Alasan harga dan kualitas juga yang menjadi salah satu pertimbangan mahasiswi Fakultas Ekonomi jurusan managemen di beberapa perguruan tinggi swasta di
Malang dalam memutuskan pembelian kosmetik pemutih wajah Indarti,2002.
5.2. Alasan Penggunaan Kosmetik Pemutih dan Murah.
Kosmetik pemutih yang digunakan informan terdiri dari berbagai ragam merek, yaitu: “Natural 99”, “RDL”, “Kelly”, “Viva”, “Mei yung”, dan “Quin Yen”,
yang harganya berkisar antara 5-40 ribu rupiah. Adapun alasan informan dalam menggunakan kosmetik pemutih adalah menjadi lebih putih sehingga tampak lebih
cantik dan menarik, ingin dihargai, ingin disayang suami dan lebih percaya diri, selain itu juga untuk perawatan wajah.
Menurut peneliti menjadi cantik memang merupakan tujuan hampir semua perempuan, yang menggunakan kosmetik. Bahkan untuk cantik mereka terkadang
rela melalui tahapan yang bagi peneliti merupakan penyiksaan seperti terkelupasnya kulit wajah, seperti yang pernah dialami beberapa orang teman peneliti. Demikian
juga halnya dengan informan pada penelitian ini, mereka menggunakan kosmetik terutama adalah karena ingin cantik.
Perempuan cantik menurut beberapa informan adalah perempuan yang memiliki kulit putih, bersih dan mulus, seperti yang dituturkan oleh Bu Jum dan Bu
Molek, “Cantik itu menyenangkan dilihat, bikin orang seneng, putih, bersih
dan nggak kusam. Yang namanya perempuan ya harus cantik. Kalo tidak cantik malu sama orang-orang. Walaupun sebenarnya tidak
Sri Suriani Purnamawati : Perilaku Pekerja Perempuan Penyapu Jalan Terhadap Kosmetik Pemutih Di Kota Medan Tahun 2009, 2009
cantik kan bisa makai bedak atau apa supaya lebih enak dilihat”, kata Bu Jum.
Hampir sama dengan yang dikatakan Bu Molek “Kalau lihat perempuan kantoran yang sering saya lihat cantik,
bergaya, kulitnya putih, pake make up kok bagus gitu bu, aku pengen juga sih”
Image bahwa cantik itu putih, bersih dan mulus, tidak terlepas dari peranan media eletronik yang secara terus menerus menyerbu benak perempuan. Cantik itu
putih sudah menjadi komoditas dari media elektronik. Hal ini ditandai dengan banyaknya iklan kosmetik pemutih, baik untuk wajah maupun tubuh.
Iklan menurut Pollay dalam Novianti 2002:25, dalam menjalankan misinya memiliki berbagai gaya, baik dalam penyajian maupun isi iklan itu sendiri. Iklan juga
memiliki dua fungsi yang saling berkaitan yaitu fungsi informasional dan transformasional. Melalui fungsi informasional, iklan memberitahu kepada
masyarakat tentang karakteristik suatu produk. Sedangkan fungsi transformasional, iklan berusaha untuk mengubah sikap-sikap yang dimiliki konsumen terhadap merek,
pola-pola belanja, gaya hidup, tehnik-tehnik mencapai sukses dan sebagainya. Pemilihan Putri Indonesia, None Jakarta, yang selalu dimenangkan oleh perempuan
yang berkulit putih, semakin menguatkan image cantik itu putih. Ditambah lagi dengan bintang sinetron, public figure yang merupakan idola penggemar sinetron
juga kebanyakan berwajah Indo semakin menguatkan image tersebut. Seiring dengan pembentukan image tersebut, juga disediakan kosmetik yang
dapat membuat perempuan-perempuan mudah untuk menggapai mimpinya menjadi putih. Mulai dari pelembab, lulur sampai sabun semuanya mengandung zat pemutih.
Sri Suriani Purnamawati : Perilaku Pekerja Perempuan Penyapu Jalan Terhadap Kosmetik Pemutih Di Kota Medan Tahun 2009, 2009
Tingginya permintaan konsumen akan kosmetik pemutih, sementara harga kosmetik pemutih yang ditawarkan seperti “Olay”, “Ponds” masih relatif mahal, memberi
peluang munculnya produk-produk alternatif, yang murah dan dapat memutihkan dengan cepat. Kosmetik pemutih seperti inilah yang umumnya dibeli oleh informan.
