54
Tella 2007, yang menjelaskan bahwa faktor-faktor motivasi berkontribusi terhadap kepuasan kerja.
Motivasi kerja sangat diperlukan untuk membentuk kepuasan kerja yang baik. Schultz and Schultz 1998 dalam Ayub 2011 menjelaskan bahwa orang menghabiskan sepertiga
sampai setengah jam aktivitas mereka di tempat kerja, untuk jangka waktu 40 sampai 45 tahun, waktu yang sangat lama bagi individu yang memungkinkan menjadi frustrasi, tidak
puas dan tidak bahagia pada pekerjaannya, terutama karena membawa perasaan untuk kehidupan keluarga dan sosial , dan mempengaruhi kesehatan fisik dan emosional. Pada
kondisi ini, motivasi sangat diperlukan agar mampu meminimalisir faktor – faktor kejenuhan yang dirasakan oleh individu, dan menciptakan semangat kerja yang baik.
Vermeulen 2003 dalam Ayub 2011 menemukan bahwa sejauh mana individu termotivasi berdasarkan posisi, status dan memperhatikan peringkat pada pekerjaannya,
dalam hal ini bahwa secara positif motivasi berhubungan dengan pengalaman mereka yang menciptakan kepuasan kerja. Ayub 2011 dalam penelitiannya mengemukakan bahwa
terdapat hubungan positif antara motivasi kerja dan kepuasan kerja r =. 563. Temuan ini konsisten pada studi sebelumnya seperti Brown dan Shepherd, 1997 yang melaporkan
bahwa motivasi untuk meningkatkan kinerja karyawan dan kepuasan kerja. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan Catur 1994, yang melaporkan bahwa faktor-faktor motivasi tertentu
yang berkontribusi terhadap kepuasan kerja prediksi
2.3.7 Kerangka Berfikir
Kepuasan kerja job satisfaction pada sikap umum seorang individu terhadap pekerjaannya. Seorang dengan sikap kepuasan tinggi sikap yang positif terhadap kerja,
seseorang yang tidak puas terhadap pekerjaannya sikap yang negatif terhadap pekerjaan tersebut Robins, 2003. Salah satu faktor utama yang mempengaruhi kepuasan kerja
karyawan adalah persepsi kepemimpinan transformasional. Persepsi adalah suatu proses
55
dimana individu mengorganisasikan dan menafsirkan kesan – kesan indera agar memberikan makna bagi lingkungan mereka Robbins Judge 2009. Persepsi dalam penerapannya
dapat diukur dengan adanya penilaian antar karyawan.
Pearson 2006 mengemukakan kepemimpinan transformasional merupakan gaya kepemimpinan di mana para pemimpin tidak dibatasi oleh persepsi pengikut mereka tetapi
bebas dalam bertindak untuk mengubah serta mempengaruhi pengikutnya. Terdapat empat aspek pada kepemimpinan transformasional, yaitu Idealized influence, Inspirational
Leadership, Intellectual stimulation, Individualized consideration Bass, 1985. Peneliti
ingin menguji apakah persepsi kepemimpinan transformasional memiliki pengaruh terhadap
kepuasan kerja karyawan.
Kemudian, faktor lain yang juga mempengaruhi kepuasan kerja karyawan adalah motivasi kerja, yang mana dalam penelitian ini menggunakan model dua faktor Herzberg.
Motivasi kerja merupakan suatu bentuk dorongan dari dalam diri individu yang memunculkan perilaku untuk mencapai tujuan yang diharapkan . Pada motivasi kerja ini,
peneliti menggunakan teori motivasi kerja yang dikemukakan oleh herzberg, yaitu teori model 2 faktor . Teori model 2 faktor merupakan suatu pendekatan yang menjelaskan bahwa
seseorang dalam melaksanakan pekerjaannya dipengaruhi oleh dua faktor , yaitu : intrinsik dan ekstinsik
Pada faktor intrinsik memiliki 5 aspek yaitu : 1.
Prestasi 2.
Tanggung jawab 3.
Kemajuan 4.
Pekerjaan itu sendiri
56
5. Penghargaan
Faktor ekstrinsik memiliki 6 aspek, yaitu : 1.
Gaji 2.
Keamanan pekerjaan 3.
Kondisi Kerja 4.
Prosedur Perusahaan 5.
Kualitas pengawasan teknis 6.
Kualitas hubungan interpersonal antar kerja Selanjutnya, Peneliti ingin meneliti apakah lima aspek kepemimpinan transformasional dan
motivasi kerja memiliki hubungan dengan kepuasan kerja karyawan.
57
Bagan 2.1 Gambar Kerangka Berpikir.
58
2.2 Hipotesis Penelitian