IKADI JEMBER Sejarah Berdirinya IKADI Jember

44 Sekretaris : dr. Indarto Bendahara : Bapak Zayin Bid. Dakwah : Ustadz Syukri Nur Salim, S.Pd. Media : Ustadz Fahd HumasKesekretariatan : Agus Rahmawan, S.E. Sarana dan prasanana : Ustadz Saidin Pembentukan struktur pengurus pun dilanjutkan dengan pembahasan mengenai metode dakwah apa yang akan ditampilkan oleh IKADI Jember kepada masyarakat. Dalam pembahasan tersebut diputuskanlah metode pengajian akbar, karena disinyalir metode inilah yang dirasa paling efektif untuk mengenalkan IKADI secara masif pada saat itu. Baru kemudian dibahas mengenai strategi pemilihan tempat, waktu, dan siapa saja yang sekiranya dapat diajak bekerja sama. Alhamdulillah, atas bantuan dari salah satu kolega pengurus IKADI yang bekerja di Bank Syariah Mandiri, IKADI bisa meminjam halaman kantor BSM yang luas sebagai tempat pengajian akbar pertama IKADI Jember di bulan Februari 2007. Untuk menggaet massa, strategi IKADI yang pertama adalah menyebarkan undangan yang kemasannya hampir sama mewahnya dengan undangan pernikahan. IKADI mengundang semua kerabat dan kolega yang IKADI kenal untuk hadir dalam pengajian akbar tersebut. Dan Alhamdulillah pengajian berjalan lancar. Sampai pada bulan Mei 2007, di mana setiap program yang telah berjalan dievaluasi. Pada evaluasi tersebut, ditemukan beberapa kekurangan pada lokasi pengajian akbar yang mengurangi kenyamanan bagi para jama’ah, di antaranya: 45  Sulitnya menemukan lahan parkir.  Lokasi dipinggir jalan sehingga kebisingan tidak dapat dihindari.  Ramainya kendaraan sehingga menyulitkan bagi jama’ah yang ingin menyeberang menuju lokasi pengajian akbar. Bagi IKADI, faktor lokasi merupakan faktor penting untuk dipertimbangkan dalam mengadakan pengajian akbar, karena IKADI selaku da’i harus memberikan pelayanan yang maksimal kepada jama’ah agar dapat mempertahankan dan meningkatkan eksistensinya. IKADI mencoba beberapa tempat alternatif dan pada akhirnya pada bulan itu juga, IKADI dipertemukan oleh Allah dengan manajer wilayah II PTPN XII Jember, yaitu Bapak Endang Sulaiman, beliau dengan kearifan dan keramahannya bersedia meminjamkan lapangan PTPN yang sangat luas dan terbilang strategis. Di samping itu, akses lokasi yang mudah menambah poin daya tarik pengajian akbar. Strategi IKADI untuk memindahkan lokasi pengajian akbar ke lapangan PTPN XII rupanya adalah pilihan yang tepat. Semenjak perpindahan tersebut, tidak tanggung-tanggung, banyak sekali jama’ah yang datang dari luar Jember untuk mengikuti pengajian. Kesuksesan ini juga ditunjang dari ikhtiar para pengurus dalam menerapkan strategi-strategi komunikasi yang unik dan mengandung daya tarik. Sehingga mendatangkan respon positif dari masyarakat bahkan tidak sedikit yang rela berpartisipasi dalam program-program pengembangan dakwah. Partisipasi jama’ah yang besar telah menorehkan banyak sekali kebaikan. Di antara sumbangan 1000 kursi IKADI yang diperoleh dari infak para jama’ah. Penyebaran 2000 Alqur ’an Braile untuk penyandang tuna netra, serta ma’had 