Bila dilihat dari harga yang kosmetik pemutih yang digunakan, harganya relatif murah dibandingkan dengan kosmetik pemutih merek lainnya, seperti “Olay
Whitening” dan “Ponds’. Kebutuhan akan kosmetik pemutih dengan harga terjangkau membuka
peluang adanya pemalsuan kosmetik pemutih. Koran SIB tanggal 20 Mei 2009 memberitakan adanya kosmetik yang dipalsukan dari beberapa merek terkenal seperti
UV Whitening, cream pemutih “Dokter”, dan cream “Natural 99”, yang dipasarkan di Jakarta, Surabaya, Kalimantan, dan Sumatera dengan keuntungan yang cukup
menggiurkan yaitu Rp 100 jutahari. Selain ingin cantik, ada alasan lain yang disampaikan oleh informan, yaitu
ingin dihargai, disayang suami dan lebih percaya diri, seperti yang dituturkan Bu Mala,
“Saya memakai pemutih karena memang ingin putih. Wajar lah ya kalau perempuan mau lebih putih. Kalau kita putih kan kelihatan
lebih cantik. Wajah saya menurut saya biasa aja, nggak cantik, nggak menarik, makanya saya mau putih, supaya ada lebihnya
sedikitlah. Kalau sudah nggak cantik, hitam, kusam, kan nggak percaya diri”.
Demikian juga seperti yang dikatakan bu Isabella, “Walaupun tukang sapu, saya harus berupaya tampil cantik juga
agar bisa menyenangkan suami dan keluarga”. Diantara informan ada juga yang beralasan penggunaan kosmetik pemutih
adalah untuk perawatan kulitnya. Kulit yang terawat akan tampak bersih dan sehat,
Sri Suriani Purnamawati : Perilaku Pekerja Perempuan Penyapu Jalan Terhadap Kosmetik Pemutih Di Kota Medan Tahun 2009, 2009
yang pada akhirnya akan kelihatan cantik, artinya cantik itu sehat. Ditambah lagi konsekuensi pekerjaan informan, membuat mereka harus menghadapi udara yang
panas, debu-debu dan polusi partikel bebas dari asap kenderaan, untuk itu informan merasa membutuhkan kosmetik untuk merawat kulitnya, seperti yang dikatakan Bu
Puji. “Menurut saya cantik itu harus putih. Karena kalau putih kan jadi
kelihatan lebih bersih, terawat dan tidak kusam. Ya, walaupun tukang sapu ya pengen putih juga. Makai krim ini saya nggak
merasa makin cantik sih, tapi lumayan lah, nggak kusam-kusam banget kayak dulu”.
Sayangnya dalam memilih kosmetik pemutih yang informan inginkan, mereka terpaksa memilih kosmetik pemutih yang relatif murah sesuai dengan kondisi
keuangan mereka. Sebenarnya diantara informan ada yang mengetahui kosmetik pemutih yang bagus, dan berusaha mencari informasinya. tetapi karena harganyan
mahal, akhirnya mereka memilih kosmetik yang murah yang menurut mereka dapat memberikan hasil yang sama dengan yang mereka inginkan. Seperti Bu Molek yang
akhirnya memilih kosmetik pemutih “RDL”, walaupun sebenarnya ada keinginan untuk membeli kosmetik pemutih dengan merek “Tje Fuk”, karena harganya sampai
ratusan ribu, Bu Molek akhirnya mengurungkan niatnya. Demikian juga Jelita yang mempunyai hasrat untuk membeli “Ponds”, tetapi tidak jadi karena harganya bagi
Jelita masih terlalu mahal. Kosmetik pemutih wajah yang digunakan informan rata-rata berkisar Rp.
5.000,- sampai dengan Rp. 40.000,- yang merupakan harga yang maksimal mereka keluarkan untuk kosmetik pemutih wajah. Bagi informan harga yang murah tersebut
merupakan salah satu kondisi yang menentukan dalam pemilihan kosmetik pemutih
Sri Suriani Purnamawati : Perilaku Pekerja Perempuan Penyapu Jalan Terhadap Kosmetik Pemutih Di Kota Medan Tahun 2009, 2009
wajah mereka. Karena dengan penghasilan yang pas-pasan, ditambah lagi masih adanya anak yang menjadi tanggungannya, membuat informan lebih mendahulukan
kebutuhan yang primer bagi keluarganya, seperti membeli beras dan biaya pendidikan anak-anaknya daripada membeli kosmetik pemutih. Seperti yang dikatakan Jelita:
“Siapa sih bu yang tidak kepingin cantik. Saya sempat menanyakan harganya kepada tempat jual kosmetik tersebut, harganya mahal
kira-kira 90an ribu gitu, wah itukan mahal sekali, menurut saya mendingan uang di pakai bayar uang sekolah anak-anak”.
