Ma’had Tahfidzul Qur’an Ibnu Katsir Majlis Dhuha

53 Sehingga, diharapkan orang yang datang ke acara ini, dapat membawa serta keluarga dan teman- temannya. Jama’ah dikondisikan seperti berada dalam wisata religi yang bernuansa kekeluargaan. Dengan mengangkat tagline menebar rahmat, kokohkan ukhuwah, meraih berkah, Majlis Dhuha ingin menampilkan wajah Islam yang satu, damai dan 100 murni terlepas dari tendensi kelompok atau golongan tertentu. Berlandaskan satu tujuan yaitu menebarkan ilmu Al- Qur’an dan Sunnah. b Segmentasi Salah satu cara untuk menghasilkan komunikasi yang efektif adalah dengan mengetahui siapa sasaran komunikannya. Lapisan masyarakat yang heterogen tentunya memiliki respon atau daya tangkap pesan yang berbeda. Untuk mempermudah proses komunikasi, maka Majlis Dhuha memfokuskan segmen jama’ah kelas atas secara akademik. Karena pada umumnya,orang-orang yang berpendidikan telah mengoptimalkan daya kognitifnya sehingga lebih mudah menerima ilmu. Allah Swt menyeru manusia dalam surah Ali-Imron: ayat 9 untuk senantiasa mengoptimalkan daya berpikirnya: Artinya: Sesungguhnya dalam penciptaan langit langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, 54 Jika daya kognitif telah kuat, tentunya akan lebih mudah untuk mengarahkan jama’ah menyuburkan daya afektif dengan merasakan dan mencintai Islam lewat iman. c Passioning Passion merupakan emosi yang melibatkan perasaan, antisuasme, atau keinginan yang kuat akan sesuatu. Passion setiap orang berbeda-beda. Menemukan passion sangatlah penting, karena dengan passion seseorang bisa mere-charge energy dan semangat dalam bekerja. Semangat itulah yang akhirnya akan menghasilkan totalitas kerja yang manfaatnya dapat dirasakan orang lain. Dalam Islam, passion berarti ghirah. Tim majlis dhuha pun menyadari akan hal ini. Dakwah akan sampai pada mad’u apabila da’I menyampaikannya dengan ghirah. Bukan semata-mata substansi pesan yang menjadi faktor penentu. Setelah memiliki differensiasi dan menentukan segmentasi, tim majlis dhuha mulai menemukan passion untuk menghadirkan pengajian akbar yang unik dan menarik. Melalui kemasan semi-training, pemilihan narasumber menjadi poin penting. Karena narasumber merupakan representasi dari citra Majlis Dhuha selanjutnya. Jama’ah mengikuti pengajian lagi atau tidak sangat bergantung pada kredibiltas narasumber. Untuk itu, tim majlis dhuha sangat selektif dan memiliki standart pelayanan tertentu bagi narasumber, di antaranya: 1 Nara sumber diupayakan memiliki basic trainer berskala nasional 2 Transpot narasumber yang dipatok minimal RP 5.000.000,- 3 Tiket pulang-pergi untuk Narasumber Selain dari segi penceramah dan metode penyampaian, majlis dhuha juga menghadirkan konten kegiatan yang tidak biasa. Tanpa keluar dari tema yang 55 mengusung Islam yang satu, beberapa kegiatan sunnah dapat dilakukan secara berjama’ah. Misalnya, sebelum memulai pengajian akbar, jama’ah diajak untuk membaca dzikir pagi al- ma’surat secara bersama-sama. Setelah ceramah, jama’ah kembali dihanyutkan dalam doa dan muhasabah yang menyentuh hati. Dilanjutkan dengan sholat dhuha bersama di masjid Puslit Kakao. d Branding Segala bentuk upaya dilakukan oleh tim majlis dhuha untuk meningkatkan partisipasi jama’ah. Salah satunya dengan strategi branding. Branding mencakup kesan, citra, dan identitas seperti apa yang ingin dibangunmajlis dhuha di benak jama’ahnya. Branding pun menentukan popularitas majlis dhuha di mata masyarakat luas. Untuk itu, tim majlis dhuha membuat logo agar mudah dikenali oleh masyarakat. Gambar 2 Logo majlis Dhuha Branding tidak selalu identik dengan logo. Tim majlis dhuha berinovasi dengan kostum pengajian yang disunnah muakad-kan menggunakan warna putih. Putih melambangkan kesucian dan menambah kesyahduan kegiatan majlis dhuha IKADI Jember. 56 Untuk mengimbangi pembangunan citra majlis dhuha melalui branding, tim majlis dhuha mempromosikan setiap kegiatan terbaru kepada jama’ah melalui media social facebook, sms, promosi melalui iklan di Jtv dan radio prosalina, dan tentunya di pengajian akbar PTPN XII yang telah lebih dulu mempunyai basis massa. Selain social media dan media elektronik, tim majlis dhuha pun memanfaatkan media cetak melalui bulletin Ibnu Katsir, kalender IKADI Jember, dan brosur majlis dhuha yang secara gratis dibagikan kepada jama’ah. Pemanfaatan media komunikasi tentunya membawa pengaruh yang besar terhadap tingkat partisipasi jama’ah karena dengan maraknya informasi melalui media komunikasi akan menambah kepercayaan jama’ah.

