2.4.2. Tepung Campuran Pisang Awak dan Tepung Beras
Proses pembuatan tepung pisang awak dilakukan dengan cara berikut: 1.
Pembuatan adonan pisang awak: a.
Pemilihan pisang awak matang b.
Mengambil bagian daging pisang tanpa kulit dan biji dengan pisau stainless steel
c. Menghaluskan daging pisang dengan blender
d. Menimbang pisang yang telah dihaluskan sejumlah 100 gram
e. Menimbang tepung beras sebanyak 50 gram
f. Mencampurkan dan mengaduk campuran pisang yang telah dihaluskan
dan tepung beras sehingga terbentuk pasta yang homogen 2.
Pengerikan adonan dengan tahapan: a.
Memindahakan pasta ke talam yang dialasi kertas roti, dengan cara granulasi sederhana, buat merata dan tidak terlalu tebal agar mudah
dikeringkan b.
Masukkan ke oven, atur suhu sekitar 55
o
C sampai 60
o
C. Panaskan hingga mengering 24 jam
c. Timbang hasil pengeringan setelah didinginkan hingga suhu kamar
3. Penggilingan tepung pisang awak dengan blender, kemudian dilanjutkan
dengan pengayakan dengan ayakan 80 Mesh hingga diperoleh tepung pisang awak yang halus.
4. Masukkan ke dalam wadah yang kering dan tertutup rapat Jumirah, dkk,
2011.
Universitas Sumatera Utara
2.5. Angka Kecukupan Gizi AKG
Menurut Proverawati 2009, angka kecukupan gizi adalah nilai yang meunjukkan jumlah zat gizi yang diperlukan untuk hidup sehat setiap hari bagi
hampir semua penduduk menurut kelompok umur, jenis kelamin, dan kondisi fisiologis seperti hamil dan menyusui.
Angka Kecukupan Gizi AKG yang dianjurkan adalah suatu kecukupan rata- rata zat gizi setiap hari bagi hampir semua populasi, menurut golongan umur, jenis
kelamin, ukuran tubuh, tingkat kegiatan fisik agar hidup sehat dan dapat melakukan kegiatan sosial yang diharapkan Hardiansyah dan Tampubolon, 2004.
2.5.1. Angka Kecukupan Gizi Bayi
Angka kebutuhan gizi bayi merupakan banyaknya zat-zat gizi yang secara fisiologis dibutuhkan untuk mencapai dan mempertahankan status gizi cukup.
Kecukupan gizi untuk bayi akan mendorong perkembangan bayi secara optimal, dan sebaliknya jika jika kekurangan gizi akan menimbulkan berbagai risiko bagi
kesehatan bayi seperti hambatan pertumbuhan tulang, lemah otot, degeneratif otak serta gangguan mental. Bayi di usia 0-6 bulan, sumber gizinya adalah Air Susu Ibu
ASI karena ASI mengandung gizi lengkap yang mencukupi standar kebutuhan gizi bayi. Sementara bayi di usia lebih dari 6 bulan memerlukan asupan makanan
pendamping ASI sebagai tambahan sumber gizi bayi Elvida, 2012. Kebutuhan gizi bayi dan anak balita Indonesia dapat diketahui pada tabel
Angka Kecukupan Gizi dari Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi WNPG, 2004. Beberapa nilai kecukupan gizi anak usia 0-6 bulan sampai 7-9 tahun diantaranya
Universitas Sumatera Utara