vitamin pada bahan dasar tepung campuran pisang awak dengan tepung beras dan juga melihat sumbangan vitamin terhadap angka kecukupan gizi bayi.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang akan diteliti adalah bagaimana kandungan vitamin dalam tepung campuran pisang awak dengan tepung
beras serta sumbangannya terhadap angka kecukupan gizi bayi.
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk menganalisa kandungan vitamin dalam tepung campuran dari pisang awak matang dengan tepung beras dan
sumbangan vitamin terhadap angka kecukupan gizi bayi.
1.3.2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah: 1.
Untuk mengetahui kandungan vitamin larut lemak pada tepung campuran pisang awak dengan tepung beras sesuai SK Menkes No.224 tahun 2007 yaitu
vitamin A, D, E, dan K. 2.
Untuk mengetahui kandungan vitamin larut dalam air pada tepung campuran pisang awak dengan tepung beras sesuai SK Menkes No.224 tahun 2007 yaitu
tiamin, riboflavin, niasin, B12, asam folat, B6, asam pantotenat dan vitamin C. 3.
Untuk melihat sumbangan vitamin tepung campuran pisang awak dan tepung beras terhadap angka kecukupan gizi bayi.
Universitas Sumatera Utara
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah: 1.
Sebagai salah satu cara pemanfaatan pangan lokal seperti tanaman pisang yang banyak terdapat di beberapa daerah Indonesia.
2. Memberikan informasi tentang pengolahan atau pembuatan makanan bayi dari
bahan pangan lokal yang dapat dijadikan bubuk instan.
Universitas Sumatera Utara
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Makanan Pendamping ASI MP-ASI
Makanan bayi dan anak usia 6-24 bulan adalah terdiri dari Air Susu Ibu ASI dan Makanan Pendamping Air Susu Ibu MP-ASI. Makanan Pendamping ASI
adalah makanan atau minuman yang mengandung zat gizi, diberikan kepada bayi atau anak usia 6-24 bulan guna memenuhi kebutuhan gizi selain dari ASI Depkes RI,
2006. Makanan Pendamping ASI merupakan proses transisi dari asupan yang
semata berbasis susu menuju ke makanan yang semi padat. Untuk proses ini juga dibutuhkan keterampilan motorik oral. Keterampilan motorik oral berkembang dari
refleks menghisap menjadi menelan makanan yang berbentuk bukan cairan dengan memindahkan makanan dari lidah bagian depan ke lidah bagian belakang.
Pengenalan dan pemberian MP-ASI harus dilakukan secara bertahap baik bentuk maupun jumlahnya, sesuai dengan kemampuan pencernaan bayianak.
Pemberian MP-ASI yang cukup dalam hal kualitas dan kuantitas penting untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan anak yang bertambah pesat pada
periode ini Ariani, 2008.
2.1.1. Jenis MP-ASI
Jenis MP-ASI yang dianjurkan yaitu: a.
Makanan lumat halus yaitu makanan yang dihancurkan dari tepung dan tampak homogen samarata. Contoh: bubur susu, bubur sumsum, biskuit
ditambah air panas, papaya saring.
Universitas Sumatera Utara