Jenis Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Informan

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis dari penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif pendekatan kualitatif, dengan menggunakan paradigma alamiah. Ada bermacam-macam paradigma, tetapi yang mendominasi ilmu pengetahuan adalah scientifik paradigm paradigma keilmuan dan naturalistic paradigm paradigma alamiah. Paradigma ilmiah bersumber dari pandangan positivisme sedangkan paradigma alamiah bersumber pada pandangan fenomenologis Moleong,2000:30. Fenomenologi berusaha memahami perilaku manusia dari segi kerangka berfikir maupun bertindak orang-orang itu sendiri. Perilaku yang tampak di permukaan baru bisa dipahami manakala bisa mengungkap apa yang tersembunyi dalam dunia kesadaran atau dunia pengetahuan si pelaku. Sebab realitas itu sesungguhnya bersifat subjektif dan maknawi. Ia bergantung pada persepsi, pemahaman, pengertian, dan anggapan-anggapan seseorang Bungin, 2007:44. Dalam penelitian ini fenomena yang digali adalah perilaku penggunaan kosmetik pemutih pada pekerja perempuan penyapu jalan dengan mencari faktor-faktor yang mendasari perilaku tersebut.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di kota Medan, merupakan kota tempat bekerja bagi pekerja perempuan penyapu jalan dan mereka menggunakan kosmetik pemutih. Dari Sri Suriani Purnamawati : Perilaku Pekerja Perempuan Penyapu Jalan Terhadap Kosmetik Pemutih Di Kota Medan Tahun 2009, 2009 hasil penelitian sebelumnya Yani, 2008 diketahui penggunaan kosmetik bedak putih dan pelembab pada pekerja perempuan penyapu jalan di kota Medan masih relatif tinggi 60 dari responden. Pengamatan dan wawancara saya lakukan di wilayah kecamatan Medan Polonia, Medan Johor dan Medan Amplas, yang merupakan lintasan jalan-jalan protokol sehingga pekerja perempuan penyapu jalan tersebut mudah dijumpai. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2009 sampai dengan Juli 2009.

