
Komplikasi
Komplikasi dimulai ketika tokoh Kamu mulai membuka cerita tentang seorang lelaki yang ia cintai, namun lelaki itu tidak membalas tulus
cintanya. Tidak pernah menyediakan waktu untuknya, dan ia merasa harapannya selama ini menjadi sia-sia. Dapat dilihat pada kutipan
berikut, “aku menyadari sesuatu waktu aku sakit kemarin.” Kamu
mulai bertutur setelah Sembilan puluh detik menatap piano. “satu malam aku sempat terlalu lemas untuk bangun,
padahal aku cuma ingin ambil minum. Tidak ada siapa- siapa yang bisa aku mintai tolong.”
“malam itu rasanya aku sampai ke titik terendah. Aku capek. Dan kamu tahu? Aku tidak butuh dia. Yang
kubutuhkan adalah orang yang menyayangi aku… dan segelas air putih” Rectoverso: 6
“dan inilah saat aku menepuk halus punggung tanganmu. Dua tiga kali tepuk. Dan tibalah saatnya kamu terseguk-
seguk” Rectoverso: 6 “teleponku berdering pukul setengah dua belas malam. Aki
mobilku kering, jadi kupinjam motor adikku. Sayangnya adikku tak punya ja hujan. Dan aku terlalu terburu-buru
untuk ingat bawa baju ganti. Ada seseorang yang membutuhkanku. Ia minta dibelikan obat flu Karena stok di
rumahnya habis. Ia lalu minta dibawakan segelas air putih
yang hangat.” Rectoverso: 7
Berdasarkan kutipan di atas, tokoh Aku mengingat ketika ia datang pada tengah malam untuk membawakan obat dan segelas air putih
untuk sahabatnya itu. Di film komplikasi yang muncul ialah ketika Amanda bercerita kepada Regi mengenai kesedihannya bersama
mantannya, ia telah mengubah banyak hal pada dirinya hanya untuk laki-laki yang ia cintai, namun itu tak pernah dianggap cukup dan
sempurna untuk laki-laki itu. Hingga ingatan Amanda kembali ketika ia sakit dan ia mencoba menghubungi kekasihnya itu, namun tidak ada
respon darinya. Air matanya pun metetes, Regi kala itu mencoba
untuk menenangkan Amanda dengan menggenggam tangannya. Tahapan ini muncul pada sekuen 13 di dalam film. Baik dialog
maupun jalan cerita pada komplikasi cerpen dan film tidak ada penambahan, penciutan, dan perubahan bervariasi. Dapat dilihat pada
gambar berikut,
Klimaks
Ketika sang gadis menangis tersedu-sedu dan menyadari, apakah harapannya kepada kekasihnya itu terlalu berlebihan. Dapat dilihat
pada kutipan berikut, “Napasmu mulai terdengar teratur. Air mata masih
mengalir satu-satu, tapi bahumu tak lagi naik turun. Kamu menatapku lugu. „keinginan itu… tidak ketinggian, kan?”
Kimaks pada film ialah ketika Amanda telah dapat menenangkan dirinya, ia pun bersemangat untuk meninggalkan hidupnya yang lalu,
ia kembali mengejak Regi mendentingkan gelas sebagai makna perubahan pada hidupnya, lalu Amanda memberikan sebuah lagu
spesial untuk Regi. Tahapan ini terdapat pada sekeun 19 di dalam film. Ia bernyanyi di sebuah panggung kecil di dalam restoran
tersebut. Hal ini merupakan penambahan yang terjadi di dalam cerita, pada cerpen tidak di ceritakan bahwa tokoh Kamu menyanyikan
sebuah lagu untuk sahabatnya. Hal ini tidak merubah jalannya cerita, justru menjadi pemanis pada film tersebut. dapat dilihat pada gambar
berikut,
Peleraian
Ketika tokoh Aku berusaha menanyakan apa yang akan sahabatnya lakukan dan inginkan, setelah ia mengakhiri urusan percintaannya
yang lalu. Dapat dilihat pada kutipan berikut, “ jadi sekarang kamu mau bagaimana?”