46 tahfidz gratis. Kesemua itu diperoleh dari sumbangan jama’ah IKADI yang luar biasa. Da’i adalah orang yang menjadi fasilitator realitas. Maka dari itu, seorang da’i harulah mencari tau apa saja fenomena-fenomena sosial yang ada dan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat luas. Menjelang bulan Ramadhan 1431H Juli 2010 beberapa pengurus IKADI yang memiliki perhatian lebih dalam hafalan Al Quran Ust.Abu Hasanuddin, ust. Syukri Nur Salim Agus Rohmawan bermufakat di rumah Ust. Khoirul Hadi, Lc dan rumah Ir.H. Endang Sulaeman untuk memperjuangkan Al Quran dengan mendidik generasi-generasi qurani dalam wadah pondok pesantren tahfizh quran. Saat itu IKADI Jember tidak memiliki tanah ataupun dana, baru sebatas keinginan yang sangat menggebu-gebu. Informasi tanah di berbagai tempat untuk lokasi pondok pun dicari. Dan akhirnya terpilihlah tanah seluas 8047m2 di km7 jalan Wisata Rembangan, Jember Jawa Timur. 3 Pada tanggal 15 Agustus 2010 bertepatan dengan tanggal 5 Ramadhan 1431H bersamaan dengan acara pengajian akbar rutin IKADI di lapangan PTPN XII dengan pembicara KH. Dr. Ahmad Hatta, MA, di-launching-lah niatan tersebut kepada jamaah pengajian, untuk bersama-sama membebaskan tanah dengan sistem Sertifikat Wakaf Tunai SWT, dengan harga Rp. 80.000m2. Untuk memudahkan masyarakat yang akan berwakaf SWT dibuat berdasarkan pecahan 1m , 5m, 10m, 25m, dan 100m. 4 Atas izin Allah, antusiasme dari jamaah IKADI secara perorangan maupun institusi sangat besar sehingga sampai dengan bulan Mei 2011 9 bulan tanah di rembangan telah terbebaskan. Mulai sertifikat 1m sampai 100m diserap 3 http:www.ibnukatsir.or.idstatis-3-visidanmisi.html ,diakses pada tanggal 3 Desember 2013. 4 Ibid. 47 masyarakat dan ada satu sertifikat wakaf tunai istimewa seluas 1000m dari satu orang. Bahkan ada satu orang dari Jakarta yang transfer hingga 7 kali selama lebih kurang 7 bulan padahal beliau berbaring di rumah sakit karena terkena kanker stadium lanjut. Ada juga seorang Anggota Dewan pusat yang ketika didatangi langsung memberikan dana sebesar 10.000 USD. Alhamdulillah, tiga kali tim IKADI fundraising di Jakarta, sekian proposal dan tool marketing yang dibuat tidaklah sia-sia karena waqif dari total perolehan Rp.665.000.000,- separuh lebih adalah dari jaringan IKADI di Jakarta dan sekitarnya. 5 Terdapat banyak kisah inspiratif yang lahir dari p embangunan ma’had tahfid Ibnu Katsir. Kisah-kisah tersebut menjadi bukti nyata akan besarnya pengaruh kekuatan jama’ah terhadap kemajuan dakwah. Terwujudnya mimpi-mimpi pengurus IKADI merupakan keniscayaan bagi da’i yang percaya pada kekuatan dan kuasa Allah Swt. Tentunya banyak biaya dan perjuangan yang harus dilakukan. Begitu pula dengan tim IKADI Jember. Ustadz Agus Rahmawan pada suatu kesempatan menuturkan beliau dan Ustadz Abu Hasanuddin dengan gigih dan semangatnya menunggui pemilik tanah di daerah rembangan, hingga mengikuti aktivitas si empunya tanah untuk mencapai kesepakatan wakaf tanah ma’had putri. Beliau berdua mengikuti aktivitas memancing