e. Layanan Konsultasi Syariah

Setelah acara majlis dhuha, para jama’ah IKADI Jember juga dapat menikmati konsultasi syariah gratis yang sengaja disiapkan oleh tim majlis dhuha. Khususnya untuk menangani masalah zakat, infaq, dan shadaqoh atau pun permasalahan syariat lainnya. Layanan ini tidak dipungut biaya dan bebas terbuka untuk siapapun.

f. Layanan Kesehatan

Kesehatan merupakan harta yang berharga. Selama enam hari penuh kebanyakan orang beraktivitas dan kurang mempedulikan kesehatannya. Majlis dhuha yang hadir di hari Minggu dengan konsep rekreatif diharapkan dapat memberikan angin segar bagi kesehatan jasmani dan rohani para jama’ah. Keluhan- keluhan kesehatan yang dirasakan jama’ah difasilitasi oleh pihak IKADI bersama tim majlis dhuha dengan menyelenggarakan layanan kesehatan yang bekerja sama dengan mahasiwa-mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas 57 Jember. Tidak hanya selepas pengajian, para jama’ah pun dapat berkonsultasi langsung dengan dokter spesialis melalui surat yang dikirimkan ke redaksi bulletin Ibnu Katsir.

g. GeMMA Gerakan Mencintai dan Memuliakan Al-Qur’an

Ramadan disebut pula sebagai bulan Alquran. Di bulan suci inilah Alquran kali pertama diturunkan Allah kepada Rasulullah Muhammad SAW. Ma’had Tahfizh Quran Ibnu Katsir menjadikan Ramadhan 1434 H sebagai momen meluncurkan GeMMA Gerakan Mencintai dan Memuliakan Alquran. GeMMA yang telah berjalan beberapa bulan terakhir, kini melahirkan beberapa anak program, yaitu:  Rumah Qur’an Saat ini yang telah aktif berjalan antara lain: Rumah Qur’an di jalan Pattimura di k ediaman Bapak H. Kholik dengan program tadabbur Qur’an dan tafsir Qur’an.  Tahsin Qur’an Program ini baru berjalan khusus untuk ibu-ibu dan remaja putri yang berminat untuk memperbaiki kualitas bacaan Al- Qur’annya.  Kampung Qur’an Merupakan program terbaru GeMMA yang mengusung system “one santri one family” yaitu satu santri mengajar pada satu keluarga yang berminat untuk belajar Al- Qur’an. Untuk sementara yang mendapat layanan ini adalah keluarga yang berada di sekitar Ma’had Ibnu Katsir. Tujuannya adalah agar santri mampu megaplikasikan ilmu yang sudah didapat dan menjalin tali silaturrahim dengan warga sekitar. 58 Cara- cara IKADI Jember dan Ma’had Ibnu Katsir dalam membumikan GeMMA ini pun terlihat unik antara lain: sosialisasi untuk mencintai dan memuliakan Alquran dengan menggunakan angkutan umum sebagai salah satu sarana sosialisasi karena efektifitas dan efisiensi. Angkutan umum setiap hari berjalan ratusan kilometer, dilihat ribuan orang. Insya Allah sosialisasi lebih efektif dan tentu saja murah karena para pemilik angkutan dengan sukarela tanpa dibayar menyediakan mobil mereka untuk di-branding. Untuk memperkuat sosialisasi, brand GeMMA yang dipasang di kaca-kaca belakang angkutan bergambar Ustadz Abu Hasanuddin pimpinan IKADI Jember dan Mudir Ma’had Ibnu Katsir bersama Anang Hermansyah, penyayi tenar kelahiran Jember yang sangat mendukung kegiatan GeMMA. Selain perorangan, IKADI Jember pun menggandeng berbagai pihak untuk terlibat dalam GeMMA. “GeMMA juga didukung manajemen PTPN XII, Pusat Penelitan Kopi dan Kakao, Radar Jember sendiri, serta sejumlah perusahaan yang banyak sekali memberikan dukungan moril dan materiil terhadap GeMMA.

h. Pelatihan Khotib

Sejalan dengan misi IKADI Jember, yaitu menjadi lembaga dakwah yang memberi pencerahan pada masyarak at dengan memberdayakan da’i-dai muda, maka program pelatihan khotib atau muballigh ini dianggap urgent. Pelatihan khotib berjalan setiap satu bulan satu kali. Dengan memberdayakan Sumber Daya Muda yang menjadi pengurus ataupun hasil rekrutan jama’ah yang ingin mendalami public speaking. Tempat latihan pun kondisional, disesuaikan dengan kesepakatan peserta latihan secara bergilir untuk meningkatkan ukhuwah di antara peserta.