2. Fungsi Pelabuhan Batavia Batavia sebagai Kota Bandar Niaga.

kaitan ini gudang sangat berperan sebagai tempat penyimpanan dari pemasok barang dagangan ke pelabuhan baik yang datang dari dalam negeri maupun luar negeri. Upaya-upaya tersebut dalam menjalankan kegiatan ekonomi Pelabuhan Batavia disuplai hasil agraris dari daerah pedalaman. Pelabuhan Batavia lebih dikenal dengan wilayah Kasteel Batavia dan menjadi pusat pelabuhan pada masa kekuasan VOC. Semenjak itu, di Pelabuhan Batavia terdiri dari ribuan macam barang dagangan beserta dokumen- dokumennya, perhitungan dan laporan yang diterima, diperiksa dan kemudian diteruskan ke gudang dan kantor-kantor di sekitar Kasteel Batavia . Ribuan macam barang dagangan disimpan di sebelah Barat Sungai Ciliwung yang dibangun sejak 1652 Kompleks Westy Dyshe Pakhuizen yang sekarang ini Museum Bahari sebelum diditribusikan ke dalam kota maupun ke luar negeri. 40 Di kawasan Batavia yaitu Pasar Ikan, inilah kapal-kapal dagang besar maupun kecil melakukan aktivitas bongkar muat barang-barang dagangan. Kapal- kapal dagang dari antar-Asia maupun yang berlayar ke Eropa tersebut, memerlukan perbaikan kapal Pulau Onrust, dan perlengkapan. Maka di bangunlah sebuah Compagnies Timmer-en Scheeps werf bengkel kayu dan galangan kapal Belanda. Pada tahun 1632, di tepi Barat Kali Besar, banyak terdapat Saudagar, Nahkoda, Perwira, Sultan, Raja, Pejabat Belanda dan duta kerajaan dari seluruh Asia mendarat dan berangkat dari tempat ini. Pengawasan aktivitas Pelabuhan Batavia melalui Menara Syahbandar yang dibangun pada tahun 1640, Uitkijk, Menara Syahbandar, dari sini kapal dapat terlihat jelas dari 40 Taufik Ahmad, op. cit., hal. 11 jarak jauh, dan kapal dapat memberikan sinyal, ini pertanda bahwa kapal baru saja tiba di Pelabuhan Batavia guna melengkapi sarana dan prasana pelabuhan, sebagai tanda kapal-kapal yang ingin berlabuh pada malam hari. 41

