Prinsip Pembelajaran Remedial Pembelajaran Remedial 1. Pengertian Pembelajaran Remedial

Mereka yang belum mencapai penguasaan SK tertentu perlu mengikuti program pembelajaran remedial.

3. Prinsip Pembelajaran Remedial

Pembelajaran remedial merupakan pemberian perlakuan khusus terhadap peserta didik yang mengalami hambatan dalam kegiatan belajarnya. Hambatan yang terjadi dapat berupa kurangnya pengetahuan dan keterampilan prasyarat atau lambat dalam mecapai kompetensi. Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran remedial sesuai dengan sifatnya sebagai pelayanan khusus antara lain: 45 1. Adaptif Setiap peserta didik memiliki keunikan sendiri-sendiri. Oleh karena itu program pembelajaran remedial hendaknya memungkinkan peserta didik untuk belajar sesuai dengan kecepatan, kesempatan, dan gaya belajar masing-masing. 2. Interaktif Pembelajaran remedial hendaknya memungkinkan peserta didik untuk secara intensif berinteraksi dengan pendidik dan sumber belajar yang tersedia. Hal ini didasarkan atas pertimbangan bahwa kegiatan belajar peserta didik yang bersifat perbaikan perlu selalu mendapatkan monitoring dan pengawasan agar diketahui kemajuan belajarnya. Jika dijumpai adanya peserta didik yang mengalami kesulitan segera diberikan bantuan. 3. Fleksibilitas dalam Metode Pembelajaran dan Penilaian Sejalan dengan sifat keunikan dan kesulitan belajar peserta didik yang berbeda-beda, maka dalam pembelajaran remedial perlu digunakan berbagai metode mengajar dan metode penilaian yang sesuai dengan karakteristik peserta didik. 45 Sistem Penilaian KTSP, Pembelajaran Remedial, oleh Direktorat Pendidikan Nasional dari http:www.dikmenum.go.id 4. Pemberian Umpan Balik Sesegera Mungkin Umpan balik berupa informasi yang diberikan kepada peserta didik mengenai kemajuan belajarnya perlu diberikan sesegera mungkin. Umpan balik dapat bersifat korektif maupun konfirmatif. Dengan sesegera mungkin memberikan umpan balik dapat dihindari kekeliruan belajar yang berlarut-larut yang dialami peserta didik. 5. Kesinambungan dan Ketersediaan dalam Pemberian Pelayanan Program pembelajaran reguler dengan pembelajaran remedial merupakan satu kesatuan, dengan demikian program pembelajaran reguler dengan remedial harus berkesinambungan dan programnya selalu tersedia agar setiap saat peserta didik dapat mengaksesnya sesuai dengan kesempatan masing-masing. Dari uraian-uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran remedial pada prinsipnya mendasarkan diri pada kesadaran bahwa pada setiap kegiatan pembelajaran umumnya ada siswa yang mengalami kesulitan belajar. Kesulitan setiap individu disebabkan oleh faktor yang berbeda-beda. Atas dasar asumsi inilah, seorang guru harus menyusun program perbaikanremedial bagi siswanya sedemikian sehingga siswa yang mengalami kesulitan belajar dapat mengatasi kesulitan belajarnya. Dengan diadakannya pembelajaran remedial, maka diharapkan siswa akan mampu mengatasi kesulitan belajarnya, dan dapat pula mencapai standar kompetensi minimal KKM yang ditetapkan. Indikator pencapaian KKM ini antara lain dapat dilihat dari hasil belajar siswa. Secara individual, siswa dikatakan tuntas dalam suatu materi pembelajaran jika hasil belajarnya telah mencapai KKM yang telah ditetapkan oleh satuan pendidikan sesuai prosedur. Hasil belajar yang menunjukkan tingkat pencapaian kompetensi melalui penilaian diperoleh dari penilaian proses dan penilaian hasil. Penilaian proses diperoleh melalui postes, tes kinerja, observasi dan lain-lain. Sedangkan penilaian hasil diperoleh melalui ulangan harian, ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester. Apabila kesulitan belajar yang dipantau melalui tes ini dialami oleh banyak siswa, maka upaya perbaikan sebaiknya diberikan secara kelompok. Akan tetapi, apabila kesulitan belajar itu hanya dialami oleh satu hingga tiga orang siswa, maka perbaikan secara individual tentunya akan lebih efektif dan efisien. Dengan diberikannya pembelajaran remedial bagi peserta didik yang belum mencapai tingkat ketuntasan belajar, maka peserta didik ini memerlukan waktu lebih lama daripada mereka yang telah mencapai tingkat penguasaan. Waktu-waktu yang dapat digunakan untuk pembelajaran remedial antara lain sebelum atau sesudah jam pelajaran, di akhir pekan, atau di waktu-waktu khusus seperti selesai melaksanakan ulangan pada pekan ulangan. Siswa yang satu mungkin mengalami kesulitan yang berbeda dengan siswa lainnya sehingga memerlukan observasi secara individual. Mereka juga perlu menempuh penilaian kembali setelah mendapatkan program pembelajaran remedial sehingga diketahui apakah siswa telah mencapai standar kompetensi minimal KKM atau masih mengalami kesulitan dalam belajarnya. Sedangkan bagi siswa yang telah mencapai di atas standar ketuntasan belajar minimum atau berada di atas rata-rata kelompoknya dapat ditindaklanjuti dengan mengikuti program pengayaan. 46 46 Darwyan syah dkk, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Diadit Media, 2009, h.177. 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian