sebagainya, data ini dapat diasumsikan bahwa hanya setengah dari kapal laut yang diluruskan sesuai rute pelayaran.
Jika tunjangan ini telah dibuat, maka hal ini dapat ditemukan ada 72 kapal ke Jawa dan juga terlibat langsung dalam pengiriman ke Batavia, serta 44 kapal
besar dan kecil dari seluruh Nusantara dan 11 kapal besar dan kecil dari yang berasal dari negara Asia lainnya. Dalam bentuk susunan yang dibuat seperti
memeriksa baik dengan perkiraan yang diberikan di atas, dan pada saat yang sama dari ilustrasi dari fakta bahwa Belanda, Batavia tidak berkembang ke titik alami
untuk Nusantara dan Asia sebagai tempat pengiriman dari Portugis di Malaka.
A. 1. 2. Kapal dan Perahu yang Pindah dengan Membawa Isi Muatan Barang Dagangan
Sumber tidak menyediakan informasi yang lebih, tentang nomer kapal dan perahu yang pindah dengan membawa isi muatan barang dagangan dari
sebuah kapal lainnya. Sebagai konsekuensi kami melayani dan membuat Tabel
dan melakukan dengan data di dalam tabel, sesuai data tahun 1744 sampai 1777 dan hasil ringkasannya di bawah ini.
Tabel 5: Menunjukkan Nomer Kapal Yang Pindah dari 15 pelabuhan dalam kurun waktu 1744 sampai 1777.
46
Di Bawah Pengawasan
VOC Orang
Eropa VOC
Total
Banyuwangi 163
- ?
163 Pasuruan
144 -
? 144
Sumenep 790
- ?
790 Bangkalan
529 -
? 529
Surabaya 941
- 10
951
46
Gerrit J. Knaap, Shallow Water, op. cit., hal. 45
Gresik 959
- 11
970 Rembang
985 -
18 1.003
Juwana 859
- 15
874 Jepara
139 -
13 152
Semarang 1.681
- 63
1,744 Pekalongan
595 -
9 604
Tegal 343
- 10
353 Cirebon
671 -
9 680
Batavia 1,487
44 186
1,717 Banten
825 -
13 839
Melihat total nomer kapal yang pindah disetiap pelabuhan akan terlihat bahwa Semarang lebih sibuk dari Batavia. Bagaimanapun dari hitungan bahwa
kami tidak mempunyai jumlah untuk hubungan Batavia dengan Kerawang dan untuk sedikit lokasi lain di sekitarnya, kami boleh menggambarkan kesimpulan
bahwa Batavia sama sedikit sibuknya dengan Semarang, mungkin sama sibuknya. Rembang terlihat menjadi pelabuhan tersibuk ketiga meninggalkan
dibelakang tempat lain seperti Gresik dan Surabaya. Umumnya, kolom di atas memperlihatkan kapal dagang sedang berlabuh atau kurangnya sejajar dengan
keberangkatan kapal dari total nomer kapal yang pindah dari pelabuhan. Karena mengalami ketakutan atas penjagaan yang dilakukan dari VOC,
maka VOC membolehkan monopoli perdagangan. Batavia hanya sebagai pelabuhan utama, yang membolehkan kapal Eropa masuk di dermaga pelabuhan
Batavia. Jika kapal ini menginginkan untuk masuk ke kota pelabuhan lain di Pulau Jawa, maka mereka berprinsip untuk menolak akses jalan ke kota
pelabuhan. Hal ini sama bahayanya, dengan kesulitan untuk mengambil air minum di
luar Batavia. 80 kapal Eropa asing berlayar di bawah bendera Inggris, 15 di
bawah bendera Portugis dan 5 di bawah Spanyol. 1 sampai 50 kapal dari kapal Inggris pindah tempat. Terkait dengan perusahaan dagang Inggris EIC, sisa
pedagang lainnya berasal dari India.
47
Nomer keberangkatan kapal, dari kapal yang pindah di bawah perlindungan VOC yang juga memperlihatkan dengan
tegas, bahwa Batavia dengan sungguh-sungguh bekerjasama dalam hal perniagaan besar di Pulau Jawa. Semarang ketinggalan jarak jauh di bawah tempat kedua,
sedangkan pelabuhan lain tercatat hanya pindah sedikit setiap tahunnya.
Tabel 6: Perkiraan Isi Tonase Dari Total Jumlah Kapal yang Kedatangan dan Keberangkatan Di 15 Pelabuhan.
48
Jika kami lihat total isi kapal di Tabel 6, sedikit berbeda dari Tabel 5 yang dihasilkan oleh kapal yang pindah, dengan Batavia melebihi Semarang di bawah
Surabaya, Gresik, dan Rembang. Di Batavia sangat jarang dimasuki kapal dari
47
lihat Gerrit J. Knaap, Shallow Water, op. cit.,
48
Gerrit J. Knaap Shallow Water, op. cit., 46
Bukan VOC VOC
Total VOC
Banyuwangi 800
300 1.100
27
Pasuruan 900
300 1.200
25
Sumenep
6.500 300
6.800 4
Bangkalan 3.300
300 3.600
9
Surabaya 11.700
6,200 17.900
35
Gresik
11.600 6.300
17.900 35
Rembang
10.600 8.600
19.400 44
Juwana 8.000
7.200 15.200
47
Jepara 3.000
6.500 9.500
68
Semarang
25.000 28.900
54.400 53
Pekalongan 5.200
4.400 9.600
46
Tegal 2.300
4.900 7.200
68
Cirebon
7.300 3.100
10.400 30
Batavia 48.400
79.000 127.400
62
Banten 5.400
4.300 9.700
44