bahwa kesiapan yang dimaksud merupakan kecenderungan potensial untuk bereaksi dengan cara tertentu apabila individu dihadapkan pada stimulasi yang
menghendaki adanya respon.
6
Kelompok pemikiran yang ketiga adalah kelompok yang berorientasi kepada skema triadik. Menurut kelompok ini, sikap merupakan konstelasi
komponen-komponen kognitif, afektid, dan konatif yang saling berinteraksi dalam memahami, merasakan dan berprilaku terhadap suatu objek.
7
Secord dan Beckhaman 1964 yang dikutip oleh Azwar, mendefinisikan “sikap sebagai keteraturan tertentu dalam perasaan afeksi, pemikiran kognisi
dan predisposisi tindakan konasi seorang terhadap suatu aspek di lingkungan sekitar.”
8
“Secara umum sikap dapat dirumuskan sebagai kecenderungan untuk berespons secara positif dan negatif terhadap suatu objek atau situasi tertentu.”
9
Dalam istilah kecenderungan, terkandung pengertian arah tindakan yang akan dilakukan seseorang berkenaan dengan satu objek. Arah tersebut dapat bersifat
mendekati atau menjauhi, menyukai atau tidak menyukai.
2. Komponen-komponen Sikap
Seperti telah dinyatakan di atas oleh para ahli dalam mendefinisikan mengenai masalah sikap cukup menunjukan adanya pandangan yang berbeda satu
dengan yang lain. Berkaitan dengan hal-hal tersebut di atas pada umumnya pendapat yang paling banyak diikuti ialah bahwa sikap itu mengandung tiga
komponen yang dapat membentuk struktur sikap, yaitu komponen pengetahuan kognitif, komponen emosional afektif, dan komponen pre-disposisi tindakan
konatif
10
. Selanjutnya Mar’at 1981 : 13 yang dikutip oleh Amir Fadhillah, juga
membagi sikap menjadi tiga komponen yang paling menunjang. Sikap merupakan
6
Syaifuddin Azwar, Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya…, h 5
7
Syaifuddin Azwar, Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya…, h 5
8
Syaifuddin Azwar, Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya…, h 5
9
Sorlito w. Sarwono, Sosilogi Kesehatan, Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 1997 h. 2
10
Bimo Walgito, Psikologi Sosial Suatu Pengantar, Yogyakarta : Andi, 2003 h. 126
kesedian bereaksi terhadap suatu objek atau hal. Sikap terdiri dari tiga komponen, yaitu :
a. Komponen kognitif, yaitu pengetahuan seseorang terhadap suatu objek. b. Komponen afeksi, yaitu hubungan emosional terhadap suatu objek yang
dapat dirasakan sebagai suatu yang disukai atau tidak disukai. c. Komponen tingkah laku, yaitu kecenderungan untuk bertindak, sesuai
dengan kognisi dan afeksinya terhadap sikap.
11
Keterkaitan tiga komponen tersebut harus selaras dan konsisten agar bisa memunculkan suatu sikap tertentu. Dalam kata lain, apabila dihadapkan pada
suatu obek sikap yang sama maka ketiga komponen tersebut harus mempolakan hal yang sama. Hal ini menunjukan bahwa sikap merupakan kemampuan internal
yang berperan sekali dalam mengambil tindakan, lebih-lebih bila terbuka berbagai kemungkinan untuk bertindak. Orang yang memiliki sikap, mampu memilih
secara tegas di antara beberapa kemungkinan. Sikap terbentuk dari pengalaman- pengalaman masa lampau terhadap suatu objek, situasi atau kondisi mental di saat
menerima atau mengorganisasikan informasi. Menurut David O. Sears dkk 1994 : 169 yang dikutip oleh Fadhilah
“pendekatan yang sering digunakan ada tiga pendekatan yang biasa digunakan dalam disiplin psikologi sosial untuk menganalisa sikap manusia, yaitu teori
belajar, teori insentif, dan pendekatan kognisi.”
12
Pertama, teori belajar dengan asumsi bahwa sikap dipelajari dengan cara yang sama seperti kebiasaan lainnya, orang memperoleh informasi dan fakta-
fakta, mereka juga mempelajari perasaan-perasaan dan nilai-nilai yang berkaitan dengan fakta tersebut, induvidu dapat memperoleh informasi dan perasaan melalui
proses asosiasi. Dalam kontek ini asosiasi terbentuk bila stimulus muncul pada saat dan tempat yang sama proses lainnya dalam pendekatan belajar adalah
adanya peneguhan kembali dan proses imitasi.
11
Amir Fadhilah
,
Islam dan Lingkungan Hidup. Jurnal Pusat Studi Kependudukan dan Lingkungan Hidup UIN Syarif Hidayatullah. Vol 4, Oktobr 2003, h. 67
12
Amir Fadhilah, Islam dan Lingkungan Hidup…, h. 67
Kedua, pendekatan insentif yang memandang pembentukan sikap sebagai proses menimbang baik buruknya berbagai kemungkinan posisi dan kemudian
mengambil alternatif terbaik, pendekatan ini mempunyai kesamasan dengan pendekatan belajar dalam pengertian bahwa sedikit banyak sikap ditentukan oleh
jumlah dari unsur negatif dan positif. Sedangkan letak perbedaannya adalah teori insentif mengabaikan asal usul sikap dan hanya mempertimbangkan
keseimbangan insentif yang terjadi, perbedaan lainnya jika teori insentif menekankan keuntungan atau kerugian apa yang akan dialami seseorang bila
mengambil posisi tertentu. Ketiga, pendekatan kognitif yang memandang orang sebagai mahluk yang
berusaha mempertahankan konsistensi antara berbagai sikap mereka, antara afeksi dan kognitif mereka terhadap suatu objek tertentu, serta sikap dan perilaku mereka
Gambar 1. Proses Terbentuknya Sikap dan Reaksi.
13
Dengan demikian dapat dipahami bahwa sikap timbul karena ada stimulus. Jadi sikap adalah hasil belajar individu yang dapat dibentuk maupun diubah
sepanjang perkembangan hidup individu yang bersangkutan. Hal ini akan mengakibatkan perbedaan sikap antar individu yang satu dan yang lain karena
perbedaan pengaruh atau lingkungan yang dihadapi atau diterima. Sikap tidak akan terbentuk tanpa adanya interaksi manusia, terhadap objek sikap tertentu atau
suatu objek sikap.
13
Soekidjo Notoatmojo, Promosi Kesehatan dan Ilmu Prilaku, Jakarta : Rineka Cipta, 2007 h. 143
Stimulus Rangsangan
Proses Stimulasi Reaksi
Tingkah laku terbuka
Sikap Tertutup
3. Ciri-ciri dan Fungsi Sikap