“aku akan diam” jawabmu dengan nada mantap yang membuat sengguk dan isak barusan seolah tak pernah
terjadi.” “ya, diam Diam ditempat. Tidak ada lagi usaha macam-
macam, mimpi muluk-muluk. Karena aku yakin di luar sana, pasti ada orang yang mau tulus sayang sama aku….”
Rectoverso:8 Berdasarkan kutipan di atas dapat dilihat bahwa keyakinan sahabat
Perempuannya memang sudah bulat, ia yakin bahwa ia akan menemukan seorang laki-laki yang terbaik untuknya bukan yang
hanya akan membuatnya kecewa. Di film, peleraian yang muncul ialah Regi mendengarkan sahabatnya menyanyikan lagu spesial
untuknya, namun ketika di tengah penampilan Amanda, Regi yang kala itu sakit pergi toilet untuk menghilangkan rasa mualnya ia pun
muntah di dalam toilet. Tahapan ini terjadi di dalam satu sekuen yaitu 19 dalam tahapan klimaks. Hal ini juga merupakan penambahan yang
terjadi setelah cerpen ini mengalami proses ekranisasi, pada cerpen tokoh kamu hanya menanyakan apakah tokoh Aku sakit, karena ia
terus merapatkan jaketnya. Hal ini dapat dilihat pada gambar berikut,
Akhiran
Sahabat sang gadis merasa ada sesuatu yang menyakitkan dan membuat tubuhnya menjadi tidak nyaman. Sang gadis baru
mengetahui bahwa sahabatnya tengah sakit Karena kehujanan waktu menjaganya ketika ia sakit. Dapat dilihat pada kutipan berikut,
“kamu sakit?” kudengar kamu bertanya dengan nada cemas. Kulihat alismu spontan bertemu, menunjukkan rasa
heran yang sungguhan” “ya”
“Gara-gara kehujanan waktu kerumahku itu, ya?” “ya”
Akhir cerita pada film, ialah ketika Regi kembali dari tolet dan Amanda melihat wajah Regi yang nampak pucat, Amanda pun
menanyakan apakah Regi sakit, ia pun menjawab iya. Regi tidak enak badan karena ia harus menggunakna pakaian basah semalaman ketika
menjaga Amanda sakit di rumahnya. Regi pun memesan segelas air putih kepada pelayan, karena hanya itu yang ia butuhkan saat ini.
Tahapan ini terdapat pada sekuen 22 di dalam film. Akhir cerita yang terjadi pada cerpen dan film, tidak mengalami penambahan, penciutan,
maupun perubahan bervariasi, karena akhir cerita pada cerpen sama dengan proses visualiasasi. Dapat dilihat pada gambar berikut ini,
Cerpen Hanya Isyarat
Awalan
Awalan pada cerpen ini menggambarkan tentang sebuah tempat yang didatangi oleh tokoh Aku bersama tiga orang kawan laki-lakinya.
