Adapun definisi belajar menurut Oemar Hamalik adalah sebagai berikut : a. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui
pengalaman menurut pengertian ini, belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil belajar atau tujuan. Belajar bukan hanya
mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan.
b. Sejalan dengan perumusan di atas, adapun tafsiran lain tentang belajar yang menyatakan, bahwa belajar suatu proses perubahan tingkah laku
individu melalui interaksi dengan lingkungan. Dibandingkan pengertian yang pertama maka jelas tujuan belajar itu prinsipnya sama, yakni
perubahan perilaku, hanya berbeda cara atau usaha pencapaiannya. Pengertian ini menitik beratkan pada interaksi antara individu dengan
lingkungan. Di dalam interkasi inilah terjadi serangkaian pengalaman- pengalaman belajar.
c. Belajar adalah suatu proses bukan suatu tujuan tetapi merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan. Jadi, merupakan langkah-langkah atau
prosedur yang ditempuh.
25
Pengertian tentang belajar yang telah dikemukanakn oleh para ahli di atas memberikan sebuah pandangan serta pemahaman bahwa belajar merupakan suatu
usaha seseorang untuk merubah perilaku kearah yang lebih positif dari segi pengetahuan, keterampilan, atau sikap yang didapat dari hasil latihan dan
pengalaman.
2. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan istilah yang sudah lazim dalam dunia pendidikan. Umumnya hasil belajar tidak dapat dipisahkan dari pengertian belajar. Oleh
karena itu akan dikemukakan pengertian masing-masing kedua kata tersebut. Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui
kegiatan belajar. Belajar itu sendiri merupakan sebuah proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap
serta untuk mencapai hasil tersebut dilakukan dengan kegiatan belajar mengajar yang terprogram dan terkontrol dalam pelaksanaannya.
25
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Bandung : Bumi Aksara, 2001, Cet. 1, h. 27-29
Secara harfiah atau etimologi, Hasil ialah “ sesuatu yang diadakan dibuat, dijadikan, dan sebagainya oleh usaha. Jadi jelaslah bahwa hasil itu adalah setelah
adanya usaha yang dilakukan seseorang.”
26
Suatu kegiatan belajar dikatakan efisien jika prestasi belajar yang diinginkan dapat tercapai dengan usaha yang minimal. “Usaha dalam hal ini
segala sesuatu yang digunakan untuk mendapatkan hasil belajar yang memuaskan seperti, tenaga dan pikiran, waktu, peralatan belajar, hal yang lain-lain yang
relevan dengan kegiatan belajar”.
27
Benyamin S Bloom yang dikutip oleh Suharsimi Arikunto bahwa “hasil belajar meliputi tiga ranah, yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.”
28
Sebagai kegiatan yang berupaya untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam
mencapai tujuan yang ditetapkan, maka evaluasi hasil belajar memiliki sasaran berupa ranah-ranah yang terkandung dalam tujuan. Dari ketiga ranah tersebut
ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai karena berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menguasai materi pelajaran. Adapun tujuan belajar kognitif untuk
memperoleh pengetahuan faktaingatan, pemahaman, aplikasi, dan kemampuan berfikir analisis, sintesis dan evaluasi. Tujuan afektif untuk memperoleh sikap,
apresiasi, karakterisasi dan tujuan psikomotorik untuk memperoleh keterampilan fisik yang berkaitan dengan keterampilan gerak maupun keterampilan ekspresi
verbal dan non verbal.
29
Dari beberapa pengertian tentang hasil belajar yang dikemukakan oleh para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan produk yang
telah tercapai oleh siswa dalam bentuk perubahan-perubahan pada diri siswa yang diharapkan terjadi setelah proses belajar yang meliputi tiga ranah sebagai akibat
dari proses belajar mengajar yang dialaminya.
26
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Balai Pustaka, edisi Kedua, h. 343
27
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2007 Cet. 6, h. 134
28
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara, 2008 Cet. 18, h. 117
29
M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, Jakarta : Pedoman Ilmi Jaya, 1995, Cet. 3, h.59
Tiga ranah tersebut adalah : a. Ranah kognitif, meliputi perubahan dalam penguasaan pengetahuan
terhadap fakta, konsep, dan teori tertentu. b. Ranah afektif, meliputi perubahan-perubahan dalam segi sikap mental,
perasaan, dan kesadaran. c. Ranah psikomotorik, meliputi perubahan-perubahan kemampuan motorik
seseorang dalam kerja ilmiah. Dalam ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang
terdiri dari enam aspek, yaitu: 1 Pengetahuaningatan, yaitu kemampuan mengenal atau mengingat materi
yang sudah dipelajari dari yang sederhana sampai hal-hal yang sukar. 2 Pemahaman, yaitu kemampuan memahami makna materi yang dipelajari.
