Penambahan dan Penciutan Tinjauan Film

sangat berguna jika kita ingin mempelajari sebuah film dengan tujuan membawa segmen cerita keluar dari rangkaian yang ada. Rata-rata sebuah film dapat terdiri dari 23 sampai 24 sekuens atau rangkaian film Hollywood kebanyakan. Berbeda dengan film keluaran Eropa yang cenderung ke angka yang lebih rendah antara 11 sampai 18. Secara tradisional rangkaian pembuka dari sebuah film terdiri dari logika yang mengarahkan para penonton, dan dalam hal ini setiap awalan dari rangkaian cerita berfungsi sebagai petunjuk arah bagi penonton. Penutupan sebuah sekuens ditandai dengan beberapa bentuk transisi: memudar, menghapus, iris atau memotong dalam iris gambar bertahap masuk atau keluar sama dengan membuka dan menutup lensa kamera. Transisi ini berfungsi untuk membuat film mudah dibaca. Sebaliknya, pemotongan melompat atau pengambilan yang tidak sesuai adalah dua prosedur yang digunakan untuk melawan orientasi aman yang disediakan oleh penanda transisi tradisional. Transisi ini seperti tanda baca, sehingga mereka juga akan ditemukan dalam sekuen. Memudar dan iris merupakan transisi yang lunak, yang pertama lebih mudah berhubungan dengan bioskop sebelumnya, meskipun film kontemporer yang memanfaatkan mereka kadang-kadang sebagai penghormatan kepada warisan film. Transisi lunak penanda ini dapat berfungsi untuk menunjukkan selang waktu, keadaan pikiran dan alam bawah sadar, sehingga mereka kurang mungkin ditemukan dalam sekuena melainkan antara faktor sekuens. Transisi keras, penghapusan hampir tidak pernah terlihat saat ini. Pemotongan antara sekuens dapat menyiratkan hubungan langsung antara keduanya, baik dalam narasi atau kronologi. Memotong dalam sekuens yang berfungsi untuk memberikan irama cepat atau lambat, tergantung pada seberapa sering mereka digunakan dan juga memungkinkan hubungan ruang untuk menjadi jelas ke penonton. Jika pemotongan tidak digunakan secara konvensional dalam sekuens mereka menunjuk ke ide fragmentasi atau pemisahan. 44 Menurut Scmitt dan Viala, cerita terbagi atas satuan-satuan isi cerita atau sekuen. Sekuen merupakan keseluruhan ujaran yang membentuk satu kesatuan makna. Ada dua kriteria sekuen, yaitu: 1. Sekuen harus mempunyai satu titik pusat perhatian yang sama, misalnya tokoh yang sama, gagasan yang sama atau peristiwa yang sama. 2. Sekuen harus mencakup satu kurun waktu dan ruang yang koheren, seperti satu ruang atau waktu tertentu. 45

E. Penelitian Relevan

Berdasarkan penelusuran penulis dibeberapa Universitas, penelitian dengan objek kajian berupa analisis perbandingan alur karya sastra dan film Rectoverso belum pernah dilakukan. Adapun penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang relevan dengan penelitian yang dilakukan dalam upaya menyusun skripsi ini dan berkaitan dengan masalah yang diteliti adalah sebagai berikut. 1. Dimas Wahyu T, Mahasiswa Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, tahun 2007. Mengangkat skripsi dengan tema “Sisi punk dalam diri Bodhi sebuah tinjauan psikologi sosial terhadap tokoh utama novel Supernova Akar bab Akar dan Selamat menjadi S ”. Pemilihan novel Supernova Akar karya Dewi Lestari sebagai objek penelitian didasarkan pada temuan adanya gambaran punk, sesuatu yang hingga kini masih dipandang negatif oleh sebagian masyarakat. Lebih jauh, pemilihan novel tersebut 44 Diterjemahkan dari Susan Hayward, Key Concepts In Cinema Studies, London: Routledge, 1996, hlm.312-313 45 Alain Viala dan M.P. Schimtt, Savoir-lire. Paris: editions Didier, 1982, dalam Tesis Rosida Erowati dengan judul melintas batas: represebtasi kondisi multicultural dalam film monsieur Ibrahim et les fleur du coran, Program Pascasarjana Ilmu Susatra Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, 2006.