Akhirnya penghasilan yang relatif rendah, membuat mereka memilih kosmetik yang murah. Hal ini didukung penelitian Manurung 2008;69, yang
menyebutkan bahwa ada hubungan antara penghasilan dengan tindakan pemakaian kosmetik pemutih.
Ketika peneliti menanyakan beda kosmetik mahal dengan kosmetik murah, secara bercanda informan menjawab “Kalau kosmetik mahal, saya tidak bisa beli,
sedangkan kometik murah, bisa he he he”. Sedangkan Bu Molek menjawab baginya tidak ada bedanya antara kosmetik mahal dan murah yang penting serasi. Karena Bu
Molek punya pengalaman yang tidak menyenangkan dengan kosmetik mahal. Seperti yang diceritakannya kepada peneliti.
“Contohnya saja saya, sewaktu saya pakai lipstick yang harganya mahal, eh ternyata bibir saja jadi bengkak dan gatal-gatal sedangkan
ketika saya memakai lipstick yang murah dan bukan merek terkenal bibir saya baik-baik saja kok bu dan malahan lipstiknya tahan lama
di pakai”.
Sama halnya seperti yang dikatakan Bu Puji, “Saya rasa kosmetik mahal belum berarti baik sedangkan kosmetik
murah belum tentu buruk. Tergantung keserasian yang makai saja. Jika kita makai kosmetik mahal tapi kita ndak serasi ya sama saja”.
Lain halnya dengan yang dikatakan Jelita:
Sri Suriani Purnamawati : Perilaku Pekerja Perempuan Penyapu Jalan Terhadap Kosmetik Pemutih Di Kota Medan Tahun 2009, 2009
“Kosmetik yang mahal tentulah lebih bagus dari pada produk kosmetik yang harganya murah karena kalau yang harganya mahal
pastilah isinya tidak “sembrono” dengan produk kecantikan yang harganya murah”.
Lebih lanjut peneliti menanyakan kepada Jelita apa yang dimaksudnya dengan ‘sembrono’, jawab Jelita, “ya itulah, nggak mengandung bahan berbahaya, yang bisa
membuat wajah comeng-comeng seperti yang dialami tetanggaku” Apa yang dikatakan Bu Molek, mengenai kosmetik mahal dan murah tidak
jauh berbeda dengan pendapat Hasnah Leonardi, skin consultant dari Karya Foto Studio, katanya:
“Kita bisa membeli dari merek apa saja asal cocok dengan kulit kita.Tak ada hubungannya antara murah dan mahal suatu produk
kosmetik dengan kecocokan. Bila kulit kita cocok dengan produk yang murah, ya boleh saja kita memakai produk tersebut”. Medan
Bisnis, 9 Agustus 2009.
Memang kosmetik yang mahal pada kenyataannya belum tentu bagus. Ada juga kosmetik pemutih yang mahal, seperti kosmetik pemutih “Doctor Kayama” dan
“Bloosom” yang harganya mencapai jutaan rupiah, keduanya termasuk yang dilarang karena ternyata mengandung bahan berbahaya yaitu merkuri. Seperti yang tercantum
dalam Public Warning yang dikeluarkan oleh Badan POM No,KH.00.01.432.6147 tanggal 26 November 2008, tentang Kosmetik Mengandung Bahan Berbahaya dan
Zat Warna Yang Dilarang, sebagai berikut:
TABEL 5.1. Kosmetik Mengandung Bahan Berbahaya dan Zat Pewarna yang Dilarang.
