3.5. Metode Analisis Data
Analisis data yang peneliti lakukan adalah dengan terlebih dahulu mencari sebab dekat yang mendasari perilaku pekerja perempuan dalam menggunakan
kosmetik pemutih. Kemudian berkembang dengan mencari sebab akibat dengan hal- hal lain yang masih berhubungan dan tetap berada dalam konteksnya yaitu mengenai
hal-hal yang masih berhubungan dengan kosmetik pemutih. Analisis seperti ini dinamakan dengan analisis progressive contextualization, yaitu suatu metode
penelitian dalam ekologi manusia yang dikembangkan oleh seorang ahli antropologi Andrew P.Vadya 1983: 265.
”....these prosedures involve focusing on significant human activities or people-environment interactions and then explaining
these interactions by placing them within progressively wider or denser contexis”. prosedur ini melibatkan fokus pada aktivitas-
aktivitas manusia atau interaksi manusia dan lingkungannya dan menjelaskan interaksi ini dengan menempatkan mereka dalam
konteks yang lebih luas dan lebih padat secara progressif.
Seperti yang diajarkan Vadya dalam Metodological rule bahwa untuk mencari tahu sebab musabab munculnya suatu tindakan tidak langsung menghubungkan
tindakan itu dengan ’sebab jauh’nya, tetapi lebih dahulu mencari ’sebab dekat’nya, hingga terakhir mencapai ’sebab jauh’nya. Sebab-sebab yang dinamakan ’sebab jauh’
nya suatu kejadian, tidak mungkin terkait dengan kejadian kecuali kalau dikaitkan oleh sebab dan akibat yang countiguous berdekatan dengan kejadian tersebut. Oleh
karena itu, idealnya analisa dan penjelasan pun berasal dari melakukan identifikasi rantai sebab akibat yang contiguous. Bagaimanapun, suatu penyelidikan mengenai
sebab bermula dengan tindakan itu sendiri dan dengan memperhatikan prinsip contiguous causation-nya Vadya 1996, dalam Zuska 2008:55.
Sri Suriani Purnamawati : Perilaku Pekerja Perempuan Penyapu Jalan Terhadap Kosmetik Pemutih Di Kota Medan Tahun 2009, 2009
Contohnya ketika dalam benak peneliti muncul pertanyaan ’Mengapa kosmetik pemutih yang tidak terdaftar dan mengandung bahan berbahaya dapat
digunakan pekerja perempuan penyapu jalan?’, maka peneliti mencoba menganalisa dari sebab dekatnya, yaitu karena kosmetik pemutih tersebut tersedia di pasaran yang
dengan mudah mereka peroleh. Dilanjutkan dengan pertanyaan-pertanyaan, ”Dari mana mereka memperolehnya?, ”Bukankah ada Balai Besar POM Medan yang
mengawasi peredaran kosmetik?”. ”Apakah kosmetik tersebut masuk secara ilegal?”, Bagaimana dengan Bea Cukai?, ternyata berdasarkan data dari Bea Cukai selama 7
tujuh bulan terakhir tidak ada pemasukan yang ilegal. Kalau begitu artinya kemungkinan kosmetik tersebut dapat juga berasal dari dalam negeri, mungkinkah
ada pemalsuan kosmetik?. Demikianlah cara peneliti, mengumpulkan data sekaligus menganalisanya.
Selain hal tersebut di atas peneliti juga melakukan analisis data secara ”on going analysis” yaitu analisis yang dilakukan ketika data dikumpulkan melalui wawancara,
baik terhadap informan maupun terhadap orang-orang yang berada di lingkungan informan tersebut, serta melalui hasil pengamatan dari waktu ke waktu selama berada
di lapangan. Sehingga dapat diperoleh gambaran tuntas tentang perilaku pekerja perempuan penyapu jalan terhadap penggunaan kosmetik pemutih dan mengetahui
makna serta proses dari perilaku tersebut. Peneliti menyadari sebenarnya hubungan peneliti dengan informan masih bisa
lebih dalam dan lebih akrab lagi, karena peneliti juga seorang perempuan seperti halnya para informan. Dengan relasi yang lebih dalam dan lebih akrab antara peneliti
dan informan, sesungguhnya ada banyak hal yang bisa dicapai lebih dalam lagi dari
Sri Suriani Purnamawati : Perilaku Pekerja Perempuan Penyapu Jalan Terhadap Kosmetik Pemutih Di Kota Medan Tahun 2009, 2009
penelitian ini. Sehingga dari penelitian ini akan terungkap lebih banyak lagi hal-hal yang berhubungan dengan perilaku penggunaan kosmetik pemutih, intrik-intrik
ataupun persaingan yang terjadi sesama pekerja penyapu jalan, bagaimana siasat mereka dalam mengatur keuangan pada kondisi yang serba kekurangan dan juga
keluh kesah mereka selama menjalani pekerjaannya. Tetapi karena adanya keterikatan waktu peneliti dengan pekerjaan membuat peneliti tidak terlalu leluasa
dalam melakukan penelitian ini. Mudah-mudahan penelitian ini bisa peneliti lanjutkan pada kesempatan yang lain.
Sri Suriani Purnamawati : Perilaku Pekerja Perempuan Penyapu Jalan Terhadap Kosmetik Pemutih Di Kota Medan Tahun 2009, 2009
BAB 4 HASIL PENELITIAN