Sambil menikmati fasilitas yang disedikan bar tersebut. Dapat dilihat pada kutipan berikut,
“tempat ini di desain dengan penerangan buruk. Remang yang malah tidak jelas. Namun, hanya tempat ini yang
masih buka. HIburan yang tersedia adalah tayangan pertandingan sepak bola dini hari dari televise 14 inci dan
kumandang lagu disko era satu decade silam” “tinggal empat manusia yang tersisa, dan dia satu
diantaranya. Satu-satunya betina yang menguapkan
feromon di sekumpulan makhluk jantan, secara alamiah tak mungkin aku dilewatkan.” Rectoverso:46
Berdasarkan kutipan di atas cerita di awali dengan penggambaran latar tempat para tokoh berkumpul, pada bagian awal cerita belum
tergambar tempat apa yang mereka maksud. Barulah pada kutipan berikut pembaca dapat tahu bahwa mereka berkumpul pada sebuah
tempat yang bisa di dibilang sebuah tempat minum maupun bar. Dapat dilihat pada kutipan berikut,
“satu di antara mereka menghampiri meja bar, meminta lampu warna-
warni itu dimatikan.” Rectoverso:47 Di film, cerpen ini di awali dengan penggambaran tokoh aku Al,
yang sedang merapikan pakaiannya untuk siap bepergian. Al yang tergabung dalam sebuah milis akan bertemu dengan teman-temannya
di suatu tempat. Ia menggunakan pesawat untuk menuju tempat yang dimaksud. Mereka terlihat menikmati pertemuan mereka dan bermain
bersama di sebuah pantai. Hal ini merupakan penambahan yang terjadi, karena terdapat perbedaan awalan cerita antara cerpen dan
film. Sebelum tokoh Al tiba untuk bertemu teman-temannya, film ini menjelaskan terlebih dahulu latar belakang tokoh, sehingga mereka
dapat bertemu. Tahapan ini terdapat pada sekuen 5 di dalam film. Hal ini cukup terlihat logis karena dapat memperjelas jalannya cerita yang
ada di dalam cerpen. Dapat dilihat pada gambar berikut.
Konflik
Konflik mulai terlihat ketika seorang teman lelakinya menghampiri meja bar tempat tokoh Aku berada, hendak mematikan lampu yang
begitu menusuk mata. Setelah itu, mereka mengajak tokoh aku untuk bergabung bersama mereka di meja bar lain tempat mereka
berkumpul. Mereka sedang mengadakan sebuah permainan, dan tokoh
Aku diajak untuk turut bergabung dalam permainan tersebut. Dapat dilihat pada kutipan berikut,
“satu diantara mereka menghampiri meja bar, meminta lampu warna-warni itu dimatikan. Rupanya mereka tidak
lagi tahan. Cuma aku yang tidak terganggu. Kelap kelip
itu… “ Rectoverso:47 “mereka tidak bisa lagi menghindar. Aku pun tidak bisa
lagi menyamar menjadi latar. Sebuah kursi didekatkan ke meja mereka, dan dia mempersilakan aku duduk. Dia yang
paling kucari. Tapi tidak dalam jarak seperti ini.” Rectoverso:47
“kami sedang melakukan satu permainan,” dia menjelaskan. “bertukar cerita paling sedih,” temannya
menambahkan. Rectoverso:47
Di dalam film konflik mulai muncul ketika mereka sedang berada di sebuah bar, Al menyaksikan teman-temannya asik mengobrol dan
tertawa bersama. Ia tidak bergabung, hanya menyaksikan dari kejauhan. Ketika itu salah satu temannya datang untuk mematikan
lampu kerlap-kerlip dan mengajak Al untuk duduk bergabung bersama mereka, mereka mengajak Al untuk ikut dalam permaianan yang akan
mereka lakukan. Tahapan ini muncul pada sekuen 9 di dalam film. Pada konflik yang muncul antara cerpen dan film tidak ada perbedaan,
bagian yang ada di dalam cerpen divisualisasikan sama persis. Selain itu pembaca dapat mengetahui kondisi tempat dimana mereka
berkumpul, karena pada cerpen tidak di jelaskan secara jelas dan rinci. Melalui ekranisasi ini, pembaca dapat mencerna secara lebih jelas.
