73
3.5 Pengujian Validitas Konstruk
Sebelum melakukan analisis data, peneliti melakukan pengujian terhadap validitas konstruk ketiga instrument yang dipakai, yaitu 1 kepuasan kerja JSS 2 persepsi
kepemimpinan transformasional MLQ 6S, dan 3 motivasi kerja MS. Untuk menguji
validitas konstruk alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Confirmatory Factor Analysis
CFA. Adapun logika dari CFA Umar, 2011 : 1.
Bahwa ada sebuah konsep atau trait berupa kemampuan yang didefinisikan secara operasional sehingga dapat disusun pertanyaan atau pernyataan untuk mengukurnya.
Kemampuan ini disebut faktor, sedangkan pengukuran terhadap faktor ini dilakukan melalui analisis terhadap respon atas item-itemnya.
2. Diteorikan setiap item hanya mengukur satu faktor saja, begitupun juga tiap subtes
hanya mengukur satu faktor juga. Artinya baik item maupun subtes bersifat unidimensional.
3. Dengan data yang tersedia dapat digunakan untuk mengestimasi matriks korelasi antar
item yang seharusnya diperoleh jika memang unidimensional. Matriks korelasi ini disebut sigma ∑, kemudian dibandingkan dengan matriks dari data empiris, yang
disebut matriks S. Jika teori tersebut benar unidimensional maka tentunya tidak ada perbedaan antara matriks ∑ - matriks S atau bisa juga dinyatakan dengan ∑ - S = 0.
4. Pernyataan tersebut dijadikan hipotesis nihil yang kemudian diuji dengan chi square.
Jika hasil chi square tidak signifikan p 0.05, maka hipotesis nihil tersebut “tidak ditolak”. Artinya teori unidimensionalitas tersebut dapat diterima bahwa item ataupun
sub tes instrument hanya mengukur satu faktor saja.
74
5. Jika model fit, maka langkah selanjutnya menguji apakah item signifikan atau tidak
mengukur apa yang hendak di ukur, dengan menggunakan t-value. Jika hasil t-value tidak signifikan maka item tersebut tidak signifikan dalam mengukur apa yang hendak
diukur, bila perlu item yang demikian di drop dan sebaliknya. 6.
Terakhir, apabila dari hasil CFA terdapat item yang koefisien muatan faktornya negative, maka item tersebut harus di drop. Sebab hal ini tidak sesuai dengan sifat
item, yang bersifat positif favorable. Adapun pengujian analisis CFA seperti ini dilakukan dengan menggunakan software
LISREL 8.70 Joreskog dan Sorbom, 1999. Pada uji validitas ini dilakukan dengan dua cara yang berbeda yaitu :
1. Pada aspek kepuasan kerja dianalisis dengan menggunakan cara first order
2. Pada aspek kepemimpinan transformasional dan motivasi dianalisis dengan
menggunakan cara second order Analisis uji validitas ini dilakukan dengan cara yang berbeda karena, pada item
kepemimpinan transformasional dan motivasi kerja hanya memiliki jumah maksimal item sebanya 3 item, sedangkan pada aspek kepuasan kerja memiliki jumlah maksimal item
sebanyak 4 item. Pada analisis uji validitas konstruk jumlah item harus memiliki minimal 4 item karena jika item tersebut kurang dari 4 item maka untuk model langsung terlihat fit
dengan nilai yang tinggi Umar, 2011. Selanjutnya uji validitas tiap alat ukur akan dipaparkan pada sub bab berikut.
75
3.6 Uji validitas konstruk kepuasan kerja