Pendekatan, Metode dan Model Pelaksanaan Pembelajaran

mendapat musibah. Dalam hal ini, guru hendaknya bekerja sama dengan guru bimbingan konseling. - Tingkat kesulitan berat. Untuk tingkat kesulitan belajar yang berat ini, mungkin karena siswa tersebut mengalami kecelakaan sehingga salah satu organ tubuhnya rusak, akibatnya ia sulit menangkappelajaran, atau memang kemampuannya yang sangat minim. Walaupun demikian, seorang guru harus tetap berusaha membantunya sedemikian rupa, sekalipun sukar memperbaikinya. 40 Dengan melihat ketiga tingkat kesulitan belajar tersebut di atas, maka yang penting bagi guru adalah menentukan yang mana dan sejauh mana bantuan itu diberikan kepada siswa, sehingga bantuan yang akan diberikan nanti benar-benar mengenai sasarannya.

2. Pendekatan, Metode dan Model Pelaksanaan Pembelajaran

Remedial Mengingat pentingnya program pembelajaran remedial dalam keseluruhan proses belajar-mengajar, maka kita perlu memahami berbagai pendekatan dan metode pembelajaran remedial tersebut. Pendekatan dalam pengajaran remedial dibedakan menjadi tiga, yaitu : 41 1. Pendekatan yang Bersifat Kuratif Pendekatan ini diadakan mengingat kenyataannya ada seseorang atau sejumlah siswa yang tidak mampu menyelesaikan program secara sempurna sesuai dengan kriteria keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Program dalam proses itu dapat diartikan untuk setiap pertemuan, unit pelajaran, atau satuan waktu tertentu. Untuk mencapai sasaran pencapaian dapat menggunakan pendekatan pengulangan, pengayaan pengukuhan, atau percepatan akselerasi. 40 Mukhtar dan Rusmini, Pengajaran Remedial: Teori dan Penerapannya dalam Pembelajaran, Jakarta: Fifa Mulia Sejahtera, 2003, h.54 41 Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004, Ed.revisi, h.179 2. Pendekatan yang Bersifat Preventif Pendekatan ini ditujukan kepada siswa tertentu yang berdasarkan data informasi diprediksikan atau patut diduga akan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan suatu program studi tertentu yang akan ditempuhnya. Berdasarkan prediksi tersebut maka layanan pengajaran perbaikan dapat dalam bentuk: kelompok belajar homogen,individual, atau kelompok dengan kelas remedial. 3. Pendekatan yang Bersifat Pengembangan Pendekatan ini merupakan upaya yang dilakukan guru selama proses belajar mengajar berlangsung during teaching diagnostic. Karena itu diperlukan peranan bimbingan dan penyuluhan agar tujuan pengajaran yang telah dirumuskan berhasil. Sedangkan metode yang digunakan dalam pengajaran perbaikan yaitu metode yang dilaksanakan dalam keseluruhan kegiatan belajar mulai dari tingkat identifikasi kasus sampai dengan tindak lanjut. Metode yang dapat digunakan, yaitu: 1. Metode pemberian tugas 2. Metode diskusi 3. Metode tanya jawab 4. Metode Kerja Kelompok 5. Metode Tutor sebaya 6. Pengajaran individual 42 Metode-metode tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing- masing, tergantung tujauan pembelajaran yang hendak dicapai. Oleh karena itu, guru harus dapat memilih metode yang paling sesuai agar pembelajaran berjalan dengan efektif. Dalam melaksanaan pembelajaran remedial ini, guru juga dapat memberikan berbagai perlakuan yang dapat membantu siswa untuk memahami 42 Warkitri, dkk., Penilaian Pencapaian …, h. 9.21 materi yang belum mereka kuasai, seperti memberikan penjelasan ulang tentang materi tertentu, sampai siswa memahami materi tersebut dan mencapai ketuntasan. Jika dilihat dari faktor-faktor yang terdapat pada kegiatan perbaikan itu sendiri, seperti tempat, waktu, metode, dan lainnya, maka dapat dipilih dan ditentukan kegiatan perbaikan, antara lain: 43 a. Mengajarkan kembali re-teaching yaitu: kegiatan perbaikan dilaksanakan dengan jalan mengajarkan kembali bahan yang sama kepada para siswa dengan penyajian yang berbeda, dan bila mungkin dengan lebih banyak contoh mengenai materi yang dirasakan sukar dipahami oleh siswa, serta memberikan motivasi kepada siswa dalam kegiatan belajar. Peserta didik kadang-kadang mengalami kesulitan memahami penyampaian materi pembelajaran untuk mencapai kompetensi yang disajikan hanya sekali, apalagi kurang ilustrasi dan contoh. Pemberian tambahan ilustrasi, contoh dan bukan contoh untuk pembelajaran konsep misalnya, akan membantu pembentukan konsep pada diri peserta didik. Selain itu, penggunaan alternatif berbagai strategi pembelajaran akan memungkinkan peserta didik dapat mengatasi masalah pembelajaran yang dihadapi. b. Penggunaan alat peraga audio visual aids Penggunaan berbagai jenis media dapat menarik perhatian peserta