Dapat dilihat pada gambar berikut,
Komplikasi
Komplikasi pada cerpen muncul ketika mereka beramai-ramai sepakat untuk melakukan permainan yaitu bertukar cerita paling sedih secara
bergantian. Tiba saatnya tokoh Dia yang bercerita mengenaik kisah sedihnya. Dapat dilihat pada kutipan berikut,
“satu demi satu bercerita. Kisah putus cinta, kisah hilang teman, dan kisah bencana alam. Tiba gilirannya, dia
bercerita tentang cahaya. Dia pernah mati suri, dan dalam
tidurnya ia melihat padang hijau, lalu cahaya besar.” Rectoverso:48
Komplikasi berikutnya muncul ketika waktunya bagi tokoh Aku untuk berbagi cerita sedihnya. Ia bercerita tentang sahabatnya yang tinggal
di negeri orang. Dapat dilihat pada kutipan berikut, “aku mulai berkisah, tentang sahabatku yang lahir di negeri
orang. Setiap kali Ibunya hendak menghidangkan daging ayam sebagai lauk, Ibunya pergi ke pasar untuk membeli
bagian punggungnya saja. Sahabatku pun beranjak dewasa
tanpa tahu ayam memiliki bagian lain selain punggung.” Rectoverso:51
di film Rectoverso, komplikasi yang muncul sama dengan komplikasi yang terdapat pada cerpen. Mereka saling bertukar cerita hingga
terakhir tokoh Al menceritakan kisah sedihnya. Tahapan ini terdapat pada sekuen 24 di dalam film. Tidak terjadinya penambahan,
penciutan, maupun perubahan bervariasi pada cerpen maupun film ini tetap menciptakan suasana yang menarik bagi pembaca maupun
penonton. Tidak terlalu berlebihan tidak juga mengurangi cerita. Hal ini dapat dilihat pada gambar berikut,
Klimaks
Klimaks yang muncul pada cerpen ialah tokoh aku mengakhiri ceritanya dan ia dinobatkan sebagai pemenang pada permainan malam
itu. Dapat dilihat pada kutipan berikut,
“sahabat saya itu adalah orang yang paling berbahagia. Ia menikmati punggung ayam tanpa tahu ada bagian lain. Ia
hanya mengetahui apa yang sanggup ia miliki. Saya adalah orang yang peling bersedih, karena saya mengetahui apa
yang tidak sanggup saya miliki” kusudahi kisahku seraya menyambar botol bir yang tidak lagi jadi piala dan
mendadak terlihat sangat menarik. Rectoverso:52
“mereka semua berpandangan, mencari sang juara. Aku menunduk dan memilih tidak ikut serta. Tiba-tiba kudengar
mereka bertepuk tangan, Dia bahkan menyalamiku.
Kisahku dinobatkan sebagai pemenang.” Rectoverso:53 Klimaks pada film muncul ketika tokoh Al mengakhiri cerita tentang
sahabatnya yang tinggal dinegeri orang, dan secara tidak langsung ia mengungkapkan isi hatinya. Bahwa ialah orang yang bersedih bahwa
ia mengetahui semua hal yang tidak dapat ia miliki yaitu tokoh Dia yang ia kagumi. Tahapan ini terdapat pada sekuen 18 di dalam film.
Klimaks pada cerpen dan film ini juga tidak mengalami banyak perbedaan, klimaks pada cerpen dan film, memiliki bagian cerita yang
sama, hal ini dapat dilihat ketika Al dinobatkan sebagai pemenang dalam permainan tersebut. Nampak teman-temannya menunjuk Al
sebagai pemenang, dapat dilihat pada gambar berikut,
Peleraian
Tahap peleraian pada cerpen ialah ketika tokoh Aku, merasa kini ia telah menjadi bagian dari persahabatan ketiga laki-laki tersebut, tetapi
bukan itu yang ia cari ia hanya ingin menikmati keindahan lelaki yang ia kagumi dari kejauhan, ia tahu apa yang sanggup ia miliki. Dapat
dilihat pada kutipan berikut, “untuk pertama kalinya aku menjadi bagian dari mereka,
sekelompok sahabat temporer yang bertemu di suatu tempat asing. Namun, bukan itu yang kucari. Aku hanya ingin
kembali ketempatku, di belakang sana. Menikmati apa yang
kusanggup. Bukan dimeja ini, bukan di sebelanya, bukan bersentuhan dengan kakinya.” Rectoverso:53
Peleraian yang puncul pada film ialah ketika, tokoh Al meminta Raga untuk menyalakan lampu yang kerla-kerlip warna-warni tadi yang
telah dimatikan. Teman-temannya pun menyetujui permintaan Al walaupun mereka sangat tidak nyaman dengan adanya lampu tersebut.
