30
Semakin besar tingkat partisipasi semakin besar pula status sosial yang dimilikinya. Ia merupakan suatu proses identifikasi diri seseorang untuk menjadi
peserta dalam suatu proses kegiatan bersama dalam situasi social tertentu. Oleh karena itu unsur intern dalam partisipasi adalah adanya keterlibatan mental dan
emosional.
15
Pada konteks partisipasi dakwah, kata partisipasi memilik makna kemampuan seseorang atau sekelompok orang untuk melakukan sesuatu secara sadar dan
sukarela serta mampu mengajak orang lain untuk bergabung bersamanya yang diyakini sebagai suatu kebaikan.
2. Partisipasi Sebagai Efek Komunikasi
Dalam berkomunikasi untuk membangkitkan partisipatif masyarakat, Harmoko mengemukakan bahwa pesan yang disampaikan kepada khalayak haruslah:
16
a. Menyuguhkan berita hangat yang isinya cocok dengan kepentingan masyarakat.
b. Menggugah hati masyarakat sehingga gagasan dan perasaan yang disampaikan
oleh si pembawa pesan sudah seperti milik si penerima pesan itu sendiri. c.
Menimbulkan dorongan bertindak bagi sasaran khalayak secara spontan dan penuh kesan.
Untuk mendorong tingkat partisipasi melalui proses komunikasi, para ahli komunikasi sependapat bahwa dalam melancarkan komunikasi lebih baik
mempergunakan pendekatan yang disebut A-A Procedure atau from Attention to Action Procedure. AA Procedure adalah penyederhanaan dari suatu proses; Attention
15
Soejono Sukanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Rajawali Press,1996, hal.
192
16
Harmoko, Ironi Pembangunan di Negara Berkembang, Jakarta, Sinar Harapan, 1985 h. 21.
31
perhatian, Interest minat, Desire kemauan atau hasrat, Decision keputusan, dan Action tindakan. Jadi proses perubahan sebagai efek komunikasi dimulai dengan
membangkitkan perhatian. Apabila perhatian komunikan telah terbangkitkan, hendaknya disusul dengan upaya menumbuhkan minat, yang merupakan derajat yang
lebih tinggi dari perhatian. Minat adalah kelanjutan dari perhatian yang merupakan titik tolak bagi timbulnya hasrat untuk melakukan suatu kegiatan yang diharapkan
komunikator. Hanya ada hasrat saja pada diri komunikan, bagi komunikator belum berarti apa-apa sebab harus dilanjutkan dengan datangnya keputusan, yakni
keputusan untuk melakukan tindakan. Selain melalui pendekatan di atas, maka seseorang komunikator harus mempunyai kemampuan untuk melakukan perubahan
sikap, pendapat, dan tingkah laku apabila dirinya terdapat faktor-faktor kredibilitas dan attractiveness.
3. Jenis Partisipasi dalam Lingkup Komunikasi
Partisipasi merupakan salah satu bentuk efek dari terjadinya proses komunikasi. Apabila tingkat partisipasi khalayak tinggi, dapat diasumsikan bahwa komunikasi
yang diterapkan telah mencapai sasaran yang tepat. Dalam masyarakat atau pun jama’ah dakwah tentunya memiliki model yang berbeda-beda dalam menunjukkan
sisi partisipasinya. Berdasarkan lingkup komunikasi, terdapat dua jenis partisipasi, yaitu partisipasi aktif dan partisipasi pasif:
- Partisipasi aktif, adalah partisipasi yang berlangsung karena adanya
komunikasi dua arah. Sehingga memungkinkan adanya timbal-balik secara langsung dan memicu keterlibatan aktif para anggota-anggota komunikasi.