80
Dari hasil data diatas dapat kita lihat bahwa ada 2 item yang signifikan berkoefisien bermuatan positif serta 2 yang bermuatan negatif. Pada muatan yang negatif t 1,96 maka
pada item 3 dan 4 tidak signifikan sehingga item tersebut di drop.
3.6.6 Contingent Rewards
Pada aspek ini, peneliti menguji apakah 4 item yang ada bersifat unidimensional dalam mengukur konstruk contingent rewards. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan
dengan model satu faktor, ternyata fit, dengan Chi – Square = 1,09 , df = 2 , P-value = 0.58111 , RMSEA = 0.000.
Nilai Chi – Square menghasilkan P-value 0.05 tidak signifikan, yang artinya model dengan satu faktor unidimensional dapat diterima, bahwa seluruh item mengukur
satu faktor saja yaitu contingent rewards. Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item
tersebut perlu di drop atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien
muatan faktor, seperti pada tabel 3.9 berikut.
Tabel 3.9 . Muatan Faktor Item Contingent Rewards
No Koefisien
Standar Error Nilai T
Signifikan 1
0,67 0,07
9,51 √
2 0,57
0,07 7,74
√ 3
0,76 0,07
10,90 √
4 0,75
0,07 10,82
√
Keterangan : tanda √ signifikan t -1,96 x 1,96 ; X = tidak signifikan
81
Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa seluruh item signifikan dan semua koefisien bermuatan positif. Pada model pengukuran ini tidak terdapat kesalahan pengukuran item yang
saling berkorelasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa item – item tersebut bersifat unidimensional.
Dari hasil diatas, sangat jelas terlihat bahwa tidak ada korelasi kesalahan dari faktor contingent rewards. Berdasarkan hasil tersebut, maka semua item dari skala kepuasan kerja
yaitu contingent rewards tidak ada yang di drop.
3.6..7 Operating Conditions
Pada aspek ini, peneliti menguji apakah 4 item yang ada bersifat unidimensional dalam mengukur konstruk contingent rewards. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan
dengan model satu faktor, ternyata fit, dengan Chi – Square = 1,70 , df = 2 , P-value = 0.42704 , RMSEA = 0.000. Nilai Chi – Square menghasilkan P-value 0.05 tidak
signifikan, yang artinya model dengan satu faktor unidimensional dapat diterima, bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu operating conditions.
Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di drop atau tidak. Maka
dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor dari item.
82
Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.10 berikut.
Tabel 3.10 Muatan Faktor Item Operating Conditions
No Koefisien
Standar Error Nilai T
Signifikan 1
0,49 0,08
6,18 √
2 0,45
0,08 5,59
√ 3
0,69 0,08
8,65 √
4 0,73
0,08 9,04
√
Keterangan : tanda √ signifikan t -1,96 x 1,96 ; X = tidak signifikan
Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa seluruh item signifikan dan semua koefisien bermuatan positif. Pada model pengukuran ini tidak terdapat kesalahan pengukuran item yang
saling berkorelasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa item – item tersebut bersifat unidimensional. Adapun
butir soal yang kesalahan pengukurannya saling berkorelasi disajikan pada tabel dibawah ini : Dari gambar 3.6 diatas, sangat jelas terlihat bahwa tidak ada kesalahan korelasi dari
faktor operating conditions. Berdasarkan hasil tersebut, maka semua item dari skala kepuasan kerja yaitu operating conditions tidak ada yang di drop
3.6.8 Co - Workers