bersama pemilik tanah demi mencapai sebuah kesepakatan. Berbekal sertifikat wakaf dan keyakinan pada kuasa Allah, akhirnya perjuangan itu berbuah manis dengan terjalinnya sebuah kesepakatan. Dalam perjalanan pembebasan tanah di Rembangan belum selesai, Hj. Mimin Jamilah, salah satu jama’ah IKADI Jember, yang memiliki tanah di jalan Mangga 5 Ibid. 48 18 Patrang, seluas lebih kurang 2500m2 termasuk bangunan induk dan kost- kostan tersentuh dengan program pendirian pondok pesantren tahfizh quran. Beliau mewakafkan rumahny a untuk dijadikan ma’had tahfidul qur’an. Beliau bergabung dalam barisan untuk memuliakan alquran dengan mewakafkan rumah dan tanah tersebut. Beliau bahkan menyampaikan keinginannya untuk menjadi hafidzoh. Tepat tanggal 10 Muharram 1432H bertempat di Masjid Al Falah. IKADI Jember melakukan sosialisasi pertamanya kepada masyarakat, tokoh, dan perangkat RTRW tentang adanya akdun wakaf ini, sehingga masyarakat sangat mendukung keberadaan MTQ di lingkungannya. Adanya wakaf gedung dan tanah ini merupakan bentuk pertolongan dari Allah SWT yang dipercepat bagi IKADI sementara tanah atas belum terlunasi. Sebagaimana amanah jamaah IKADI, maka pondok pesantren yang dikelola ini berdiri sendiri atau tidak menjadi cabang dari pesantren tahfizh manapun. Pengurus IKADI Jember sepakat mendirikan yayasan khusus yang menaungi pondok. Bernama Yayasan Ibnu Katsir sekaligus pondok pesantrennya dinamakan Mahad Tahfizhul Quran MTQ Ibnu Katsir sebagai bentuk penghormatan kepada Ibnu Katsir, ulama tafsir yang ternama dan diterima semua kalangan, harapannya demikian pula mahad tahfizh ini bisa bermafaat bagi sebanyak-bayaknya ummat. Tanggal 15 Mei 2011 bersamaan dengan pengajian akbar IKADI di lapangan PTPN XII, MTQ Ibnu Katsir dilaunching langsung oleh ketua IKADI Pusat Prof Dr KH Ahmad Satori Ismail MA. Dan penerimaan calon mahasantri baru untuk angkatan pertama dimulai. Dengan adanya dua lokasi mahad maka ditetapkan jln Mangga sebagai Kampus 1 sekaligus lokasi awal pusat kegiatan pesantren dan jln 49 Wisata Rembangan KM 7 sebagai pusat kegiatan santri di lapangan, kegiatan ekstra kurikuler, wisma tamu dan kegiatan ekonomi bisnis untuk menunjang operasional mahad. 6 Berdirinya ma’had tahfidzul qur’an Ibnu Katsir telah melibatkan pengorbanan dan kerelaan banyak pihak. Khususnya kepada Lembaga Puslit Kakao Jember yang banyak membantu kegiatan dakwah IKADI. Untuk menjaga kepercayaan tersebut dan sebagai kompensasi dari amal jariyah jama’ah, maka IKADI berinisiatif untuk mengadakan pengajian akbar yang dikemas berbeda dengan pengajian sebelumnya. dengan nama majlis dhuha. Pada pengajian ini, kegiatan- kegiatan sunnah dijalankan secara berjama’ah. Seperti dzikir pagi, sholat dhuha, dan muhasabah. Cara penyampaian isi dakwah pun cukup unik karena majlis dhuha mendatangkan narasumber-narasumber yang memiliki latar belakang seorang trainer. Sehingga pembawaannya pun lebih atraktif dan entertain. Serta kelebihan-kelebihan lainnya yang akan diulas lebih lanjut pada pembahsan selanjutnya.