3 Penerapanaplikasi, yaitu kemampuan menggunakan atau menerapkan pengetahuan yang sudah dimiliki pada situasi baruyang menyangkut
penggunaan aturan, prinsip, dan sebagainya, dalam memecahkan persoalan tertentu.
4 Analisis, yaitu kemampuan mengkaji atau menguraikan sesuatu kedalam komponen-komponen atau bagian-bagian yang lebih spesifik, serta mampu
memahami hubungan diantara bagian yang satu dengan yang lain, sehingga struktur dan aturannya dapat lebih difahami.
5 Sintesis, yaitu kemampuan memadukan berbagai konsep atau komponen, sehingga membentuk suatu pola struktur atau bentuk yang baru.
6 Evaluasi, yaitu kemampuan memberikan pertimbangan atau penilaian terhadap gejala atau peristiwa berdasarkan norma-norma atau patokan-
patokan tertentu.
30
Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yaitu: 1 Penerimaan, yaitu mengacu pada kesediaan menerima dan menaruh perhatian
terhadap nilai tertentu
30
R. Ibrahim dan Nana Syaodih, Perencanaan Pengajaran..., h. 72
2 Pemberian respon, yaitu mengacu pada kecenderungan memperlihatkan reaksi terhadap norma tertentu, menunjukkan kesediaan dan kerelaan untuk
merespon serta merasakan kepuasan dalam merespon. 3 Penghargaan, yaitu mengacu pada kecenderungan menerima suatu norma
tertentu, menghargai suatu norma, serta mengikat diri pada suatu norma. 4 Pengorganisasian, yaitu mngacu pada proses membentuk konsep tentang
suatu nilai serta menyusun suatu system nilai-nilai dalam dirinya. 5 Karakterisasi, yaitu mengacu pada proses mewujudkan nilai–nilai dalam
pribadi sehingga merupakan watak, dimana norma itu tercermin dalam pribadinya.
31
Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak yang terdiri dari tujuh aspek, yaitu:
1 Persepsi, yaitu mengacu pada penggunaan alat drior untuk memperoleh kesadaran akan suatu objekgerakan dan mengalihkannya kedalam
kegiatanperbuatan. 2 Kesiapan set, yaitu mengacu ada kesiapan memberikan respon secara
mental, fisik maupun perasaan untuk suatu kegiatan. 3 Respon terbimbing, yaitu mengacu pada pemberian respon sesuai dengan
contoh prilakugerakan-gerakan yang diperlihatkan didemonstrasikan sebelumnya.
4 Mekanisme, yaitu mengacu pada keadaan dimana respon fisik yang dipelajari telah menjadi kebiasaan.
5 Respon dan kompleks, yaitu mengacu pada pemberian respon atau prilakugerakan yang cukup rumit dengan terampil dan efisien.
6 Adaptasi, yaitu mengacu pada kemempuan menyesuaikan respon atau prilakugerakan dengan situasi yang baru.
7 Organisasi, yaitu mengacu pada kemampuan menampilkan dalam arti menciptakan prilakugerakan yang baru.
32
31
R. Ibrahim dan Nana Syaodih, Perencanaan Pengajaran..., h. 76
Adapun tiga ranah tujuan pendidikan yang menjadi sasaran evaluasi hasil belajar harus dijabarkan dahulu ke dalam indikator hasil belajar yang kemudian
diukur dan dinilai untuk memperoleh kesimpulan hasil belajar, yakni berupa nilai. Meskipun secara teoritis, belajar dapat diartikan sebagai perubahan
tingkah laku, namun tidak semua perubahan tingkah laku organisme dapat dianggap belajar. Setiap prilaku belajar selalu ditandai oleh ciri-ciri perubahan
yang spesifik. Oleh karena itu perlu diketahui ciri-ciri perubahan tingkah laku yang dimaksud dalam kategori hasil belajar.
1 Perubahan yang terjadi secara sadar, berarti bahwa individu yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu, atau sekurang-kurangnya individu
merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya. 2 Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional, yaitu sebagai hasil
belajar, perubahan yang terjadi dalam individu berlangsung secara terus menerus dan tidak statis.
3 Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif. Bahwa perubahan tersebut senantiasa akan bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih
baik dari sebelumnya. 4 Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah bahwa perubahan tingkah
laku itu terjadi karena adanya tujuan yang ingin dicapai. 5 Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku. Bahwa suatu proses belajar
tersebut meliputi perubahan tingkah laku.
33
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Belajar