Tokoh dan Penokohan Abang

sabun yang biasa Abang hitung setiap pagi tidak berjumlah seratus buah, ia akan mengamuk dan mencari sampai dapat. Disatu sisi Abang juga dapat menjadi pendengar yang baik. Sehingga jelas sekali bahwa Abang memiliki emosi yang tidak stabil sebagai pengidap autis. Dapat dilihat pada gambar berikut,

2. Perempuan itu

Tokoh Perempuan itu adalah sahabat dari tokoh Abang. Setiap malam Minggu tokoh Perempuan itulah yang menemani malam Minggu Abang. Perempuan itu juga hafal rutinitas yang dilakukan Abang. Perempuan itu adalah tokoh yang dicintai oleh Abang. Tokoh Perempuan itu memiliki sifat yang perhatian dan baik hati, sifat egois sebagai seorang Perempuan sedikit muncul pada tokoh Perempuan itu. Keegoisan Perempuan itu terlihat dari kutipan sebagai berikut. “Perempuan itu terenyak. Apa-apaan ini? Pikirnya gusar. Jangan pernah bermimpi dia akan memilih manusia satu itu untuk dijadikan pacar. Jelas tidak mungkin” Rectoverso:18. Pada kutipan tersebut terlihat bahwa tokoh Perempuan itu menganggap bahwa dirinya tidak mungkin bisa mencintai manusia satu itu yaitu Abang yang autis. Tokoh Perempuan itu egois karena menurutnya ia tidak akan mungkin mencintai sosok seperti Abang, selain itu ia telah jatuh hati kepada anak bungsu Bunda. Di film cerpen Malaikat juga Tahu tokoh Perempuan itu mendapat beberapa perubahan bervariasi seperti tokoh Perempuan ini di film dikenal dengan nama Lea. Penambahan yang terjadi pada tokoh lea ialah tentang aktivitasa yang ia lakukan, Ia aktif kuliah dan bekerja, walaupun pada cerpen tidak dijelaskan aktifitas apa yang dijalani oleh tokoh Lea. Tetapi sifat yang tergambar antara cerpen dan film tidak terlalu jauh berbeda, Lea menolak untuk mencintai Abang karena ia telah mencintai anak bungsu Bunda. Hal ini tergambar ketika dialog yang terjadi antara Bunda, Perempuan dan si bungsu. Namun, disisi lain tokoh Lea juga merupakan tokoh yang baik hati karena hanya dialah orang yang dapat mengerti kehidupan Abang selain Bunda. Lea juga hafal segala rutinitas Abang setiap harinya. Perempuan itulah yang menemani setiap malam minggu Abang. Menggambarkan watak tokoh Perempuan itu, pengarang menggambarkannya dengan cara dramatik, karena pengarang tidak menceritakan secara langsung perwatakan tokoh-tokohnya, tetapi hal ini disampaikan melalui dialog yang terjadi. Di film juga digambarkan Lea selalu menemani Abang dan bersikap baik kepada Bunda, terlihat di dalam film ketika Lea membelikan Bunda sabun ketika sabun yang seharusnya berjumlah 100 hilang satu. Lea juga kerap berbagi cerita dengan Abang. Akhirnya Lea pun menyadari ketika ia menemukan surat yang akan diberikan Abang kepadanya, bahwa betapa tulusnya cinta Abang kepadanya.

3. Bunda

Tokoh ini dikenal dengan nama Bunda karena memang Bunda adalah Ibu kandung dari Laki-laki itu Abang dan si Bungsu. Selain sebagai Ibu kandung dari Abang dan si Bungsu, Bunda juga sebagai Ibu kos dari anak-anak yang kos di rumahnya. Bunda sangat pandai memasak dan masakannya sangat digemari oleh semua anak kos. Bunda adalah seorang wanita yang memiliki status janda. Bunda memiliki tiga orang anak. Anak pertamanya, seorang gadis yang meninggal karena penyakit langka dan tidak ada obatnya. Anak keduanya yaitu Abang. Hal ini berlainan dengan yang muncul pada film, pada film tidak diceritakan ataupun digambarkan jika Bunda memiliki seorang anak gadis yang meninggal dunia karena penyakit langka. Hanya diceritakan Bunda memiliki dua anak, yang pertama Abang dan anak yang terakhir adalah si Bungsu. Bunda memiliki sifat penyabar. Hal ini dapat dilihat dari kutipan sebagai berikut. “Pertama kali Bunda mengetahui si bungsu dan Perempuan itu berpacaran, Bunda langsung mengadakan pertemuan empat mata. Ia memilih Perempuan itu untuk diajak bicara pertama karena dipikirnya akan lebih mudah”