Al pun langsung meninggalkan meja teman-temannya dan kembali ke tempatnya semula. Tahapan ini terdapat pada sekuen 18 begabung
dengan tahapan klimaks. Bagian peleraian ini, terjadi penciutan tokoh Al langsung menyebutkan hadiah yang ia ingin kan, tanpa adanya
dialog yang tertera pada cerpen di atas. Dapat dilihat pada gambar berikut,
Akhiran
Akhir pada cerpen ini ialah tokoh Aku dinobatkan sebagai pemenang dan ia berhak untuk menentukan hadiah yang ia mau dari ketiga
kawan laki-lakinya. Ia pun meminta tokoh Dia untuk menyalakan lampu warna-warni yang tadi dimatikan. Dapat dilihat pada kutipan
berikut,
“aku memilihnya, aku menyuruhnya pergi ke bar dan mneyalakan sakelar lampu warna-
warni.” “kemudian aku permisi pergi ke tempat dudukku semula,
supaya sekembalinya ia nanti, diriku sudah berubah menjadi latar tak jelas yang tak perlu diajak bicara”.
“matanya coklat muda” Rectoverso:53 Akhiran pada film ini ialah ketika tokoh Al kembali ketempat
duduknya dan ia dapat kembali memandang Raga dari kejauhan, dan kini ia pun tahu warna mata lelaki itu. Tahapan ini terdapat pada
sekuen 26 di dalam film. Akhir cerita pada film, tidak terjadi adanya
proses penambahan, penciutan, maupun perubahan bervariasi. Akhir cerita dikemas sama peris seperti yang muncul di dalam cerpen. Hal
ini dapat dilihat pada gambar berikut,
Berdasarkan analisis perbandingan alur di atas antara lima cerpen dan film Rectoverso di dapat hasil analisis berupa adanya penambahan,
penciutan dan perubahan bervariasi pada setiap tahapan alur dan juga adanya perbedaan cerita pada tahapan alur yang terjadi. Kelima cerpen dan
film ini memiliki kesamaan, yaitu alur yang membentuk merupakan alur maju, tidak muncul perbedaan seperti misalkan cerpen Malaikat juga Tahu
memiliki alur maju, sedangkan setelah mengalami proses visualisasi menjadi menggunakan alur mundur. Hal ini tidak terjadi pada kelima
cerpen tersebut. Film Rectoverso menyajikan cerita kelima cerpen tersebut dengan cara terpisah-pisah, sequens 1 hingga 5 sequens dapat dilihat pada
lampiran film ini membuka dengan awalan cerita pada setiap cerpen, sequens 6 hingga 10 menggambarkan konflik yang mulai terjadi, 11 dan
17 muncul komplikasi I-II, 12 hingga 14 mulai muncul komplikasi pada film, sequens 15 merupakan bagian munculnya komplikasi dan klimaks,
sequens 16,18,19,21 juga mulai muncul klimas, 20 dan 24 sudah muncul tahap peleraian, sedangkan pada Sequens 23 dan 27 peleraian sekaligus
akhiran muncul pada sequens ini. Sequens 25,26, dan 28 merupakan akhir pada setiap cerita.
Penam bahan
Penciut an
Perubahan Bervariasi
Keterangan
1. Malaikat
juga tahu
- -
-
Tahapan pada cerpen dan film
tidak mengalami perubahan.
2. Cecak di
Dinding
√ √
√
Penambahan terjadi pada setiap
tahapan, penciutan terjadi
pada tahapan 3.
Firasat
- √
√
Penciutan terjadi pada tahapan
tahap awalan pada cerpen dan film,
perubahan bervariasi terjadi
pada akhir cerita. 4.
Curhat Buat Sahabat
- -
- Tahapan pada
cerpen dan film tidak mengalami
perubahan. 5.
Hanya Isyarat
- -
-
Tahapan pada cerpen dan film
tidak mengalami perubahan.
Tabel. 5