Pengukuran Kepuasan Kerja Kepuasan Kerja

39 sejauh mana supervisory membantu tenaga kerja, untuk memuaskan nilai – nilai pekerjaan yang penting bagi tenaga kerja. 4. Rekan – rekan kerja Di dalam kelompok kerja yang mana para pekerjanya harus bekerja sebagai satu tim, kepuasan kerja mereka dapat timbul karena kebutuhan – kebutuhan tingkat tinggi mereka kebutuhan harga diri, kebutuhan aktualisasi diri dapat dipenuhi, da mempunyai dampak pada motivasi kerja mereka. 5. Kondisi kerja yang menunjang Bekerja dalam ruangan kerja yang sempit, panas, konsisi kerja yang tidak nyaman akan menimbulkan ketidaknyamanan dalam bekerja. Berdasarkan faktor-faktor di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja terdapat pada diri individu seorang karyawan dan dari lingkungan kerja perusahaan yang mendukung guna terciptanya suatu kinerja kerja karyawan yang baik.

2.1.5 Pengukuran Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja merupakan salah satu konstruksi yang sering digunakan namun sulit dipahami untuk melihat hubungan studi pada industrial Locke, 1976 dalam Mac Donald 1997. Wanous dan Lawller dalam Umar 2010 berpendapat bahwa cara yang paling tepat untuk mengukur ataupun menerangkan kepuasan kerja bergantung kepada tujuan pengukuran itu. Namun demikian, apa yang sering dilakukan seseorang selama ini dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu : 1. Meminta orang yang bersangkutan melaporkan perasaannya terhadap pekerjaannya 2. Dengan cara mengamati sikap dan tingkah laku orang tersebut. 40 Secara tradisional, kepuasan kerja telah diukur pada tingkat global dengan kuesioner item seperti ” pada umumnya, saya suka pekerjaan saya “ atau pada item yang menentukan bagaimana karyawan puas dengan gaji mereka, pengawasan, dll Levy, 2006. Dari hasil membaca literatur tentang penelitian-penelitian mengenai kepuasan kerja karyawan, peneliti memperoleh beberapa instrument untuk mengukur kepuasan kerja, diantaranya yaitu: 1. A questionnaire comprising yang dibuat oleh Neuberger and Allerbeck 1978 2. Teacher Job Satisfaction Questionnaire TJSQ yang dibuat oleh Lester, 1985 dalam Riley, 2001 3. Minnesota Satisfaction Questionnaire MSQ yang dibuat oleh Bolton, 1986 and Guion, 1978 dalam Riley, 2001 4. Job Descriptive Index JDI yang digunakan oleh Smith Kendall, 1969 dalam Levi, 2002 5. Job Diagnostic Survey yang digunakan oleh Hackman Oldman, 1980 dalam Levi, 2002. 6. Job Satisfaction Survey yang digunakan oleh Spector 1997 Salah satu cara yang paling sering digunakan dan pengukuran validasi yang baik dari kepuasan kerja adalah JDI. JDI dikembangkan pada tahun 1960 yang mengukur kepuasan kerja dengan lima dimensi, yaitu : work its self, satisfaction with supervision, dan satisfaction with co – workers. Dari data – data diatas alat pengukur yang paling banyak digunakan adalah JDI. JDI muncul sebagai sebuah instrumen ideal untuk penelitian dan sangat dihargai serta didokumentasikan dengan baik sebagai alat yang valid dan dapat diandalkan. Menurut Kerr 1985 dalam Riley 2001, JDI memiliki konten dan validitas yang baik, validitas konstruk yang mengesankan, dan memadai, dan instrumen yang sangat sedikit 41 di industri-organisasi psikologi yang telah mendapat banyak perhatian dari peneliti. Sedangkan, JDS merupakan alat ukur yang mengukur kepuasan kerja berdasarkan lima aspek yaitu: pay, security, social factors, supervision, and growth. Kemudian, alat ukur Minnesota Satisfaction Questionnaire MSQ dirancang untuk mengukur kepuasan karyawan pada pekerjaan khusus mereka. MSQ membuatnya layak untuk memperoleh gambaran kepuasan kerja, serta memberikan pengukuran yang akurat dari kepuasan kerja Levi, 2002. MSQ terdiri dari 100-item instrumen. MSQ mengukur tingkat kepuasan kerja berdasarkan 20 dimensi yang berbeda, dengan lima pertanyaan pada setiap dimensi. Dimensi di mana kepuasan kerja diukur sebagai berikut:. • Ability utilization – the chance to use one’s abilities • Achievement – feelings of accomplishment • Activity – being able to stay busy on the job • Advancement – the opportunity to advance • Authority – the chance to direct others • Company – satisfaction with company policies • Compensation – pay for the work done • Co-workers – relationships with co-workers • Creativity – the chance to try own work methods • Independence – the opportunity to work alone • Moral values – not having violate conscience at work • Recognition – praise received from work done • Responsibility – freedom to use own judgment • Security – steady employment of the job • Social service – the chance to do things for others • Social status – the opportunity to be “somebody” 42 • Supervision hr – way the boss handles employees • Supervision technical – competence of supervisor • Variety – the chance to do different things occasionally • Working conditions – all facets of the work environment Selanjutnya, Teacher Job Satisfaction Questionnaire TJSQ yang mengukur kepuasan kerja guru dalam mengajar. Pada pengukuran ini terdiri dari 8 item dan 2 item tambahan yang mengukur kepuasan kerja berdasarkan gaji Riley, 2001.

2.2 Persepsi Kepemimpinan Transformasional