No. Nama Kosmetik
Nama Alamat Produsen Importir
Positif mengandung
Keterangan 1. Doctor
Kayama Whitening Day
CV.Estetika Karya Pratama Jakarta
Merkuri Hg No.pendaftaran
telah dibatalkan
Sri Suriani Purnamawati : Perilaku Pekerja Perempuan Penyapu Jalan Terhadap Kosmetik Pemutih Di Kota Medan Tahun 2009, 2009
2. Doctor Kayama
Whitening Night Cream
CV.Estetika Karya Pratama, Jakarta
MerkuriHg No.Pendaftaran telah dibatalkan
3. MRC Putri Salju
Cream CV.Ngongoh
Cosmetic, Bekasi Retinoic Acid
No.Pendaftaran telah dibatalkan
4. MRC PS Crystal
Cream CV.Ngongoh
Cosmetic, Bekasi Retinoic Acid
Nomor fiktif 5. BLOSSOM
Day Cream
- Merkuri Hg
Tidak terdaftar 6. BLOSSOM
Night Cream
- Merkuri Hg
Tidak terdaftar 7. Cream
Malam Distributor Lily
Cosmetics, Yogyakarta
Merkuri Hg Tidak terdaftar
8. Day Cream
Vitamin E Herbal
PT.Locos, Bandung Merkuri Hg Tidak terdaftar
9. LOCOS Anti Fleck
Vit.EHerbal PT.Locos,Bandung MerkuriHg Tidak
terdaftar 10. Night
Cream Vitamin E Herbal
PT.Locos, Bandung MerkuriHg
Tidak terdaftar 11. KOSMETIK
IBU SARI Krim Siang
- Merkuri Hg
Tidak terdaftar 12.
Krim Malam -
Merkuri Hg Tidak terdaftar
13. MEEI YUNG
putih Guang Zhou
Merkuri Hg Tidak terdaftar
14. 15.
MEEI YUNG kuning
NEW RODY Special kuning
Guang Zhou Shenzen China
Merkuri Hg Merkuri Hg
Tidak terdaftar Tidak terdaftar
16. NEW RODY Special kuning
Shenzen China Merkuri Hg
Tidak terdaftar 17. SHEENA
Whitening Pearl Cream
Atlie Cosmetic Merkuri Hg
Tidak terdaftar
18. AILY Cake 2 in 1
Eye Shadow “01” -
Merah K.3 Tidak terdaftar
19 BAOLISHI Eye
Shadow Baolishi Group
Hongkong Rhodamin B
Merah K.10 Tidak Terdaftar
20. CAMEO Make up
Kit 3 in 1 Two Way Cake Multi Eye
shadow Blush Tailamei Cosmetic
Industrial Company Rhodamin B
Merah K.10 Tidak terdaftar
21. CRESSIDA Eyes
Shadow - Rhodamin
B Merah K.10
Tidak terdaftar
Sri Suriani Purnamawati : Perilaku Pekerja Perempuan Penyapu Jalan Terhadap Kosmetik Pemutih Di Kota Medan Tahun 2009, 2009
22. KAI Eyes Shadows
Blush On - Rhodamin
B Merah K.10
Tidak terdaftar 23. MEIXUE
YIZU Eye Shadow
Meixue Cosmetic Co.l.td.
Merah K.10 Tidak terdaftar
24. NUOBEIER Blusher
Taizhou Zhongeun Tianyuan
Merah K.3 Tidak terdaftar
25. NUOBEHER Blush
On - Merah
K.3 Rhodamin B
Merah K.10 Tidak terdaftar
26. NUOBEHER Pro-
make up Blusher No.5
Taizhou Zhongeun Tianyuan Daily-Use
Chemicals Co Ltd Merah K.3
Tidak terdaftar
27. SUTSYU Eye
Shadow Sutsyu Corp Tokyo
Merah K.3 Tidak terdaftar
Begitu pun dengan kosmetik pemutih yang murah, tidak semuanya mengandung bahan berbahaya, karena ada juga yang murah dengan harga berkisar Rp
3000,- sampai Rp 5000,- dan kemungkinan tidak mengandung bahan berbahaya seperti “Kelly” dan “Viva”. Hal ini bisa peneliti katakan demikian, karena pada
kemasan kedua merek kosmetik pemutih tersebut tercantum nomor registrasi yang dikeluarkan oleh Badan POM, artinya produk tersebut terdaftar dan aman digunakan.
Tetapi sayangnya kebanyakan kosmetik pemutih dan berharga murah yang digunakan oleh informan ternyata tidak terdaftar dan mengandung bahan yang berbahaya, seperti
“RDL”, “Natural 99”, “Meei Yung”.
5.3. Kosmetik Pemutih Berbahaya