didik. Perhatian memegang peranan penting dalam proses pembelajaran. Semakin memperhatikan, hasil belajar akan lebih baik. Namun peserta didik seringkali mengalami kesulitan untuk memperhatikan atau berkonsentrasi dalam waktu yang lama. Agar perhatian peserta didik terkonsentrasi pada materi pelajaran perlu digunakan berbagai media untuk mengendalikan perhatian peserta didik. c. Studi kelompok study group 43 Mukhtar dan Rusmini, Pengajaran remedial:Teori dan Penerapannya dalam Pembelajaran Remedial, Jakarta: Fifa Mulia Sejahtera, h.55-57. d. Tutoring, yaitu rekan siswa yang telah mencapai ketuntasan atau dari kelas yang lebih tinggi diminta untuk membantu temannya yang ditunjuk secara individual. e. Tugas-tugas perseorangan, dengan menggunakan sumber belajar lain yang relevan sehingga siswa dapat lebih memahami materi yang sukar diolah dan dimengertinya melalui sumber yang diwajibkan sekolah. f. Bimbingan lain, artinya proses perbaikan itu dapat dilakukan oleh wali kelas, guru mata pelajaran, guru bimbingan dan konseling, atau orang tua siswa. Selain bentuk kegiatan perbaikan yang tepat, guru juga harus dapat memperhatikan masalah waktu untuk melakukan kegiatan perbaikan. Terdapat beberapa alternatif berkenaan dengan waktu atau kapan pembelajaran remedial dilaksanakan. Pertanyaan yang timbul, apakah pembelajaran remedial diberikan pada setiap akhir ulangan harian, mingguan, akhir bulan, tengah semester, atau akhir semester. Ataukah pembelajaran remedial itu diberikan setelah peserta didik mempelajari SK atau KD tertentu? Menurut Mariana, pembelajaran remedial dapat dilaksanakan di luar jam sekolah out-side school hours, atau dapat menggunakan model pembelajaran remedial pemisahan withdrawal. a. Model Pembelajaran Remedial di Luar Jam Sekolah Out-side School Hours Model ini dilaksanakan untuk membantu kesulitan belajar siswa terhadap satu atau beberapa materi subyek, sebelum atau sesudah jam pelajaran reguler dilaksanakan. Beberapa keuntungan model ini adalah siswa dapat lebih konsentrasi dalam mengulang pelajaran tanpa tertinggal materi pada jam reguler. Beberapa pedoman dalam menerapkan model pembelajaran remedial di luar jam sekolah ini yaitu sebagai berikut: - Penekanan pada remediasi yang bertujuan membantu siswa belajar materi yang sulit dan menanamkan kemampuan belajar mandiri dengan bimbingan guru. - Guru hendaknya mengkaji intisari kurikulum yang menekankan pada ketuntasan belajar siswa. Pengetahuan dasar ini diperlukan dalam mempelajari materi lanjutan. - Guru pembelajaran remedial dapat memberikan ilustrasi yang lebih banyak, atau dapat juga memberikan bimbingan mengisi LKS, mencatat hal-hal penting, dan membahas soal ulangan. - Hanya kelompok siswa yang peringkatnya sama yang mengikuti pembelajaran remedial pada topikyang sama. - Jumlah jam pembelajaran remedial tidak sama dengan pembelajaran biasa. - Lamanya jam pelajaran remedial sebaiknya disesuaikan. b. Model Pembelajaran Remedial Pemisahan Withdrawal Model pelaksanaan pembelajaran remedial ini, dengan cara memisahkan siswa dari kelas biasa ke dalam kelas remedial. Pemisahan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dasar tentang materi subyek yang dibahas. Model ini tidak digunakan untuk semua mata pelajaran, biasanya hanya topik-topik yang dianggap essensial sebagai pondasi pengetahuan yang lain dan atau lanjutan. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan pembelajaran remedial model ini adalah pelaksanaan remediasi yang terlalu lama akan memberikan efek julukan tertentu yang mengakibatkan ketidaknyamanan bagi siswa yang bersangkutan. Di samping itu juga menghilangkan kesempatan siswa berinteraksi dengan rekan lainnya pada kelas reguler. 44 Pembelajaran remedial dapat diberikan setelah peserta didik mempelajari KD tertentu. Namun karena dalam setiap SK terdapat beberapa KD, maka terlalu sulit bagi pendidik untuk melaksanakan pembelajaran remedial setiap selesai mempelajari KD tertentu. Mengingat indikator keberhasilan belajar peserta didik adalah tingkat ketuntasan dalam mencapai SK yang terdiri dari beberapa KD, maka pembelajaran remedial dapat juga diberikan setelah peserta didik menempuh tes SK yang terdiri dari beberapa KD. Hal ini didasarkan atas pertimbangan bahwa SK merupakan satu kebulatan kemampuan yang terdiri dari beberapa KD. 44 Made Alit Mariana, Pembelajaran Remedial, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2003, h.26-29. Mereka yang belum mencapai penguasaan SK tertentu perlu mengikuti program pembelajaran remedial.

3. Prinsip Pembelajaran Remedial