42
•
Supervision hr – way the boss handles employees
•
Supervision technical – competence of supervisor
•
Variety – the chance to do different things occasionally
•
Working conditions – all facets of the work environment
Selanjutnya, Teacher Job Satisfaction Questionnaire TJSQ yang mengukur kepuasan kerja guru dalam mengajar. Pada pengukuran ini terdiri dari 8 item dan 2 item tambahan yang
mengukur kepuasan kerja berdasarkan gaji Riley, 2001.
2.2 Persepsi Kepemimpinan Transformasional
2.2.1 Kepemimpinan
Sebagian besar definisi kepemimpinan mengemukakan asumsi bahwa kepemimpinan bekaitan dengan proses yang disengaja dari seseorang untuk menekankan pengaruhnya yang
kuat terhadap orang lain untuk membimbing, membuat struktur, memfasilitasi aktivitas dan hubungan di dalam kelompok atau organisasi. Secara garis besar kepemimpinan didefinisikan
yaitu proses untuk mempengaruhi orang lain untuk memahami dan setuju dengan apa yang perlu dilakukan dan bagaimana tugas itu dilakukan secara efektif, serta proses untuk
memfasilitasi upaya individu dan kolektif untuk mencapai tujuan bersama Yukl, 2001 . Dalam Yukl 2001 kepemimpinan banyak didefinisikan oleh para ahli, seperti :
1. Burns 1978 mendefinisikan kepemimpinan dilaksanakan ketika seseorang
memobilisasi sumber daya institusional, politisi, psikologis, dan sumber – sumber lainnya untuk membangkitkan, melibatkan dan memenuhi motivasi pengikutnya.
2. Menurut Jacobs Jaques 1990 kepemimpinan adalah proses memberikan tujuan
arahan yang berarti ke usaha kolektif, yang menyebabkan adanya usaha yang dikeluarkan untuk mencapai tujuan.
43
3. E. H. Schein 1992 mendefinisikan kepemimpinan adalah kemampuan untuk
bertindak di luar budaya untuk memulai proses perubahan evolusi agar menjadi lebih adaptif .
4. Draft Paulus mendefinisikan kepemimpinan adalah proses untuk membuat individu
memahami manfaat bekerja samadenga orang lain, sehingga mereka paham dan mau melakukannya.
2.2.2 Kepemimpinan Transformasional
Beberapa teori tentang kepemimpinan transformasional didasarkan pada ide dari Burns 1978, inti dari teori ini ialah para pengikut merasakan kepercayaan, kekaguman,
kesetiaan, dan penghormatan terhadap pemimpin, dan mereka termotivasi untuk melakukan lebih daripada yang awalnya diharapkan dari mereka. Pearson 2006 mengemukakan
kepemimpinan transformasional merupakan gaya kepemimpinan di mana para pemimpin tidak dibatasi oleh persepsi pengikut mereka tetapi bebas dalam bertindak untuk mengubah
serta mempengaruhi pengikutnya. Berikut adalah kutipan dari tulisannya: “ Leadership style in which leaders are not constrained by their follower perceptions but are
free to act to change or transform their followers view “ Bass 1990 mengemukakan kepemimpinan transformasional terjadi jika pemimpin
mampu memperluas dan meningkatkan kepentingan karyawannya sehingga mendapatkan hasil dari apa yang menjadi tujuan pada suatu kelompok tersebut.
Berbeda dengan kepemimpinan transaksional yang melibatkan sebuah proses pertukaran yang dapat menghasilkan kepatuhan pengikut akan permintaan permintaan
pemimpin tetapi tidak mungkin menghasilkan antusiasme dan komitmen terhadap sasaran tugas. Bass 1985 dalam Yukl 2001, kepemimpinan transformasional dan transaksional itu
44
berbeda, kepemimpinan transformasional lebih meningkatkan motivasi kerja dan kinerja pengikutnya sedangkan kepemimpinan transaksional mengukur pada tingkat pengaruh
pemimpin terhadap bawahannya serta pencapaian tingkat kinerja yang telah disepakai oleh pemimpin dan bawahannya yang berkaitan pada imbalan yang akan diterima oleh
bawahannya. Bass 1985 dalam Munandar 2008 mengemukakan bahwa kepemimpinan transformasional
memiliki lima aspek yaitu :
1. Idealized influence
Pemimpin berusaha, melalui pembicaraan, mempengaruhi bawahan dengan menekankan pentingnya nilai – nilai dan keyakinan, pentingnya keikatan pada
keyakinan beliefs, perlu dimilikinya tekad mencapai tujuan, perlu diperhatikan akibat – akibat moral dan etik dari keputusan yang diambil.
Pemimpin memperlihatkan kepercayaannya pada cita – citanya, keyakinannya dan nilai hidupnya.
2. Inspirational Leadership
Pemimpin mampu menimbulkan inspirasi pada bawahannya, antara lain dengan menentukan standar – standar tinggi, memberikan keyakinan bahwa
tujuan dapat dicapai. Bawahan merasa mampu melakukan tugas pekerjaannya, mampu memberikan
berbagai macam gagasan.mereka merasa diberi inspirasi oleh pimpinannya. 3.
Intellectual stimulation Bawahan merasa bahwa pimpinan mendorong mereka untuk memikirkan
kembali cara kerja mereka, unuk mencari cara – cara baru melaksanakan tugas, merasa mendapatkan cara baru dalam mempersepsi tugas – tugas.
4. Individualized consideration
45
Bawahan merasa diperhatikan dan diperlakukan secara khusus oleh pimpinannya. Pemimpin memperlakukan setiap bawahannya sebagai sebagai
seorang pribadi dengan kecakapan, kebutuhan, keinginannya masing – masing.
Kepemimpinan transformasional ini diukur berdasarkan persepsi kepemimpinan yang diterima oleh bawahan, karena untuk aspek kepemimpinan transformasional ini ditujukan
kepada staf karyawan di dalam suatu perusahaan.
2.2.3 Pengukuran Kepemimpinan Transformasonal.