3.3. Informan

Informan pada penelitian ini adalah pekerja perempuan penyapu jalan yang memakai kosmetik pemutih maupun yang tidak memakai kosmetik pemutih, berumur antara 33 tahun - 57 tahun dengan rata-rata lama bekerja sebagai penyapu jalan + 10 tahun pada Dinas Kebersihan kota Medan, dengan domisili di kota Medan dan juga di luar kota Medan. Peneliti memilih melakukan fieldwork di kelurahan Madras Kecamatan Medan Polonia, kelurahan Amplas kecamatan Medan Amplas serta Simpang Limun kecamatan Medan Johor, alasannya karena di daerah ini peneliti bertemu dengan para informan dan masih merupakan wilayah kerja Dinas Kebersihan kota Medan. Daerah ini juga merupakan tempat-tempat yang lebih banyak mendapat perhatian yang lebih karena merupakan jalan protokol sehingga jumlah pekerja perempuan penyapu jalan yang ditugaskan juga relatif cukup banyak sehingga memudahkan saya sebagai peneliti untuk mendapatkan informan untuk penelitian ini. Sri Suriani Purnamawati : Perilaku Pekerja Perempuan Penyapu Jalan Terhadap Kosmetik Pemutih Di Kota Medan Tahun 2009, 2009 Selain itu juga yang menjadi alasan lain adalah ketika dalam melakukan penjajakan awal, peneliti sudah mengenal salah satu pekerja perempuan penyapu jalan yang sudah bekerja sebagai penyapu jalan + 10 tahun di kelurahan Madras, dan merupakan informan pertama bagi peneliti yang peneliti sebut dengan Bu Molek. Peneliti mengenal informan tersebut, karena dia pernah bekerja pada kakak peneliti sebagai tukang cuci gosok di rumahnya. Pada pertemuan pertama dengan Bu Molek, peneliti menanyakan tentang kabarnya dan juga mengomentari penampilannya, yang sekarang kelihatan lebih cantik, wajahnya nampak lebih putih dari yang peneliti ketahui sebelumnya. Seraya menanyakan “Sekarang pakai bedak apa sih? kok lebih putih dan cantik ?”. “Oh, aku sekarang cuma pakai RDL aja”, jawabnya. Kemudian peneliti menanyakan lebih lanjut, “Bisa nggak kapan-kapan kita ngomong tentang kosmetik yang kakak pake”?. “Bisa aja, Tapi nantilah kalau udah pas jam istirahat, kami kumpul di posko”, jawabnya. Pada hari yang lain, peneliti menjumpai Bu Molek di posko tempat mereka beristirahat. Yang peneliti maksud dengan posko, bukanlah pos komando seperti tempat pos polisi di pinggir jalan ataupun pos hansip. Posko tersebut hanya merupakan sebuah tempat mangkal di teras samping sebuah gereja yang letaknya berdekatan dengan kamar mandi gereja tersebut. Selain sebagai tempat beristirahat, mereka gunakan juga sebagai tempat untuk membersihkan diri setelah selesai bekerja, ganti pakaian, dan memperbaiki sapu ijuk yang mereka gunakan setiap harinya. Lingkungan halaman samping gereja terasa teduh karena adanya pohon-pohon besar yang tumbuh di sekeliling gereja tersebut. Sehingga memang pas digunakan sebagai Sri Suriani Purnamawati : Perilaku Pekerja Perempuan Penyapu Jalan Terhadap Kosmetik Pemutih Di Kota Medan Tahun 2009, 2009 tempat berteduh, setelah lelah bekerja menyapu sampah di sepanjang jalan yang merupakan area yang menjadi kewajiban mereka. Ternyata di posko tersebut berkumpul 6 enam orang pekerja perempuan penyapu jalan, yang semuanya peneliti jadikan informan. Peneliti menanyakan kepada mereka di mana lagi tempat yang biasa dijadikan posko kelompok lainnya, mereka menyebutkan beberapa tempat di antaranya di jalan Imam Bonjol dan di jalan Sudirman. Pada posko di jalan Imam Bonjol peneliti bertemu dengan 5 lima orang pekerja perempuan penyapu jalan yang lain, sedangkan pada posko di jalan Sudirman peneliti tidak berjumpa dengan seorang pun. Posko di jalan Imam Bonjol juga merupakan teras samping sebuah mess, yang di halamannya terdapat kamar mandi. Lain halnya dengan posko di jalan Sudirman yang merupakan sebuah rumah kosong yang tidak berpenghuni, mereka menggunakan bangunan bagian samping rumah tersebut, yang juga ada kamar mandinya. Demikianlah dari satu posko ke posko yang lain peneliti mencoba menemui para informan. Hal yang sama juga peneliti lakukan di kelurahan Amplas kecamatan Medan Amplas dan di Simpang Limun kecamatan Medan Johor. Hasil wawancara dengan informan, peneliti mendapatkan alasan-alasan yang mendukung perilaku mereka dalam menggunakan kosmetik pemutih, mulai dari pengetahuan, pengalaman, sikap, sumber informasi, lingkungan fisik, lingkungan sosial dan lain sebagainya yang memengaruhi mereka dalam memilih dan memakai kosmetik pemutih ataupun tidak memakai kosmetik pemutih. Selain mewawancari pekerja perempuan penyapu jalan, peneliti juga mewawancarai mandor yang ditemukan di lapangan dan beberapa orang lainnya yang Sri Suriani Purnamawati : Perilaku Pekerja Perempuan Penyapu Jalan Terhadap Kosmetik Pemutih Di Kota Medan Tahun 2009, 2009 mengenal mereka dengan baik di tempat istirahat posko mereka. Disamping itu peneliti juga mewawancarai beberapa orang petugas dari berbagai instansi seperti Dinas Kebersihan kota Medan, Balai Besar POM Medan dan Klinik Bestari. Dengan kata lain informan yang ada dalam tesis ini bukan hanya semata-mata pekerja perempuan penyapu jalan. Hal ini peneliti lakukan, untuk melengkapi data dan jawaban dari berbagai pertanyaan yang terus berkembang dalam benak peneliti mengenai hal-hal yang berhubungan dengan kosmetik pemutih tersebut. Dengan demikian akan memperkuat informasi yang peneliti peroleh dari pekerja perempuan penyapu jalan sehingga kedalaman informasi dapat tercapai sesuai dengan apa yang dibutuhkan. Dalam mengumpulkan data, peneliti memastikan bahwa catatan harian hasil wawancara dengan informan dan catatan observasi telah terhimpun.

3.4. Metode Pengumpulan Data