1. 3. Bongkar Muat Barang

Ketika Jan Piterszoon Coen menanamkan kakuasaan dagangnya, maka Coen menyadari dengan kebutuhannya yang melampaui batas kemampuannya kemudian mengambil kekayaan sumber penghasilan dan memantapkan dominasi bagi kelangsungan hidupnya. Di antara langkah dan usaha yang dilakukan orang- orang Belanda termasuk Coen, adalah dengan adanya Bongkar muat barang- barang dagangan di Pelabuhan Batavia. Aktivitas bongkar muat barang ini dipengaruhi banyaknya atau sedikitnya perahu dan kapal dagang yang datang dan menetap dari kalangan pedagang yang berbeda suku bangsa baik Asia maupun Eropa. Jumlah perahu dan kapal dagang tersebut semakin bertambah dengan kedatangan para pedagang Gujarat, Persia, Cina, Turki, Pegu, Birma atau Myanmar, dari Keling. Selain itu, berdatangan juga para pedagang dari Demak, Jepara, Cirebon, Banten, Tuban, Surabaya, Aros Baya, Wiraba dan Pasuruan datang ke Pelabuhan Batavia dengan membawa hasil agraris, seperti rempah- rempah, beras, ikan dan lain sebagainya. Walaupun jumlah para pedagang yang demikian banyak, tetapi dalam pelaksanaannya tugas bongkar muat barang-barang dagangan tersebut ditangani 41 Taufik Ahmad, op. cit., hal. 11 dengan cepat. Hal ini diupayakan oleh pemerintah Batavia Pemerintah AgungPusat. 42 Pelabuhan Batavia menyiapkan Syahbandar yang bertugas untuk memantau bagian logistik barang-barang dagangan di pelabuhan, transportasi, serta jalannya transaksi perdagangan di dalam kapal dagang di sekitar pelabuhan Batavia. Dalam penyusunan barang dagangan yang baru saja tiba di Batavia, haruslah melalui daftar barang dagangan dan dana keuangan Belanda di Batavia serta harus ada pembekalan yang cukup, setelah barang-barang dagangan masuk ke dermaga atas persetujuan badan yang menangani barang dagangan. 43 Bongkar muat barang dagangan memegang peranan penting dan juga strategis bagi pertumbuhan dan perkembangan Pelabuhan Batavia demi kemajuan Belanda. Demikian pula sebaliknya, karena Belanda saat melakukan bongkar muat barang dagangan harus memeriksa kembali apakah daftar barang dagangan sudah memenuhi syarat atau belum sesuai pesanan kiriman dan keputusan atas persetujuan Heren Zeventien Dewan Tujuh Belas. 44 Setelah melakukan inspeksi secara mendadak pemeriksaan tersebut kemudian dicatat atas muatan yang kurang maupun kelebihan barang dagangan. Pemeriksaan ini sebagai bentuk usaha yang dapat memberikan kontribusi bagi pembangunan Pelabuhan Batavia pada saat itu. Hal ini membawa konsekuensi 42 Menurut Nia seorang pegawai Arsip Nasioanal Republik Indonesia, yang telah membantu menerjemahkan Arsip Beviendingen op de eisen, ini di simpan serinya tidak lengkap dalam arsip Kamer Zeeland Archief, VOC 13472-13508 43 Menurut Nia seorang pegawai Arsip Nasioanal Republik Indonesia, yang telah membantu menerjemahkan Arsip Beviendingen op de eisen, ini di simpan serinya tidak lengkap dalam arsip Kamer Zeeland Archief, VOC 13472-13508 44 Menurut Nia seorang pegawai Arsip Nasioanal Republik Indonesia, yang telah membantu menerjemahkan Arsip Beviendingen op de eisen, ini di simpan serinya tidak lengkap dalam arsip Kamer Zeeland Archief, VOC 13472-13508 terhadap pengelolaan tiap barang-barang dagangan dalam usaha-usaha Syahbandar pelabuhan dari sejumlah aktivitas perdagangan maritim agar bisa pengoperasiannya dapat dilakukan secara efektif, efisien dan profesional sehingga pelayanan pelabuhan menjadi lancar, aman, dan cepat dengan biaya yang lebih murah dan terjangkau. Pada dasarnya, upaya-upaya pelayanan Pelabuhan Batavia oleh Belanda dan pembantunya yang diberikan mandat untuk mengurusi Pelabuhan Batavia untuk melayani kapal, muatan barang dagangan, dan penumpangnya secara tepat dan maksimal, terlebih atas kapal-kapal asing dunia luar yang pernah singgah. Hal ini, sebagai aktivitas perdagangan maritim yang memakai sarana transportasi laut seperti perahu dagang dan kapal dagang, dan selain itu memfungsikan pelabuhan sebagai lalu-lintas angkutan perahu dan kapal. Dengan demikian barang dagangan yang diangkut dengan kapal dagang dan perahu dagang dapat dimasukkan ke atas kapal yang kemudian dipindahkan ke tempat lain dengan cara diangkut dengan perahu dagang. Barang yang diangkut tersebut atas perintah Pemerintah Batavia. 45 Oleh karena itu, Pelabuhan Batavia pada saat itu menunjuk pegawai Belanda bekerjasama dengan Plakaat untuk membuat jadwal, untuk mengurusi berbagai kepentingan, untuk saling bertemu di Pelabuhan Batavia di bawah kendali Belanda, bea dan cukai ekspor dan impor, penempatan barang-barang di dermaga Pelabuhan Batavia, aktivitas syahbandar dan kegiatan-kegiatan lainnya. 45 Bernard H. M. Vlekke, op. cit., hal. 150-152 dan Menurut Nia seorang pegawai Arsip Nasioanal Republik Indonesia, yang telah membantu menerjemahkan Arsip Beviendingen op de eisen, ini di simpan serinya tidak lengkap dalam arsip Kamer Zeeland Archief, VOC 13472- 13508