2. Visi dan Misi

Visi IKADI Jember sejalan dengan IKADI Pusat yaitu menjadi wadah para dai untuk menebar kebaikan agar Islam menjadi rahmat bagi seluruh alam. Sedangkan misinya adalah menjadi lembaga dakwah yang memberi pencerahan pada masya rakat dengan memberdayakan da’i-dai muda.

3. Struktur Kepengurusan

Ketua : Ustadz Abu Hasanuddin, S.Pd 6 Ibid. 50 Sekretaris : Novan Yudhistira, S.E. Bendahara : Bapak Warsito Bid. Dakwah : Ustadz Imam Syafi’I, Bid. Pendidikan : Ustadz Ustadz Muhammad Fadhil HumasKesekretariatan : Didik Supriyanto Manajer Operasional : Ustadz Imam Syafi’I,

4. Program-Program Unggulan

a. Pengajian Akbar PTPN XII

Pengajian akbar ini merupakan program IKADI Jember sejak tahun 2007 hingga sekarang. Selama 6 tahun, lapangan PTPN XII yang beralamat di Jalan Gajah Mada Jember dapat menampung ratusan jama’ah IKADI dan menjadi wadah silaturrahim di antara jama’ah. Pengajian ini diadakan setiap bulan di minggu ketiga tepatnya hari Ahad. Pengajian di mulai pada pukul 07.00-09.00 WIB. Berawal dari pengajian akbar inilah, partisipasi jama’ah tersalurkan melalui infak kursi, sumbangan Al- Qur’an Braile untuk penyandang tuna netra, hingga pendirian ma’had tahfidzul Qur’an Ibnu Katsir.

b. Pemberantasan Buta Aksara Al-qur’an Braille

Umat Islam memiliki kewajiban untuk membaca dan memahami isi Al- Qur’an. Karena penyandang tuna netra merupakan kelompok berkebutuhan khusus, maka diperlukan Alqur’an yang khusus pula. Namun, tidak semua tunanetra muslim memiliki Alqur’an braille. Sebab, harganya relative mahal. 51 Atas dasar inilah, IKADI Jember bekerja sama dengan ITMI Ikatan Tunanetra Muslim Indonesia menghimpun wakaf tunai Al- Qur’an Braille dari berbagai lembaga dan donatur. Harga satu set Al- Qur’an Braille 30 juz sekitar Rp 2.000.000,-. Berbekal pertolongan Allah Swt lewat infaq dari para jama’ah IKADI, terkumpulah dana sebesar Rp 60.000.000,- sehingga sebanyak 30 set A lqur’an Braille lengkap 30 juz dapat terdistribusikan ke-4 kabupaten di Jawa Timur. Cara mendistribusikannya pun unik. Pengurus IKADI Jember bersilaturrahim dengan genk motor dari kalangan anak muda untuk membantu mendistribusikan Al- Qur’an Braille kepada para tunanetra yang membutuhkan.

c. Ma’had Tahfidzul Qur’an Ibnu Katsir

Ma’had Tahfid Ibnu Katsir adalah lembaga pendidikan Tahfidz Al-Qur’an yang didirikan oleh IKADI Jember di bawah naungan Yayasan Ibnu Katsir. Tujuannya, untuk mendirikan dan mengembangkan pola pendidikan tahfidzul Qur’an terpadu berbasis pesantren dengan metode integrated dan modern yang teradopsi dari kurikulum Ma’had Tahfidz Qur’an Syiria serta bekerja sama dengan Univeristas Terbuka UT. Ma’had Ibnu Katsir memberikan beasiswa penuh selama 4 tahun bagi para remaja lulusan SMA atau sederajat yang memenuhi kriteria dan lulus seleksi. Selain sebagai da ’iyah, output dari proses pendidikan ma’had Ibnu Katsir yaitu, alumni akan dipromosikan menjadi manajer dan pengelola lembaga pendidikan yang dikembangkan Ibnu Katsir sebagai investasi SDM yang diharapkan mampu menjawab tantangan dan kebutuhan umat.

d. Majlis Dhuha